.
.
.
Sudah satu minggu sejak di rawatnya Freesya di rumah sakit akibat mengalami kecelakaan dan satu minggu pula Freesya melupakan Alvano.Dampak dari kecelakaan yang mengakibatkan gadis itu mengalami amnesia dan hanya mengingat kedua orang tuanya dan juga Ervan.
Selama ini Alvano curiga dengan hal demikian,dari mana gadisnya mengenal Ervan?bukankah mereka berdua hanya sebatas mengenal nama?
Satu minggu Alvano terus berjuang untuk mengembalikan ingatan gadisnya perlahan,namun selama ini yang didapat kaki-laki itu hanya angan-angan.
Alvano semakin jauh dengan Freesya sementara Ervan semakin dekat dengan Freesya.seperti saat ini,Alvano berada dibalik pohon yang melihat mereka berdua duduk di taman rumah sakit dengan Ervan yang menyuapkan makanan pada gadisnya.
"Kita,sejauh ini sya?"monolog Alvano.laki-laki itu mengepalkan tangannya yang menempel pada kayu pohon,mata tajam nan dingin kembali terlukis di wajahnya.
"Terus kemarin gunanya kita sedeket itu buat apa?kalo aku bisa muter waktu,aku akan puter pada hari dimana kamu kecelakaan sya!aku ngga bakal ijinin kamu ngendarai motor sendirian"lanjut Alvano berbicara seorang diri.
"Kalo awal cerita namanya apa?"
Ucapan tersebut berasal dari Aldi yang datang dari arah belakang Alvano bersama Rayyan dan juga twins.
"Prolog"jawab Baswara dengan kedua tangan yang dimasukkan dalam saku hodi.
"Kalo ahir certia?"tanya ulang Aldi.
"Epilog"jawab Rayyan.
"Kalo ngomong sendiri namanya apa?"tanya Aldi namun ditanggapi dengan baik oleh mereka.
"Monolog"ucap Baskara berjalan mendekat kearah Alvano yang masih menatap kearah Freesya.
"Kalo saling bicara sama orang kayak kita gini apa?"kembali Aldi bertanya.
"Dialog"jawab Alvano dingin.laki-laki itu berbalik dan duduk di bangku taman bersama Rayyan dan Baskara.
"Kalo saling jatuh cinta sama yang beda agama tapi ahirnya dia dilupain apa?upss..."lanjut Aldi.
Rayyan dan twins kompak menyeringai tajam dan melirik Alvano.
"Goblog!!"ucap mereka berempat yang ditunjukkan untuk Alvano.
Sementara Alvano yang merasa tersindir menatap tajam keempat sahabatnya menggunakan ekor mata.
"Mumpung di RS al,lo ngga cuci darah sekalian?harusnya lo kan udah cuci darah tiga kali dalam minggu ini"seru Baskara.
"Gue mau cuci darah lagi kalo ditemenin freesya"jawab Alvano kembali menatap lurus kedepan,dimana Freesya dan Ervan masih duduk berdua disana.
"Kalo lo mau mati ngomong aja,biar gue bunuh sekalian!"ucap Rayyan dengan nada tinggi.
"Ck!gapapa kalo gue mati,lagian satu-satunya orang yang gue jadiin alesan buat bertahan hidup udah gak kenal gue lagi"lirih Alvano menunduk dalam.
"Kalo lo mati terus ingatan freesya kembali lo bakal gimana?kita jelasin apa ke dia?"balas Baskara menaikkan satu kakinya yang menumpu pada kaki lainnya.
'umur gue tinggal delapan puluh satu hari,gue gabisa mastiin kalo ingatan freesya kembali secepet itu.gue kira di sisa umur gue ini bakal selalu ditemenin freesya,ngehabisin waktu bareng dia' ucap Alvano namun hanya mampu dilantunkan dalam hati.
"Lupain"seru Alvano tak nyaman dengan pembicaraan tersebut.
"Dia bisa balik gak yah?"ucap Aldi yang didengar jelas oleh keempatnya.