.
.
.
Setelah meyakinkan dirinya Alvano memasuki ruang VVIP dimana Freesya sudah dipindahkan.dari ambang pintu terlihat gadis tersebut masih belum sadarkan diri sejak siang tadi.Didalam ruangan terdapat inti LINTANG yang senantiasa menjaga dan menunggu Freesya sejak pagi tadi.
Sementara kedua orang tua Freesya pulang kerumah untuk menyiapkan keperluan yang Freesya butuhkan hingga dua hari kedepan.
Alvano melangkah hingga berada di samping brankar gadisnya.ia melihat perban yang membalut melingkar di kepala Freesya.
Wajah pucat dengan dihiasi beberapa lebam diwajahnya namun masih terlihat cantik dan tidak melunturkan sedikitpun perasaan yang Alvano miliki.
Laki-laki itu duduk di kursi yang berada disamping brankar.menggenggam telapak tangan Freesya yang terdapat selang infus.
Alvano mengecup lama punggung tangan tersebut.
"Queen,bangun....aku kangen kamu!aku mohon queen...buka mata kamu"lirih Alvano menahan kuat-kuat rasa sakitnya yang menjalar di rongga dada.
"Maafin aku...harusnya aku ngga ngebiarin kamu naik motor sendiri,lain kali aku ngga akan luluh sama permohonan kamu!"ucap Alvano mengajak gadisnya berbicara walaupun hanya alat monitor yang menjawabnya.
Sementara inti LINTANG yang menyaksikannya merasa kasihan dengan Alvano.Langit yang semula ingin memukul habis-habisan laki-laki tersebut karna lalai dalam menjaga adiknya pada akhirnya sadar jika semua kejadian tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan Alvano.
Malahan Langit yang harus berterimakasih pada Alvano karna telah berkorban besar untuk adiknya.Langit sudah melihat vidio yang beredar di media sosial.bagaimana Alvano membawa adiknya menuju rumah sakit dengan berjalan kaki.
Dari sana sudah membuktikan jika Alvano itu terlihat sangat mencintai Freesya.bagaimana Alvano tidak ingin menunggu ambulance dan bergegas pergi menuju rumah sakit agar Freesya segera ditangani tanpa menunggu lama.
"Queen?"ucap Alvano merasakan jari lentik gadisnya bergerak.
Seketika inti LINTANG yang semula menunggu di sofa dalam ruangan segera bangkit dan mendekat.
Perlahan tapi pasti kedua bola mata Freesya terbuka.gadis itu mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang terang di dalam ruangan.
"K-kalian siapa?!"ucap Freesya dengan gemetar.gadis cantik itu memegang kepalanya yang terasa sangat sakit.
Deg...
Bagaikan dihantam ribuan tombak,Alvano dan Langit dibuat menggeleng dengan pernyataan Freesya.
"Hahah,sya lo ngga mungkin lupa sama abang kan?"tanya Langit mendekat namun malahan membuat Freesya semakin takut dibuatnya.
"Queen kamu pasti inget aku kan?"unar Alvano hendak meraih lengannya namun Freesya menepisnya begitu saja.
"Kalian siapa?jangan deket-deket!jangan sentuh saya!"seru Freesya bangkit dari tidurnya dan terduduk di tempat tidur.
"Queen"lirih Alvano masih berusaha mendekati Freesya namun gadis itu malahan mendekap laki-laki yang berada disamping kirinya gadis itu.
"T-takut hiks...jangan mendekat!!"pekik Freesya dengan tubuh bergetar.
Alvano yang melihatnya dibuat tercengang.mengapa gadisnya malahan memeluk...ERVAN??
Bahkan Ervin dan Farrel sampai menganga melihatnya.dan entah karna apa kali ini mereka berdua tidak berbuat ulah dan lebih banyak diam.
"Sya,aku cowok kamu.kenapa kamu peluk dia?"ucap Alvano hendak melerai pelukan mereka berdua.