.
.
.
Kini di area parkiran RS kedua orang tua,kakak,serta Alvano tengah memperebutkan dirinya.sekarang pukul 15:40 dirinya sudah diperbolehkan pulang karna kondisinya sangat sehat,hanya saja mungkin akan trauma dengan tempat tinggi atau bahkan tidak lagi memiliki hobi menndaki gunung,melihat matahari terbenam dari atas rofftop gedung tinggi,dan pergi kebukit seperti biasanya.Freesya bersandar pada mobil ayahnya yang sudah siap ditumpangi,namun Langit dan Alvano juga ingin membawa dirinya menaiki motor hanya saja Adinata dan Natsha tidak memperbolehkannya.
Ide cemerlang muncul dari otaknya.sementara orang-orang ini bertengkar memperebutkan dirinya Freesya mengarah pada motor Alvano yang sudah terdapat kunci disana.jarak mereka dengan motor Alvano terhalang mobil sang ayah pasti mereka tidak akan mengetahui dirinya kabur.
Berjalan mengendap-endap melewati bagian depan mobil,menaiki motor tersebut menyalakan mesinnya kemudian bergegas pergi dari sana.
Brumm...
Sepertinya diantara mereka tidak ada yang mengetahui
"Engga bang,adek biar sama mama papa!kasian kan kalo naik motor nanti kena angin sore gabaik"sarkas Natasha diangguki Adinata.
"Justru dia kasian kalo naik mobil maa,jadi nyamuk didalem nanti mabok dianya"kesal langit.
"Daripada diperebutkan kayak gini mending queen sama saya aja om tante biar lanjutin aja kegiatan yang tertunda bang langit juga katanya ada janji sama kak senja kan.gih sana"seru Alvano pada mereka.
Dirinya dihadiahi tatapan tajam oleh ketiganya,Alvano mengalihkan pandangan dan tersadar jika motor sport dan Freesya hilang.sementara Adinata,Natasha,dan Langit masih bertengkar Alvano merampas kunci motor yang ada di tangan Langit.berlari menuju motor sport merah milik Langit.
"Gue pinjem motor lo bentar bang"ijinnya mengendarai motor tersebut melesat melintasi jalan raya.
Langit yang tersadar motornya dibawa kabur sementara adiknya juga kabur sedaritadi mengumpati mereka.
"Buangke!"lirih Langit yang masih didengar orang tuanya.
"Bilang apa bang?coba ulangi!"Natasha membelalakan matanya mendengar ucapan Langit.
"E-eh ngga mah,salah denger kali.i-itu abang cuma mau bilang kalo adek kabur pake motor vano terus si vanonya ikut kabur pake motor abang"ucap Langit melirik kearah samping mobil yang seharusnya terparkir dua motor dan Freesya yang seharusnya bersandar pada pintu mobil dan Alvano yang juga seharusnya ada di sampingnya.
"Yaampun tu anak!disini lagi pada ributin dia malah enak-enak kabur"Natasha geleng-geleng kepala mengetahui kelakuan sang anak.
"Emang bener-bener tu curut,keluarin dari Kartu Keluarga aja gak si pah mah?"Langit mengambil kesempatan dalam kesempitan.
"Gapapa si nanti mama sama papa juga ikut adek keluar dari KK"seru Adinata.
"Lah?sama aja langit yang di buang dong?"kesalnya pada sang ayah.
"Setuju tuh mama"sahut Natasha terkekeh dan memasuki mobil samping kemudi.
"Baik-baik disini ya bang,semoga cepet pulih dan keluar dari RSJ"Adinata menepuk dua kali bahunya lalu berjalan mengitari mobil untuk masuk kedalamnya dan melajukan mobilnya keluar dari pekarangan RS.
"Loh-loh-loh.ini ceritanya gue orang stres yang dibuang disini gitu?"tanyanya pada diri sendiri.
"Hobi banget si mereka nistain gue?parah!"ucapnya melangkahkan kaki dari tempatnya.