.
.
.Setelah semuanya kembali sejak pulang dan mengganti pakaian sekarang sudah berkumpul kembali di markas besar LINTANG.menunggu beberapa anggota yang izin pulang dan akan kembali sebentar lagi.
"Mencintai seseorang adalah hal yang biasa,dicintai oleh seseroang adalah sesuatu,dan mencintai seseorang yang juga mencintai kita adalah suatu hal yang luar biasa"ucap Freesya membelai rambut hitam Alvano yang terbaring di pangkuannya sedang bermain game.
Sontak Alvano tak lagi memperdulikan game di tangannya.laki-laki itu memikirkan hal yang diucapkan sang gadis kemudian tersenyum manis"jebul sebahagia iki,iso bareng karo wong seng di karepke"sahutnya tersenyum memandang wajah cantik sang gadis dari bawah.
Freesya terkekeh kemudian berucap"kulo mboten sebejik seng sampean bayangke"ucapnya masih dengan menunduk dan memainkan rambut Alvano.
"Nggeh,merga sampean luwih kang opo seng kulo bayangaken"jawab Alvano masih dengan tersenyum dan saling beradu tatapan dengan Freesya.
"Ingin di cintai dengan hebat namun lupa jika aku bukan wanita cantik"ucap Freesya tiba-tiba.
"Kamu gaboleh insecyur!mereka berbeda di pandangan orang-orang.kamu cantik,cantik dimata orang yang tepat!bahkan dimata aku kamu lebih indah dari senja-
"Senja gue??!!"potong Langit melebarkan kedua bola mata.sontak Alvano mendengus.
"Kamu lebih indah dari bunga"ucap Alvano mengganti kalimatnya.
"Aku ga mau di bandingkan dengan bunga,karna bunga akan dibuang ketika aromanya telah pudar"sahut Freesya.
"Kamu lebih indah dari bintang yang paling terang"lanjut Alvano tak menyerah.
"Bintang paling terang dilangit sebenernya meteor yang sedang menuju kehancuran"balas Freesya semakin membuat Alvano bingung.
"Kamu lebih indah daripada dunia dan seisinya"ucap Alvano masih belum menyerah.
"Dunia dan seisinya akan dihancurkan ketika waktunya telah tiba,lalu apakah anda ingin menghancurkanku di kemudian hari tuan??"tanya Freesya dengan bahasa formal di akhir kalimatnya.
"Jika begitu,kecantikanmu tidak dapat dideskrpsikan dan dibandingkan dengan apapun yang ada di dunia ini nona,kamu ciptaan yang sangat indah melebihi kesempurnaan manapun yang pernah saya lihat"ucap Alvano mengikuti Fresya dengan bahasa yang juga formal.
"Apakah anda salah satu siluman buaya darat tuan??"tanya Freesya walaupun terselip salting ketika mendengar ucapan Alvano.
"Saya bukan seperti laki-laki di luaran sana,semua yang saya katakan akan saya pertimbangkan seribu kali sebelum mengucapkannya nona"jawab Alvano menangkup kedua pipi Freesya.
"Bolehkah saya memegang ucapanmu,tuan?"lanjut Freesya bertanya.
"Tentu"jawab Alvano dengan yakin.
"Perkataanmu menembus hati,semoga perlakuanmu sama dengan apa yang kamu ucapkan tuan"ucap Freesya menurunkan kedua telapak tangan Alvano yang masih mengusap kedua pipinya.
"Ekhem.antara manisnya syahadat dan dahsyatnya syafaat semoga sujudku dan sujudmu bertemu di amiin yang sama"celutak Langit dan Calvin.
Alvano bangkit dan duduk disamping Freesya ketika mendengar kakaknya berucap.laki-laki itu memandang datar keduanya diikuti Freesya.
"Ketika seseorang yang pandai merangkai kata-kata disatukan"celutak Lisha yang duduk disamping Baswara.
"Mang oleh se puitis kui??"tanya Hilya menaikkan satu alisnya.