.
.
.
"Pasien sebelumnya terancam meninggal karna racun ular yang sangat berbahaya,tapi untungnya cepat dibawa kemari dan racun tersebut sudah kami ambil.dengan mengikatkan kain pada lengannya juga dapat menghambat racun yang menyebar"jelas sang dokter."Apakah sekarang pasien sudah boleh saya lihat?"tanya Alvano.
"Tentu,setelah pasien dipindahkan pada ruang rawat anda bisa menjenguknya"jawab dokter tersebut ramah.
Alvano mengangguk singkat "jika begitu saya permisi menangani pasien lain"pamit dokter meninggalkan Alvano didepan pintu UGD.
Setelah dipindahkan pada ruang rawat Alvano selalu menemaninya tanpa sedetik berlalu.sekarang Freesya sedang tidur beristirahat setelah meminum obat.
Beberapa jam Alvano menunggu dan mendapat kabar dari kakaknya bahwa orang tua Freesya baru akan terbang ke indonesia nanti malam.sementara Langit masih dalam pengaruh minuman alkohol.
Alvano membawa telapak tangan gadisnya untuk ia genggam.menciumnya beberapa kali kemudian netranya memandang wajah Freesya yang menutup matanya.
"Queen,aku minta maaf belum bisa jagain kamu"lirih Alvano disamping telinga Freesyaa.
Kedua bola mata Freesya mengerjap menyesuaikan cahaya terang di ruangan tersebut.netranya mendapati Alvano yang terus menggenggam telapak tangannya sambil menunduk.
Dengan cepat ia menarik tangannya membuat Alvano menatap dirinya."lo ngapain disini?"ketus Freesya mengalihkan pandangan.
"Sekarang kamu percaya kalo allyn bukan orang baik?"tanya Alvano tiba-tiba membuat kerutan di dahi Freesya terlihat.
"Kenapa jadi nyalahin kak allyn?"
Alvano menghembuskan nafas "kamu masih tanya kenapa?dengan kamu kaya gini udah ngebuktiin dia nyakitin kamu!pasti dia yang sengaja naruh ular diwastafel"tuduh Alvano.
"Kak!udah deh,emang kamu ada bukti kalo dia yang taruh ular disana?jangan nuduh tanpa ada bukti!"bela Freesya.
"Aku yakin seratus persen kalo dia kaya gitu!dulu aja di sekolah lama dia sering ngejahatin orang yang deket sama aku.coba kamu liat dari dulu kita aman aja terus sejak datengnya dia kita jadi banyak masalah kan?"ucap Alvano mencoba tidak terbawa emosi.
"Kamu kenapa si jadi kaya gitu?"curiga Freesya"habis kenalan sama siapa?kenapa sifat kamu jadi berubah gini?"
"Kamu yang udah ngapain aja sama baskara?!kenapa kamu jadi ngga percayaan sama aku?"ketus Alvano.
"Emang aku ngapain?"
"Ck.masih ngelak,jangan kira aku ngga denger ucapan kalian di lorong tadi pagi!ternyata kalian udah sejauh itu ya"kesal Alvano.
Freesya berpikir keras apa yang sebelumnya ia katakan pada Baswara ketika di lorong.matanya membelalak ketika mengingatnya.jangan bilang jika Alvano salah mengartikan percakapannya dengan Baswara?
"Emang kakak denger semua percakapan kita?enggak kan?kenapa si kamu jadi mudah nyimpulin yang ada di pikiran kamu tanpa tau kenyataannya?setiap ucapan pasti ada kejadian kan,emang kakak liat kejadiannya kaya apa?"sentak Freesya diakhir kalimatnya.
"Terus aku harus ngeliat secara langsung kalo kalian beneran ngelakuin itu?"kekeh Alvano.
"Udah lah aku cape sama sifat kamu yang langsung nyimpulin sesuatu tanpa tau kenyataannya!"Freesya membalikkan tubuhnya membelakangi Alvano.
"Dan asal kamu tau aku juga cape sama sifat ngga percayaan sama aku"lirih Alvano namun masih terdengar jelas olehnya.
"Nanti malem kamu mau ngelakuin itu lagi sama dia kan?cewe shibal!"ucap Alvano dengan bahasa korea diakhir kalimatnya tanpa menyaring perkataannya.