.
.
.Kamis pagi dengan cuaca cerah dan angin yang meniup deburan debu menemani seorang laki-laki yang melangkah menyusuri jalan hendak menuju sekolah.Alvano sebenarnya dari rumah membawa motornya namun saat di pertengahan jalan tiba-tiba saja mengalami mogok.jadilah Alvano menitipkannya pada warung pinggir jalan dan memilih melanjutkan berangkat sekolah dengan berjalan kaki.
Sepanjang jalan Alvano hanya melangkah tanpa niat.bisa saja dirinya memilih mlipir daripada seperti ini namun Alvano urungkan karna ingin menjadi murid teladan di sekolah.bonusnya ketemu crush.
Alvano masih melangkah di jalanan yang cukup sepi hingga lima pria berbadan besar dan beberapa yang memiliki tato di tubuhnya menghadang jalan yang ingin Alvano lalui.
Dirinya menatap tak minat pada kelima pria tersebut.
"Maaf om saya lagi ngga mood berantem"ucap Alvano malas.
Sontak kelima preman yang disebut sebagai om-om melebarkan bola matanya.
"Heh kamu,kita ini masih tujuh belasan"jawab pria bertato dan berrambut bak brokoli.
"Kalo om masih tujuh belasan berarti saya belum lahir om"seru Alvano.
"Banyak omong lo!mending serahin semua barang berharga lo!"sentak preman paling ujung yang mengenakan rantai di celananya.
Kelima preman tersebut mendekat hendak melayangkan tinjuan.sontak dengan sigap Alvano menepis semua pukulan mesiki sedikit kesusahan karna dirinya kalah jumlah.
Bugh...
Satu pukulan berhasil mengenai rahang Alvano membuatnya tersungkur.
Bugh...bugh..bugh...
Diikuti beberapa pukulan lainnya oleh para preman hingga Alvano terbatuk,hidung dan ujung bibir yang mengeluarkan darah.
Tin...tin...
Bunyi klakson motor membuat kelima preman menyudahi acara mengeroyok Alvano.
Setelah itu seorang gadis menuruni moge dan menghampiri mereka.berdiri di hadapan Alvano dan menatap tajam kelima preman yang juga sedang menatapnya.
Sebenarnya gadis itu hendak berpura-pura tak mengetahui kejadian tersebut namun karna masih memiliki hati nurani akhirnya memilih menyelamatkan Alvano daripada menuruti egonya.
"Queen"lirih Alvano.yap perempuan tersebut yang ternyata adalah Freesya.
"Siapa yang berani ganggu cowok gue hah?"amuk Freesya membuat kelima preman tertawa.
Sementara Alvano yang mendengarnya pingsan.bukan karna luka di sekujur tubuhnya melainkan dari ucapan Freesya.kedua telapak tangan Alvano beranjak memegangi dada kirinya yang berdenyut tak normal.
"Nih yah bang,daripada jadi preman ginian ngga dapet apa-apa dan nantinya bakal dosa dan masuk neraka,mending abang-abang sekalian saya angkat jadi bodyguard,gimana mau ngga?"tawar Freesya.
Kelima preman tersebut berfikir untuk mempertimbangkan tawaran gadis cantik didepannya.
"Gaji?"tanya salah satu dari mereka.