.
.
.Jumat sore dengan langit indah sebelum nantinya akan berpisah,mengiringi derap langkah empat gadis dengan ransel besar di punggung mereka masing-masing berlarian menuju sekolah,tempat dimana mereka harus berkumpul sebelum pergi bersamaan mengenakan bus.
Naas,empat gadis cantik tersebut ternyata ketinggalan rombongan mereka dikarnakan telat datang.
"Sialan,salah lo si!mobil ngga di servis dulu!"ketus Aurora pada Freesya,pemilik mobil yang mereka gunakan untuk berangkat menuju sekolah namun ditengah perjalanan mengalami mogok,jadilah mereka terpaksa berlari melanjutkan jalannya menuju sekolah namun tetap telat.
"Lah,yang nyupirin aja yang bego!"balas Freesya tak terima dan melempar salah pada Lisha.
"Kok gue njing?mobil mahal elit,servis mobil sulit"ejek Lisha.
"Cuakss"balas Hilya.
"Udahlah kita pasrahin aja sama kehendak yang maha kuasa"pasrah Aurora duduk di bawah tanpa alas dengan kaki yang berselonjor juga keringat yang bercucuran dari kening.
Hilya mengambil benda pipih di dalam saku celananya kemudian mengetikkan beberapa pesan hingga akhirnya ia dapat bernafas lega.
Mereka berempat duduk melingkar didepan gerbang sekolah seperti korban gempa bumi yang terdampar.
Brumm...brumm....tin..tin..tin
Deruman motor dan suara klakson memasuki indra pendengaran mereka berempat,sontak memutar pandangan untuk melihat suara motor siapa yang berada dibelakang mereka.
Empat motor ninja terparkir tepat dibelakang gadis tersebut membuat mereka berdiri dari duduknya.keempat pengendara motor tersebut melepas helem fullface secara bersamaan.
Freesya melakukan eyye contact dengan Alvano beberapa detik lamanya hingga Alvano menuruni motor dan menghampiri Freesya barulah gadis itu mengalihkan pandangan.
"Ekhemm,bau-bau mau balikan meski ngga jadian niih"goda Rayyan merangkul bahu sang kasih.Hilyana,yap.mereka berdua sudah berbaikan sejak beberpa hari lalu dan Hilya yang meminta bantuan kepada kekasih juga yang lain untuk menjemput mereka yang kebetulan membawa motor mandiri.
Freesya melirik tajam Rayyan membuat lelaki itu kicep seketika.
"Bacot lo anjing!"maki Freesya membuat Hilya melebarkan kedua bola mata.
"Santai dong sat!kok lo ngegas sama pacar gue si ?!"ucap Hilya tak terima.
Sontak Alvano menatap perempuan yang sedang di sudutkan oleh kedua pasang kekasih tersebut tak tinggal diam."lo juga jangan nyolot sama cewe gue bego!"tekan Alvano merangkul Freesya.
Freesya menatap tangan lelaki tersebut kemudian bergantian menatap manik mata tajam milik lelaki tersebut.mereka bertatapan dari jarak yang sangat dekat membuat jantung mereka berdetak dua kali lebih cepat.
"Apa gugs?CEWE GUE?sadar anjing!kalo sayang pasti gabakal boong dari awal"sindir Lisha tepat didepan orangnya.
Freesya sadar dari lamunannya kemudian menepis lengan Alvano dan menjauh beberapa langkah.
"Ini mau disini terus apa mau berangkat?buang-buang waktu gue anjing!"suara baritone tersebut mengalihkan perhatian mereka pada laki-laki yang bersandar di motor seraya melihat jarum jam di pergelangan tangannya.
"Kak baswara?kok lo bisa ikut sama mereka?terus sejak kapan kalimat lo bisa sepanjang itu?kata temen gue si anggota osis sama bus,kok kakak masih disini?"tanya Aurora beruntun.
Sama halnya dengan Aurora kedua gadis lainnya juga berpikiran hal yang sama,terkecuali Freesya yang sudah tak kaget dengan lelaki tersebut karna pernah mengetahuinya langsung.