32•||KENYATAAN

2 3 0
                                    

.
.
.

Matahari bersinar terang di pagi hari,mengiringi derap langkah sepasang kekasih-ralat HTS dengan setelan seragam pramuka dan ransel yang tersampir di masing-masing punggung.dua pasang kaki jenjang tersebut memasuki pintu gerbang sekolah yang telah ramai para pelajar.

Kedua telapak tangan yang saling menaut membuat para murid yang melihatnya salah fokus.banyak bisik-bisik mulai terdengar seiring melihat pemandangan demikian.

'pake pelet naon sia teh'

'nyapo weroh de'e gandengan ro wong lio marai loro?'

'bukannya kemarin lagi musuhan ya?ko cepet banget baikan si?'

'ho'oh dahal gue seneng'

'aaaa so sweet'

'ini si couple goals banget'

Disertai banyaknya bisikan-bisikan lain yang hilang terbawa angin.mereka berdua,siapa lagi jika bukan Alvano dan Freesya.sepasang teman,mungkin lebih dekat dibanding teman.
Mereka berdua tetap berjalan dengan dunianya sendiri dan menghiraukan ucapan manis nan pahit dari para murid lainnya.

Genggaman tangan mereka berdua terlepas dikala akan memotong jalan yang berbeda.

"Bye bye kak!belajar yang bener kamu,jangan kebanyakan bolos!"tegur Freesya sebelum sepenuhnya menghilang dari pandangan.

Sementara Alvano mengerutkan kening sambil terus berjalan menuju kelasnya yang terdapat di lantai dua.

"Emang gue pernah bolos ya?"monolog Alvano.

"Sering ngono looh"suara Rayyan yang baru datang dari belakangnya disusul oleh Aldi disampingnya.

Tiga sekawan tersebut melanjutkan langkah sambil berbincang,menuju kelas mereka yang terdapat di lantai atas membutuhkan beberapa menit untuk sampai di tujuannya.jika saja Alvano bisa rekwest ditempatkan di satu kelas dengan gadisnya pasti akan lebih semangat bersekolah.namun yang pastinya tidak akan dikabulkan walau oleh ayahnya.

"Lo sama queen udah baikan al?"tanya Aldi,wajah cool dengan kedua tangan yang dimasukkan pada kedua saku celana membuat kaum hawa berpekik melihat mereka.

Kaki jenjang Alvano berjalan sedikit dipelankan,satu tangan dimasukan kedalam saku celana sementara satunya memegang ransel yang tersampir disebelah pundaknya.

"Udah,cuma gue masih ngerasa bersalah sama dia,gue juga takut kalo dia tau kita beda agama"ujar Alvano dengan suara yang dipelankan diakhir kalimatnya.

Aldi dan Rayyan yang berada di kedua sisi Alvano menghembuskan nafasnya lelah.sudah sering kali mereka menasihati Alvano agar berkata jujur apa adanya sebelum terlambat,namun yang didapatkan hanyalah anggukan atau pengalihan pembicaraan oleh Alvano.

"Sama yang kaya gue bilang sebelum-sebelumnya,lo harus jujur sama dia sebelum makin lama al!"ucap Aldi melirik sejenak Alvano dengan wajah datarnya.

"Lebih baik lo sendiri yang berucap jujur sama dia sebelum dia tau kebenarannya dari orang lain"sambung Rayyan.

"Gue gabisa!"bantah Alvano."kalo gue jujur pasti dia bakal ngejauh atau mungkin bakal tinggalin gue!"lanjutnya.

"Justru kalo lo ngga jujur queen bakal lebih kecewa sama lo tolol!"maki Aldi.

Perbincangan mereka bertiga tersamar oleh banyaknya suara murid lain.namun walau begitu masih terdapat seseorang yang mendengar semuanya.

Yap semuanya sejak awal!sejujurnya seseorang tersebut mengikuti mereka bertiga dan siapa sangka hasil mengupingnya mendapat informasi yang sangat penting.

WIR SIND ANDERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang