Sapphire kadang merasa malas untuk pergi ke kampus. Mulai dari bangun, mandi, berias, memilih pakaian, hingga melewati kemacetan, rutinitas itu sungguh melelahkan. Kadang-kadang, pikirnya, lebih baik rebahan sehari penuh di kamarnya.
Namun, setelah kelas berakhir, Sapphire terkadang malas pulang. Ia lebih suka menghabiskan waktu bersama pacar atau teman-temannya daripada segera pulang.
"Sapphire, di sini!" seru seorang gadis, senyum lebar terpancar di wajah Sapphire. Ia melambaikan tangan membalas, menggandeng lengan Raven menuju kantin setelah mereka berhasil menyelesaikan kelas hari ini.
Sapphire menarik lengan Raven, mempercepat langkah mereka. Empat teman di meja kantin sudah menyiapkan tempat untuk mereka berdua.
"Duduk sini," sapa Luciana dan Fika ramah.
Sementara Raven duduk di samping Sapphire, ia menyapa Isaac dan Owen dengan ramah.
"Baru selesai kelas, ya?" tanya Luciana.
"Iya, Kak. Baru aja, Raven juga sama," jawab Sapphire dengan senyum lebar.
"Mau pesan makan dulu? Gue panggilin nih masnya," tawar Fika.
"Sayang, kamu sudah lapar belum? Pesan makan ya?" tanya Sapphire pada Raven, yang masih asyik berbincang dengan kedua lelaki tersebut.
"Iya, kamu mau makan apa?" balas Raven.
"Ayam, kentang, burger," tunjuk Sapphire ke menu.
"Yaudah, sama aja."
"Minumnya?"
"Es teh."
Fika membantu Sapphire memanggil penjual makanan dan memesan beberapa menu.
"Kak Fika sama Kak Luci nggak pesan lagi?" tanya Sapphire.
"Udah kenyang banget!" ucap Fika.
"Masih ada nih," tambah Luciana.
Sapphire memandang meja yang masih tersisa beberapa makanan dan minuman. Mereka juga meminta pegawai kantin membawa wadah kosong.
Setelah penjual pergi, ketiga gadis itu mulai mengobrol tentang kelas. Meskipun di meja itu mereka berenam, mereka terbagi dalam topik pembicaraan. Raven, Isaac, dan Owen sibuk dengan otomotif, game, dan olahraga.
Sementara Sapphire, Fika, dan Luciana mendalami topik kecantikan, fashion, dan makanan.
"Gelang Kakak bagus banget!" seru Sapphire, terpesona melihat kilauan gelang di tangan Luciana. Tanpa ragu, ia mengangkat tangan Luciana untuk melihat lebih dekat.
"Masa sih?" tanya Luciana dengan senyum tidak percaya.
"Iya, tahu! Bagus banget, iyakan, Kak Fik?" Sapphire meminta pendapat Fika.
"Iya, bagus tahu! Gue udah bilang tadi," jawab Fika menimpali.
"Dari pacar Kakak ya?" goda Sapphire sambil tersenyum jenaka.
Luciana hanya terkekeh pelan. "Bukan pacar," elaknya.
"Seseorang yang spesial?" timpal Fika menggoda Luciana.
Tawa Luciana pecah, dia menggelengkan kepala. "Ini dari teman. Katanya hadiah kecil. Biasa aja sih,"
"Beruntung banget Kak Luci dikasih hadiah. Pasti bukan cuma teman. Pasti dia suka sama Kak Luci," tebak Sapphire beruntun. Kemudian Sapphire mendekat pada Raven dan menarik lengannya. Menghentikan obrolan ketiga lelaki itu sejenak untuk menilai gelang Luciana. "Sayang, gelangnya Kak Luci bagus, kan?"
Raven melirik lengan Luciana dan mengangguk pelan. "Iya,"
"Tuh, kan!" Sapphire mengerucutkan bibirnya karena Luciana sering kali merendah. "Kak Isaac gimana pendapatnya? Sama Kak Owen? Bagus, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REDFLAG [17+]
RomantizmSapphire sangat mencintai Raven. Pria itu treat Sapphire like a queen. Hubungan mereka sangat sempurna. Namun, satu hal yang tidak disadari oleh Sapphire, bahwa Raven memiliki banyak rahasia. Raven tidak sebaik yang dia kenal selama ini. Raven adala...