Kegiatan padat Sapphire dengan Raven selama ini tidak ada apa-apanya dengan bermain seharian dengan Rasya di taman bermain.
Sapphire sangat kelelahan dan badannya pegal-pegal. Begitu sampai di rumah lalu bersih-bersih dan kemudian langsung istirahat. Sapphire tidur sangat pulas, untung saja dia dan Rasya sudah makan malam sebelum pulang.
Kualitas tidur yang baik membuat badan Sapphire segar saat dia bangun pagi-pagi. Hari Minggu adalah hari libur, Sapphire tidak memiliki jadwal kuliah yang menjadi kesibukannya selama ini.
Raven datang sebelum siang, menjemput kekasihnya dan mereka berpelukan hangat saling melepas rindu. Keduanya pergi ke supermarket setelah siang, sekalian makan di luar.
Raven mendorong troli, sedangkan Sapphire membantu Raven memilih produk dan kemudian memasukkan ke dalam troli.
"Kemarin aku sama kak Rasya naik beberapa wahana gitu. Kenapa ya aku jadi takut sekarang?" tanya Sapphire.
Dia menceritakan pengalamannya kemarin bersama Rasya pada Raven. Raven menjadi pendengar yang baik, berbelanja sambil mengobrol.
"Udah nggak pernah main lagi mungkin?" ucap Raven sedikit ragu. Raven tidak cemburu dengan kedekatan Sapphire bersama Rasya. Dia memberikan kebebasan untuk keduanya jika suatu saat nanti mereka ingin pergi lagi.
Raven bukan lelaki posesif yang berlebihan. Dia juga memiliki kesibukan tersendiri, lagi pula Raven tahu Sapphire tidak akan aneh-aneh saat bersama orang lain. Gadis manis itu sangat penurut dan memiliki batasan-batasan tertentu.
"Kayaknya deh. Dulu aku sama kak Rasya sering banget ke taman bermain. Main semua wahana aku nggak takut. Tapi sekarang jadi takut." Sapphire sedih dengan perubahan tersebut. Dia khawatir bila selanjutnya tidak berani menaiki beberapa wahana lagi.
"Nanti kita sering main ke taman bermain. Kamu main sepuasnya!" ajak Raven menenangkan gadis itu.
Senyum lebar nan cantik terbit di wajah Sapphire. Dia mengangguk setuju dan sangat menantikan momen tersebut. "Sayang, kemarin kamu ngapain aja?" tanya Sapphire berubah manja. Menggandeng lengan Raven dan bergelayut sambil mengerucutkan bibirnya.
"Aku kuliah," jawab Raven seadanya. Mengambil pencuci wajah dari rak kemudian memasukkan ke troli.
"Kamu nggak balas pesan aku," Sapphire kembali protes. Dia menumpu dagunya pada bisep Raven, memandang lelaki itu dengan wajah lucu dan menggemaskan.
"Kamu lagi main sama sepupu kamu. Aku nggak mau ganggu kamu, supaya kamu menikmati waktu seharian kemarin." jelas Raven dengan wajah serius dan tentu saja membuat perasaan Sapphire menghangat. "Aku nungguin kamu pulang, tapi kayaknya kamu capek banget. Makanya aku nggak telpon atau kirim pesan lagi. Aku khawatir kamu terganggu dan nggak bisa istirahat total."
Sapphire benar-benar terharu. Raven sangat perhatian dan pengertian. "Aku capek banget, nggak sempet ngabarin kamu," jelas Sapphire, perasannya menjadi merasa bersalah membuat Raven menunggu.
Sudah jelas-jelas Raven tidak mau mengganggu agar konsentrasi Sapphire tidak terpecah belah. Saat bermain dengan sepupunya tapi memikirkan Raven. Pasti seharian kemarin Raven penasaran dengan kegiatan Sapphire.
"Sayang, maafin aku," pinta Sapphire sambil menggoyang-goyangkan lengan Raven.
"Kamu nggak salah kok," ucap Raven menenangkan.
"Tapi kamu nungguin kabar dari aku."
Raven terkekeh, menundukkan kepalanya sehingga wajah mereka saling bertabrakan. Dia mengecup pipi Sapphire dengan gemas lalu merangkul bahunya.
Sapphire tersenyum lebar tanpa memperlihatkan barisan gigi, bergerak memeluk pinggang Raven erat dan bermanja-manja di lorong supermarket. Sapphire membalas ciuman Raven di pipi lelaki tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDFLAG [17+]
RomanceSapphire sangat mencintai Raven. Pria itu treat Sapphire like a queen. Hubungan mereka sangat sempurna. Namun, satu hal yang tidak disadari oleh Sapphire, bahwa Raven memiliki banyak rahasia. Raven tidak sebaik yang dia kenal selama ini. Raven adala...