REDFLAG - 42

2.6K 214 32
                                    

REDFLAG - 42

Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit, akhirnya Sapphire bangun dan hanya menangis sampai air matanya kering. Tubuhnya sangat lemah, patah hati mengubah total hidupnya. Dia tidak nafsu makan, sehingga sumber makanannya hanya melalui selang.

Fika, Isaac dan Owen datang mengunjunginya di rumah sakit. Ketiga orang itu berkali-kali meminta maaf pada Sapphire. Menambah sakit hati gadis itu, ternyata selama ini mereka semua mempermainkannya.

"Saph, kita nggak berusaha membela diri. Tapi lo harus percaya, kita udah berkali-kali ngingetin Raven. Kita nggak setuju hubungan lo sama Raven. Raven dan Luciana udah nggak bener dari awal. Posisi kita serba salah, tapi kita nggak memihak siapapun. Gue yakin, lo nggak bakal percaya kalau kita ngomong ke lo, dan masalah ini seharusnya diselesaikan sama Raven karena dia yang memulai," jelas Fika hati-hati. "Lo nggak pantes sakit karena mereka. Lo harus move on dan fokus sama diri sendiri. Banyak cowok yang antri sama lo, yang jauh lebih baik dari Raven."

Sapphire hanya diam saja. Mengapa mereka baru mengatakannya sekarang setelah semua terbongkar? Jika Sapphire tidak mengetahuinya, sampai kapan mereka mempermainkan gadis itu?

Sapphire enggan memandang mereka, dia menoleh ke samping dan berusaha tidak meneteskan air mata.

"Dari awal, Raven mencintai Luciana. Tapi Luci nggak pernah menganggap dia, udah berkali-kali ditolak. Sampai akhirnya Raven ngelakuin segila ini buat narik perhatian Luci." tambahnya menjelaskan. Owen dan Isaac hanya diam, membenarkan dengan anggukan kecil. "Kita nggak tahu sekarang di mana mereka berdua. Kayaknya kontak kita semua udah di blokir."

Sapphire tidak ingin mendengar apapun lagi mereka. Dia memutar badannya dan memejamkan mata. Gadis itu sangat letih, dan ingin menyendiri.

Merasa tidak dibutuhkan di ruangan tersebut. Fika dan kedua temannya saling berpandangan. Fika merasa tidak enak, dia merasa bersalah.

Setelah Raven memutuskan akan serius dengan Sapphire, mereka mengira masalah akan selesai. Setidaknya, Raven akan mencintai gadis itu dan menjalani hubungan yang seharusnya. Berharap rahasia yang mereka pendam selama ini meuap begitu saja setelah Raven dan Sapphire hidup bahagia.

"Kalau gitu, kita pulang dulu ya? Lekas sembuh ya, Saph!" pesan Fika tulus.

"Saph, kita pulang dulu ya?" tambah Owen.

"Saph, sori. Gue berharap Lo cepet sembuh," Isaac memandang Sapphire dengan raut wajah bersalah.

Sapphire tidak menunjukkan reaksi apapun sampai ketiga orang itu pergi. Sapphire tidak tahu, apakah mereka masih berteman atau tidak.

Fika, Owen dan Isaac menghela napas kasar di koridor rumah sakit. Mereka tidak langsung pulang, memutuskan mampir ke kafe untuk bicara masalah ini.

Memesan minuman dingin dan sibuk dengan ponsel masing-masing. Mengecek pesan yang telah dikirimkan pada Luciana dan Raven. Tidak seorang pun yang mendapatkan respons.

"Beneran di block," gumam Fika berdecak kesal. "Raven ngeblok kalian berdua?"

"Iya," jawab Isaac mengangguk membenarkan.

Owen menunjukkan layar ponselnya, "Sama,"

Fika meraung kesal, "Mereka berdua beneran gila!" Dia bergumam. "Raven ini goblok banget, udah punya pacar sebaik Sapphire, tahu Luci hamil dan punya pacar tapi masih aja ngebet! Dari awal udah gue ancam berkali-kali bakal ngasih tahu ke Sapphire. Tapi gue nggak tega, dan nggak mungkin juga Sapphire langsung percaya. Nggak enak banget di posisi temen seperti kita."

REDFLAG [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang