01. ANGKAZLAS

386 81 192
                                    

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

Saat ini terlihat segerombolan anak geng motor yang sedang berkumpul di sebuah ruangan yang berada di dalam sebuah Basecamp, dengan beberapa cemilan dan juga minuman yang ada di atas meja.

Beberapa anggota ada yang main game, main handphone, tiduran, ngemil. Lain halnya dengan Alfa, kini ia tengah melamun.

Tersadar dari lamunannya kala ada seseorang yang menepuk bahu kirinya."Ngga perlu terlalu mikirin dia."Ujar Alvin yang duduk disamping kanan Alfa.

"Jangan karena mikirin dia, lo sampai lupa ngisi perut lo."Lanjutnya seraya menyodorkan Alfa sebuah roti.

Alfa menerima roti tersebut dan membuka bungkusannya, lalu memakan rotinya.

"Bang, Abang mau pulang?"Tanya Alan yang duduk disamping kanan Alvin.

Alvin menoleh dan menatap Alan."Lo aja, Abang mau nginap disini."Ucapnya.

Alan menganggukkan kepalanya lalu beranjak dari duduknya. Ia kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut sekaligus keluar dari Basecamp.

Mansion Xendrix

Brumm brumm brummmm

Alan telah sampai pada tujuannya. Yaitu Mansion Xendrix.

Alan melangkah kakinya menuju pintu utama yang dimana ada dua Bodyguard yang berjaga untuk membuka dan juga menutup pintu.

"ANNYEONG-ANNYEONG."Teriak Alan memasuki Mansion dengan tangan kanan yang dilambaikan kesana kemari.

"Berapa kali Mami bilang. Jangan teriak-teriak!"Omel seorang perempuan setengah baya dengan wajah garangnya seraya berkacak pinggang.

Namanya adalah Aila Zahra Xendrix atau yang lebih kerap dipanggil Aila merupakan orang tua Alvin dan Alan. Ia sudah menginjak kepala tiga. Namun, ia masih terlihat begitu masih muda dan cantik.

Alan menyengir ditempat."Hehe, maaf Mi."Ucapnya.

Alan berjalan menghampiri Aila dan meraih tangan kanannya lalu mencium punggung tangannya."Abangnya mana? Kok Adek sendirian?"Tanya Aila.

"Abang nginap di Basecamp Mi."

"Anak itu. Tapi kamu ngga kenapa-napa kan? Ngga ada yang jahatin kamu kan?"Tanya Aila bertubi-tubi seraya membolak-balikkan tubuh Alan untuk mengecek keadaan Alan.

"Adek ngga papa kok Mi."Ucap Alan sambil menatap Aila.

"Ya sudah kamu bersih-bersih, terus istirahat."Ujar Aila seraya mengusap lembut pucuk kepala Alan dengan menggunakan tangan kanannya.

"Siap Mi."Alan melegang dari sana, kini hanya ada dua manusia yang berbeda gender.

Aila yang merasa ada yang menatapnya pun menoleh, dilihatnya sang Suami yang kini menatapnya dengan kesal.

Aila menghampiri sang Suami dan mendudukkan dirinya di sofa, tepat di samping kirinya.

"Kenapa hm?"Tanyanya lembut dengan tangan yang kini mengusap punggung sang suami dengan menggunakan tangan kanannya.

Muhammad Revandra Xendrix atau yang lebih kerap dipanggil Andra merupakan suami dari Aila Zahra Xendrix. Ia juga merupakan seorang pengusaha terkaya nomor tiga di dunia, ia juga memiliki beberapa cabang usaha diberbagai negara. Ia memiliki sifat yang kejam, bengis, irit bicara, dan tidak tersentuh. Ia juga tidak memandang bulu, siapa saja yang mengusiknya, maka ia akan membalasnya dengan lebih kejam.

Andra memeluk Aila dan membenamkan wajahnya di cekuk leher Aila."Kamu cuekin aku, kamu lebih perhatian sama mereka dibanding aku."Ucapnya dengan suara yang terendam.

"Bayi besar aku cemburu hm? Mereka anak kamu loh. Masa cemburunya sama anak sendiri."Ujar Aila sambil mengelus lembut punggung Andra dengan menggunakan tangan kanannya

Andra mengurai pelukannya lalu menatap Aila."Tetap aja akunya cemburu."Ucap Andra seraya mencebikkan bibirnya.

Mansion Alzheiga

Kini Alfa tengah berada di dalam kamarnya.

Alfa merebahkan tubuhnya di kasur. Tangannya meraih sebuah benda persegi panjang yang berada di atas nakas, tepat disamping kanan tempat tidurnya.

"Kamu dimana? Aku kangen."

"Aku bakal usahain buat nyari kamu. Tunggu aku."Ujarnya Alfa.

Alfa mengusap benda tersebut lalu menyimpannya pada tempat semula.

Alfa beranjak dari rebahannya lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya menuju ruang makan dengan menggunakan sebuah lift.

☆☆☆☆☆

Sesampainya Alfa diruang makan, ia melihat dua orang yang berbeda gender yang kini tengah berpelukan. Ralat, hanya satunya yang memeluk. Sedangkan yang satunya berusaha melepaskan pelukan tersebut.

"Ekhem."Sontak kedua orang tersebut menoleh kearah Alfa.

"Mas lepas ih."Ucap Laras sambil berusaha melepaskan pelukan tersebut.

"Ngga."Dirga semakin mempererat pelukannya dan mendusel-duselkan wajahnya di cekuk leher Laras.

Alfa berjalan dan mendudukkan dirinya di kursi meja makan."Sampai kapan meluknya?"Tanyanya seraya menatap mereka berdua.

"Mas lepas, atau tidur di luar!"Ancam Laras. Dirga yang mendengar ucapan sang istri pun langsung melepaskan pelukannya.

Dirgantara Alzheiga atau yang lebih kerap dipanggil Dirga merupakan seorang pengusaha terkaya nomor dua di dunia. Ia memiliki seorang istri yang bernama Laras Alzheiga atau yang lebih kerap dipanggil Laras, ia memiliki sifat yang tidak kalah jauh berbeda dengan Muhammad Revandra Xendrix.

"Alfa mau mau lauk apa?"Tanya Laras dengan piring yang berisikan nasi yang ada ditangan kirinya.

"Telur balado aja Mom."Laras pun mengambilkannya lalu meletakkan piring tersebut dihadapan Alfa.

"Kalau Mas mau lauk apa?"

"Terserah, yang penting sepiring."

Mereka pun memakan makanannya dengan khidmat setelah berdoa.

Setelah makan, mereka beristirahat dengan Dirga yang memeluk Laras dan Laras yang fokus pada tontonannya. Sedangkan Alfa? ia kini tengah berada di dalam kamarnya.

LA

"Dirgantara Alzheiga dan Laras Alzheiga. Tunggulah pembalasanku."Ujar seorang perempuan dengan sebuah benda persegi yang ada di tangannya.

"Ya, aku akan membalasnya melalui anak kalian Rafael Alfaendro Alzheiga."Lanjutnya seraya menyeringai.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan seorang lelaki dengan pakaian formalnya, ditambah dengan kacamata yang bertengger manis diatas hidungnya.

Lelaki tersebut melangkahkan kakinya menuju perempuan tersebut lalu mendudukkan dirinya di samping kanan perempuan tersebut.

"Kamu yakin ingin membalasnya?"Tanya lelaki tersebut seraya menatap perempuan tersebut.

"Sangat yakin."Jawab perempuan tersebut.

"Bukankah kamu begitu sangat mencintainya."Tanya lelaki tersebut.

"Aku memang mencintainya, tapi karena orang tuanya kami berpisah. Jadi buat apa aku berharap kepadanya?"Jelas perempuan tersebut seraya menatap lelaki tersebut yang kini tengah menatapnya.

"Terserah kamu, Abang akan selalu mendukung setiap keputusanmu."Lelaki tersebut beranjak dari duduknya lalu mengusap lembut pucuk kepala perempuan tersebut dengan menggunakan tangan kanannya.

"Abang ke kantor. Ingat! Jangan lewatkan jam makanmu."

"Ok Abang."Lelaki tersebut melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut lalu menutup pintunya.

。:゚To Be Continue゚:。

Publish
Sabtu 10 Februari 2024

ANGKAZLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang