58. ANGKAZLAS

8 2 0
                                    

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

"Lo tau apa salah lo?"Tanya Langit pada seorang lelaki yang kini tengah terduduk di lantai yang kotor.

"GUE BENCI SAMA LO! GUE BENCI SAMA SAHABAT LO ITU!"Teriak lelaki tersebut dengan mata yang berkilat akan kebencian yang mendalam.

Langit terkekeh pelan lantas bersedekap dada. Ia mengeluarkan sebuah benda kecil nan tajam yang bernama belati dengan menggunakan tangan kanannya dari dalam saku jasnya.

"Awalnya gue mau ngebunuh lo. Tapi, karena dia ngga mau gue ngebunuh orang. Gue nahan diri gue buat ngga ngebunuh lo."Ucap Langit lalu menyimpan belati tersebut pada tempat semula.

Langit keluar dari ruangan tersebut dengan langkah lebarnya. Tatapannya begitu gelap nan tajam.

"Awasi dia."Titah Langit seraya terus melangkahkan kakinya. Para bawahannya menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan.

Alzheiga High School

"Bentar malam balapan yok!"Ucap Liona. Beberapa hari Liona tidak pergi ke sekolah dengan alasan pribadi.

"Lo."Ucap Kayla dengan raut wajah kaget seraya menatap Liona yang kini tengah merangkul pundaknya.

"Kenapa? kaget? Kaget ngga, kaget ngga. Kagetlah masa ngga."Ucap Liona seraya menatap mereka yang kini menatapnya dengan wajah cengong.

"Kamu Liona kan?"Tanya Akiya seraya berdiri dari duduknya lalu mendudukkan dirinya di sebelah kanan Liona.

Ceritanya mereka lagi ada di kantin. Saat ini seluruh siswa-siswi Alzheiga High School tengah beristirahat.

"Yoi."Jawab Liona seraya melepaskan rangkulannya.

"Gue emang kek gini."Ujar Liona. Para penghuni kantin di buat kaget seketika. Perempuan yang mereka anggap polos kini berubah 600°.

"Gue nutupin sikap gue yang badas, karena gue ngga berani nunjukin ke kalian."Lanjutnya seraya menaikkan kaki kanannya ke atas kursi. Kelas 3 IPA 2 baru saja menyelesaikan pembelajaran Olahraga.

Saat mereka telah selesai dengan pembelajaran Olahraga, Liona izin ke toilet dan menyuruh mereka untuk duluan ke kantin.

"Lo ngga kesurupan setan toilet kan?"Tanya Satria lalu meminum minumannya dengan menggunakan sebuah sedotan.

"Ngga lah."Jawab Liona.

Liona berdiri dari duduknya."Gue Liona Savella Mahendra resmi memperlihatkan jati diri gue yang sebenarnya."Ucapnya dengan lantang seraya mengangkat tangan kanannya dengan telapak tangan yang terkepal.

Liona kembali mendudukkan dirinya di kursi lalu memakan makanan Kayla. Liona menatap mereka dengan kedua mata yang mengerjap dan mulut yang penuh dengan makanan. Terlihat imut dan lucu.

"Ara."Ucap Alfa dengan lembut.

Zyfa menoleh dan menatap Alfa."Katakan."Yang tadinya lembut, kini berubah menjadi dingin dan datar.

"Aa, katakan apa?"Tanya Zyfa dengan raut wajah kebingungan.

"Jangan membohongiku."Ujar Alfa dengan wajah datarnya.

Zyfa menelan ludahnya dengan kasar, ia beralih menatap Liona yang kini tengah asyik memakan makanan Kayla dengan lahap.

Liona yang merasa di tatap pun kembali menatap orang yang menatapnya. Ia menelan makanannya setelah mengunyahnya."Udah waktunya, ngga usah ditutupin lagi."Ujarnya lalu meminum minuman Nata yang ada di hadapannya dengan menggunakan sebuah sedotan.

Jadi, Liona duduk di kursi yang berhadapan dengan kursi Nata.

"Jadi...."Ucap Zyfa seraya menatap Alfa.

ANGKAZLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang