。:゚Happy Reading゚:。
Kringggg
Bel masuk berbunyi. Para siswa-siswi Alzheiga High School berbondong-bondong memasuki kelas masing-masing dengan tas yang ada di pundak maupun di bahu mereka.
"Kenapa hm?"Tanya Alfa pada Zyfa yang tengah melamun.
Zyfa menggelengkan kepalanya dengan pelan."Jujur."Ucap Alfa.
"Aku ngga bisa ikut kalian."Ujar Zyfa.
"Ada masalah?"Tanya Alfa.
"Aku ada janji sama seseorang."Jawab Alfa.
Alfa menatap Zyfa dengan tatapan datarnya."cewek, cowok?"Tanyanya.
"Hemm...cowok."Jawab Zyfa.
"Aku ngga izinin."Ucap Alfa.
"Emang yang minta izin siapa?"Tanya Zyfa.
"Ara."
"Hehe, canda."Ucap Zyfa seraya cekikikan.
"Boleh ya, ngga lama kok."Ucap Zyfa seraya menampilkan puppy eyesnya.
"Hm, tapi jaga batasan."Peringat Alfa.
Zyfa menatap Alfa."Kamu ngga ikhlas ya?"Tanyanya.
"Ikhlas."
"Ngga, kelihatan banget dari wajah kamu."Ujar Zyfa.
"Aku ikhlas, Ara."Ucap Alfa.
"Kalau ikhlas senyum dong."Ujar Zyfa.
Alfa pun tersenyum dengan terpaksa. Sedangkan Zyfa? Ia kini cekikikan melihat Alfa yang terpaksa untuk tersenyum.
"Oh iya, aku punya sesuatu."Ucap Zyfa lalu membuka resleting tasnya.
Alfa menatap Zyfa yang kini membuka resleting tasnya dan mengeluarkan sebuah benda. Zyfa memasang benda tersebut pada tangan kiri Alfa.
"Buat kamu."Ucap Zyfa.
"Punya kamu mana?"Tanya Alfa saat tidak melihat apapun di tangan Zyfa.
"Aku lupa di rumah, hehe."Jawab Zyfa yang diakhiri dengan kekehan.
Alfa mengusap lembut kepala Zyfa dengan menggunakan tangan kirinya seraya tersenyum tipis, sehingga tidak ada sama sekali yang mengetahuinya bahwa ia tengah tersenyum.
Datang seorang Guru perempuan dengan buku yang ada di tangan kirinya.
"Selamat pagi."Ucap Guru tersebut setelah mendudukkan dirinya di kursi khusus Guru.
"PAGI, BU GURU."Ucap murid kelas 3 IPA 1 dengan serempak.
"Sudah sarapan?"Tanya Guru tersebut.
"SUDAH, BU GURU."Jawab mereka dengan serempak.
"Gibran, sudah sarapan?"Tanya Guru tersebut pada Gibran. Gibran satu-satunya murid kelas 3 IPA 1 yang jarang sarapan, kadang Gibran sarapan di kantin.
"Sudah."Jawab Gibran.
"Baguslah."
"Ingat sarapan sebelum kesekolah itu sangatlah baik Anak-anak. Tapi jangan terlalu banyak makan."Jelas Guru tersebut.
"Baik, pembelajaran hari ini ada tentang...."
Mereka pun belajar dengan tenang dan damai.
☆☆☆☆☆
Terlihat seorang perempuan yang kini terbangun dari tidurnya, ia melihat sekelilingnya. Sehingga matanya tidak sengaja menatap kearah perutnya yang telah rata.
Perempuan tersebut mendudukkan dirinya dari tidurnya dan melepaskan infusnya. Ia kemudian beranjak dari duduknya dengan hati-hati, ia memegang sesuatu yang bisa menumpu tubuhnya agar tidak jatuh.
Perempuan tersebut keluar dari ruangan dan melihat sosok perempuan paruh baya yang tengah berjalan di koridor. Karena feelingnya sangat buruk, ia pun berinisiatif untuk mengikutinya.
Perempuan tersebut melihat perempuan paruh baya tersebut memasuki sebuah ruangan transparan yang biasa dipakai sebagai tempat bayi pasien setelah melahirkan.
Perempuan tersebut sedikit mendekat untuk melihatnya. Perempuan paruh baya tersebut terlihat mengajak dua bayi yang berada di dalam sana.
"Apakah itu anakku?"Tanya perempuan tersebut entah kesiapa dalam hati.
Perempuan paruh baya tersebut mengusap lembut kedua kepala bayi tersebut dengan menggunakan tangan kanannya seraya tersenyum.
Perempuan paruh baya tersebut mengeluarkan sebuah benda persegi panjang dari dalam tasnya lantas memotret kedua bayi tersebut.
"Benar, mereka adalah anakku."Ucap perempuan tersebut dalam hati kala melihat perempuan paruh baya tersebut memotret kedua bayi tersebut.
Setelah perempuan paruh baya tersebut memotret kedua bayi tersebut, ia pun melangkahkan kakinya pergi dari sana dengan handphone yang hampir menempel pada telinga kanannya.
Setelah kepergian perempuan paruh baya tersebut, perempuan tersebut mulai melangkah kakinya menuju ruangan tersebut.
Perempuan tersebut tersenyum kala melihat kedua bayi tersebut, ia mengusap lembut kedua kepala bayi tersebut dengan menggunakan tangan kanannya.
Perempuan tersebut melihat di sekelilingnya dan beralih menatap kedua bayi tersebut. Ia kemudian mengambil salam satu bayi tersebut dan pergi dari sana dengan mata yang berkaca-kaca.
☆☆☆☆☆
"ABANG!"Teriak seorang perempuan sambil membuka sebuah pintu yang berwarna cokelat.
Orang yang dipanggil Abang oleh perempuan tersebut menatap perempuan tersebut dengan tajam.
"Hehe, I'm sorry."Ucap perempuan tersebut lalu melangkah kakinya menghampiri lelaki tersebut.
"Jangan diulangi."Ujar lelaki tersebut. Perempuan tersebut hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan.
Lelaki tersebut berdiri dari duduknya dan menarik pergelangan tangan kanan perempuan tersebut menuju sebuah sofa yang ada di sana.
Mereka mendudukkan dirinya di sofa tersebut."Kemarin kenapa ngga pulang hm?"Tanya lelaki tersebut dengan lembut sambil mengusap lembut surai rambut milik perempuan tersebut dengan menggunakan tangan kanannya.
"Kemarin aku ketiduran di Apartemen. Jadi aku lupa ngabarin Abang."Jawab perempuan tersebut dengan kepala yang menunduk.
Lelaki tersebut memegang dagu perempuan tersebut lalu mendongakkannya."Lain kali jangan diulangi. Abang khawatir sama kamu."Ucap lelaki tersebut lalu memeluk sang empu dengan erat.
Perempuan tersebut hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan lantas membalas pelukan tersebut.
Sesekali lelaki tersebut mengecup kening perempuan tersebut dan mengusap lembut surai rambut milik perempuan tersebut dengan menggunakan tangan kanannya.
"Bisakah aku memilikimu?"Tanya lelaki tersebut pada perempuan tersebut yang hanya bisa ia ucapkan dalam hati.
"Rasanya aku ingin mengurungmu untuk diriku saja, bukan dirinya."Ucap lelaki tersebut dalam hati dan mata yang berkilat sebuah obsesi
。:゚To Be Continue゚:。
Written
29 Desember 2023Publish
Selasa 26 Maret 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKAZLAS [END]
Teen FictionJudul awal: Waktu Yang Berlalu, Different Colours, Kegelapan Yang Menggelap, Alfaza. Judul Sekarang: ANGKAZLAS ____________________________________________ Hai, ini cerita pertama yang aku bikin 🤗 Semoga kalian menyukainya. Sebelum baca, jangan lu...