。:゚Happy Reading゚:。
"Disekolah ini banyak perempuan."Ujar Fadil tidak habis pikir dengan ucapan Gibran.
"Perempuan yang duduk sama gue waktu di kantin."Ucap Gibran.
"Gue ngga tahu, gue ngga ada di sana waktu itu."Ucap Fadil.
"Gue ngeliat."Ujar seorang perempuan yang bernama Sesil, Sesilya Adhia atau yang lebih kerap dipanggil Sesil merupakan seorang Bendahara.
"Namanya Kayla Aprilia Damons."Ujar Sesil lalu pergi dari sana.
Fadil mulai mencarinya dan tidak lama kemudian, ia pun menemukannya. Ia memberikannya kepada Gibran.
Gibran menerimanya lalu pergi dari sana setelah mengucapkan terima kasih dan salam.
Gibran berjalan menuju kelasnya, karena beberapa menit lagi bel masuk akan berbunyi.
"Lo dari mana?"Tanya Alan, Alan duduk di kursi, tepat disamping kanan kursi Gibran.
"Ada sedikit urusan."Jawab Gibran lalu mendudukkan dirinya di kursi, tepat disamping kiri Alan sambil menyimpan sebuah map di dalam laci mejanya.
☆☆☆☆☆
Kring kring kring
Bel istirahat berbunyi. Alfa beranjak dari duduknya lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut.
Teman-teman Alfa ikut beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya keluar dari kelas, mereka mengikuti langkah kaki Alfa.
Kini Alfa telah sampai pada tujuannya, ia langsung saja masuk kedalam Kelas 3 IPA 2 dan memeluk seorang perempuan.
"Kangennn."Rengek Alfa seraya mendusel-duselkan hidungnya di cekuk leher perempuan tersebut.
"Lepasin "Ucap perempuan tersebut. Yakni Zyfa.
Zyfa membolos di jam pertama, dan saat bel keluar main berbunyi. Ia langsung masuk kedalam Kelas 3 IPA 2 setelah guru mata pelajaran keluar dari Kelas 3 IPA 2.
Alfa melepaskan pelukannya dan menatap Zyfa."lo Ara kan?"Tanyanya dengan lirih.
"Iya."
"Kenapa kamu ngga jujur waktu itu?"Tanya Alfa.
"Waktu itu belum saatnya."Jawab Zyfa.
Alfa menarik pergelangan tangan kiri Zyfa dan membawanya menuju rooftop. Sesampainya, ia mendudukkan dirinya dan juga Zyfa disebuah kursi yang telah disiapkan dan dilengkapi dengan sebuah meja.
Alfa merebahkan tubuhnya di kursi dan menjadikan paha Zyfa yang terbalut oleh kain sebagai bantal, Zyfa mengusap lembut rambut milik Alfa dengan menggunakan tangan kanannya.
Teman-teman Alfa mengikuti mereka berdua sampai sekarang, mereka juga melihat adegan tersebut.
"Kita ke kantin duluan."Ucap Alvin. Zyfa menoleh kebelakang lantas menganggukkan kepalanya.
Mereka melangkahkan kakinya pergi dari sana menuju kantin."Udah lama?"Tanya Alan sambil mengusap rambut Akiya.
Liona, Nata, dan Akiya satu kelas. Kok bisa sih mereka sekelas? Ya biasalah, keluarga anggota Glendara kan donatur di Alzheiga High School
Akiya tersenyum."Lumayan."Ucapnya sambil tersenyum.
Mereka semua mendudukkan dirinya di kursi.
Alan Akiya Nata Keenan KURSI
MEJA
KURSI Gibran Satria Alvin LionaBegitulah kira-kira tempat mereka duduk.
Datang dua orang lelaki dengan pakaian serba hitam, salah satu dari mereka meletakkan secarik kertas dan juga pulpen diatas meja.
Mereka semua menulis menu yang ingin mereka pesan, Alvin kemudian memberikan kertas tersebut kepada kedua lelaki tersebut.
Dua lelaki tersebut pergi dari sana setelah membungkukkan tubuhnya. Tidak lama kemudian, mereka berdua kembali dengan nampan yang ada ditangannya masing-masing, mereka meletakkannya diatas meja. Setelahnya, mereka pamit undur diri.
"Kalian punya sepupu?"Tanya Gibran entah ke siapa.
"Siapa?"Tanya Alan dengan alis yang sedikit tertaut.
"Lo."Jawab Gibran.
"Ya, kami punya sepupu."Ujar Alan.
"Dia sekolah disini."Ucap Gibran lalu memasukkan makanan kedalam mulutnya dengan menggunakan sendok.
"Kenapa lo tahu?"Tanya Alvin.
"Gampang bagi gue ngecari data orang."Ujar Gibran.
"Untuk apa lo cari datanya?"Tanya Alvin dengan dagu yang sedikit diangkat dengan kedua tangan yang dilipat didepan dada.
"Karena ingin, dia milik gue."Jawab Gibran dengan penuh penekanan.
"Kapan lo ketemu sama dia?"Tanya Keenan.
"Tadi pagi."Jawab Gibran seraya menatap Keenan dengan wajah datarnya.
"Apa lo udah cinta sama dia? Kalian baru ketemu tadi pagi."Tanya Alan.
"Sangat."Jawab Gibran yang kini menatap Alan dengan tatapan datarnya.
"Lo yakin dia orang yang cocok sama lo?"Tanya Alan.
"Ya."
"Bukannya lo juga kayak gitu? Dan lebih parahnya lagi, lo mau langsung nikahin dia."Ujar Alvin yang membuat mereka menganga. Selain Alan dan Akiya.
"Benarkah?"Tanya Keenan lalu memakan makanan yang disodorkan oleh Nata.
"Ya, dia juga maksa Akiya buat nikah sama dia."Jawab Alvin yang semakin gencar mengerjai sang Adik.
"Terus, Akiya Nerima?"Kali ini bukan Keenan yang bertanya. Melainkan Liona.
Alvin mengusap lembut surai rambut milik Liona dengan menggunakan tangan kirinya."Ngga, mereka bertunangan terlebih dahulu. Setelah lulus, mereka akan menikah."Ucapnya dengan lembut.
"Giliran sama pawangnya aja lembut."Ucap Keenan dengan nada jengkel.
"Lo juga."Balas Alvin dengan nada yang jengkel pula.
Dilain meja, terdapat tiga orang perempuan yang sedang melihat kearah mereka. Mereka adalah Kayla, Mutiara, dan Karang.
。:゚To Be Continue゚:。
Publish
Jum'at 8 Maret 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKAZLAS [END]
Teen FictionJudul awal: Waktu Yang Berlalu, Different Colours, Kegelapan Yang Menggelap, Alfaza. Judul Sekarang: ANGKAZLAS ____________________________________________ Hai, ini cerita pertama yang aku bikin 🤗 Semoga kalian menyukainya. Sebelum baca, jangan lu...