。:゚Happy Reading゚:。
Seorang lelaki tengah terduduk di kursi kebesarannya dengan setelan jas dan kacamata yang bertengger manis di atas hidungnya. Dia adalah Satria Heun Argantara.
"Huft."Satria menghela nafasnya dengan kasar seraya menyandarkan tubuhnya di kursi.
Satria menatap laptop yang ada di hadapannya. Satria telah diangkat sebagai pemilik Tolucan Company, dan sekarang ia tengah mengerjakan sesuatu di laptopnya.
Satria memijat pelipisnya."Pulang aja kali ya?"Menolongnya.
Satria mematikan laptopnya lalu menutupnya. Ia berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana.
Satria membuka pintu mobilnya lalu masuk, ia mendudukkan dirinya di kursi kemudi. Ia pun mulai menyalakan mesin mobilnya lalu menjalankannya menuju tujuannya.
Tujuan Satria adalah Cafe, ia ingin menentralkan pikirannya.
Sampai pada tujuan, Satria keluar dari mobilnya lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam Cafe, tidak lupa untuk menutup pintu mobilnya.
Satria mendudukkan dirinya di kursi meja bagian pojok kiri. Tidak lama kemudian, datang seorang perempuan yang bekerja di Cafe tersebut dengan sebuah buku catatan yang ada di tangannya, ditambah dengan sebuah pulpen.
Satria membuka buku menu yang ada di atas meja."Milk coffee, mineral water, and seafood fried rice."Ucapnya seraya menutup buku menu tersebut.
"Saya ulangi, milk coffee, mineral water, and seafood fried rice. Apakah ada tambahan?"Tanya perempuan tersebut dengan sopan.
"Tidak."Jawab Satria dengan wajah datar.
"Baik, silahkan ditunggu pesanannya."Ucap perempuan tersebut lantas membungkukkan tubuhnya, ia kemudian melangkahkan kakinya pergi dari sana.
Satria hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan lalu mengeluarkan handphonenya dari dalam jasnya.
Mami
[Tria]
[Kamu dimana Nak?][Satria ada di Cafe Quartz Mi]
[Mami ngga perlu nunggu Tria]
[Kemungkinan besar, Tria pulangnya larut][Ya sudah, tapi langsung tidur]
[Siap Mi]
Satria menyimpan handphonenya pada tempat semula. Ia menatap interior Cafe tersebut.
"Masakannya selalu enak."Ucap seorang perempuan paruh baya yang tengah memakan makanan yang telah ia pesan.
"Iya. Tapi, kalau siang rasa makanannya beda."Ujar seorang perempuan paruh baya lalu meminum minumannya dengan menggunakan sedotan.
Jadi, perempuan-perempuan paruh baya tersebut tengah mengadakan arisan. Biasalah, Ibu-ibu memang seperti itu.
"Beda orang, beda rasa juga."Ujar seorang perempuan paruh baya.
"Iya kah?"Tanya perempuan paruh baya tersebut setelah menelan makanannya.
"He'em. Katanya ya, Chefnya itu anak remaja, masih sekolah, perempuan lagi."Jawab perempuan paruh baya tersebut lalu memasukkan sebuah steak ke dalam mulutnya dengan menggunakan sumpit.
"Benarkah? Bisa saya jodohin sama anak saya tuh."Ujar perempuan paruh baya tersebut lalu memakan makanannya setelah meminum minumannya.
"Yee, rencananya mau saya jodohin sama anak saya. Dah cantik, pinter masak lagi. Mantu idaman banget lah."Ucap perempuan paruh baya tersebut seraya tersenyum senang.
☆☆☆☆☆
"Acha, bisa kamu antarkan pesanan ini? Mereka semua lagi sibuk."Ucap seorang perempuan seraya meletakkan sebuah nampan yang berisikan piring dan gelas.
"Bisa."Ucap Acha lalu melepaskan kaos tangan plastiknya dan membuangnya di tempat sampah. Ia juga melepaskan almamaternya lalu menggantungnya di gantungan baju.
Acha mencuci tangannya di wastafel lalu mengeringkan tangannya dengan menggunakan beberapa tissue yang telah tersedia.
Acha mengambil nampan tersebut, ia pun melangkahkan kakinya menuju sebuah meja. Setiap nampan telah tertulis sebuah nomor meja. Jadi, tidak akan susah lagi untuk mencari sang pemesan.
Acha meletakkan nampan yang ia bawa lalu menurunkan piring dan gelas tersebut di atas meja."Silahkan di nikmati."Ucapnya lalu membalikkan tubuhnya, ia melangkahkan kakinya pergi dari sana.
Namun, langkah kakinya terhenti kala sebuah suara masuk ke dalam indra pendengarannya.
Satria menatap Acha yang kini mulai melangkah kakinya pergi dari sana lalu melepaskan kacamatanya."Tunggu."Panggilnya lalu meletakkan kacamatanya di atas meja.
Acha membalikkan tubuhnya lalu melangkahkan kakinya menuju orang yang memanggilnya."Apakah ada kesalahan?"tanyanya.
"Duduk."Titah Satria.
"Satria."Ucap Acha dalam hati kala menyadari sang pemesan adalah Satria.
"Aku masih ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal, permisi."Ucap Acha lalu membalikkan tubuhnya, ia mulai melangkah kakinya pergi dari sana.
"Eh, itu Chef yang saya bilang."Ucap seorang perempuan paruh baya seraya menunjuk ke arah Acha yang tengah berjalan.
Para teman-temannya melihat Acha dari kejauhan."Dia cantik, imut."Ucap perempuan paruh baya tersebut seraya memakan steaknya.
"Dia juga lucu."Ujar perempuan paruh baya tersebut seraya meminum minumannya dengan menggunakan sedotan. Bukannya masuk ke dalam mulut, tapi malah masuk ke dalam hidung."Eh."Ucapnya sedikit terkekeh setelah menyadari kelakuannya.
Mansion Alexander
Seorang perempuan terbangun dari tidurnya, matanya menelisik setiap sudut ruangan yang ia tempati.
"Roti gue dimana?"Tanyanya entah kesiapa setelah bangun dari tidurnya menjadi duduk.
Perempuan tersebut beranjak dari kasur lalu melangkahkan kakinya mencari sesuatu yang ia inginkan.
Ceklek
"Mencari apa?"
。:゚To Be Continue゚:。
Harlen update!
Bagaimana dengan part ini?
Written
Sabtu 13 Januari 2024Publish
Jum'at 17 Mei 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKAZLAS [END]
Fiksi RemajaJudul awal: Waktu Yang Berlalu, Different Colours, Kegelapan Yang Menggelap, Alfaza. Judul Sekarang: ANGKAZLAS ____________________________________________ Hai, ini cerita pertama yang aku bikin 🤗 Semoga kalian menyukainya. Sebelum baca, jangan lu...