34. ANGKAZLAS

13 4 0
                                    

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

"AINARA ZYFANYA! KEMBARAN AINARA AZYFA. SESEORANG YANG TELAH MENYAMAR SEBAGAI KEMBARANNYA SENDIRI UNTUK MEMBALAS DENDAMNYA KEPADA KELUARGA ALZHEIGA!"Ucap Aurora dengan lantang.

Alfa menatap orang yang di pegang oleh kedua anak buah Aurora."Apa maksud lo?"Tanyanya pada Aurora.

"Seperti yang lo lihat."Jawab Aurora seraya tersenyum kemenangan.

Aurora mengangkat pistolnya dan mengarahkannya ke arah Zyfa. Ia menarkk pelatuk pistolnya, sehingga mengenai tubuh Zyfa. Tapi untung saja peluru pistol tersebut melesat melewati lengan Zyfa, sehingga hanya sedikit yang terkena.

"Jangan sakiti Kakakku."Ucap Zyfa dengan linang air mata.

Zyfa memberontak seraya menatap Kakaknya dengan mata yang mengeluarkan cairan bening, sehingga membuat pipinya basah.

"Siapa yang asli?"Tanya Alfa dengan tegas.

Aurora menunjuk ke arah orang yang di pegang oleh kedua anak buahnya dengan pistol yang ada di tangannya."Dia."Ucapnya lalu menyimpan pistolnya pada tempat semula.

Alfa melangkahkan kakinya menuju orang tersebut. Namun langkah kakinya terhenti kala Aurora mengeluarkan suaranya."Eits, belum selesai."Ucap Aurora seraya berdiri di hadapan Alfa sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara sirine mobil Polisi. Lama-kelamaan suara sirine tersebut semakin keras terdengar di telinga mereka.

Dua orang lelaki paruh baya keluar dari mobil polisi tersebut dengan seragam khusus Polisi.

Mereka berdua menghampiri mereka yang tengah memandang ke arah mobil polisi tersebut dengan tatapan yang berbeda-beda.

Mereka berdua memegang kedua lengan Zyfa. Sedangkan sang empu di buat kaget dan segera memberontak."Lepasin."Ucapnya.

"Tunggu dulu, Pak."Ucap Aurora. Kedua Polisi tersebut lantas menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya, termasuk Zyfa.

Aurora berdiri di hadapan Zyfa."Seorang pembunuhan tempatnya itu dipenjara."Ucapnya.

"Dan, seekor singa harusnya berada di dalam kandang."Lanjutnya.

"Kebenaran akan terungkap diwaktu yang tepat."Ujar Zyfa.

Zyfa menatap mereka."INGAT! GUE NGELAKUIN INI KARENA ADA ALASAN TERTENTU. DAN GUE PASTIIN...."Ucapnya dengan lantang.

Zyfa beralih menatap Aurora."LO, LO BAKAL MENDERITA DAN NERIMA AKIBATNYA."Lanjutnya dengan tatapan yang berkilat sebuah amarah yang begitu besar.

Aurora memberi isyarat kepada kedua anak buahnya dengan menggunakan tangannya untuk melepaskan Zyfa. Mereka berdua pun langsung melepaskan Zyfa.

Zyfa berlari ke arah Kakaknya dan memeluknya dengan erat dan menumpahkan air matanya.

"Jangan bawa Kakak."Ucap Zyfa.

Alfa mendekat dan menarik Zyfa lantas memeluknya."Lepasin hiks."Ucap Zyfa seraya berusaha keluar dari pelukan tersebut.

"Hei, udah ya."Ucap Alfa dengan lembut sambil mengusap lembut pipi Zyfa yang basah akibat air mata dengan menggunakan tangan kanannya.

Zyfa menatap Alfa."Kakak aku mau dibawa."Ucapnya dengan lirih.

Kedua polisi tersebut mulai menyeret Zyfa."NGGA! JANGAN BAWA KAKAK AKU hiks."Teriak Zyfa.

Zyfa hanya pasrah dengan mata yang terus mengeluarkan cairan bening, sehingga membuat pipinya bertambah basah.

Saat mereka ingin sampai di mobil Polisi. Mereka melewati seorang lelaki dengan setelan jasnya, ditambah dengan kacamata yang bertengger manis di atas hidungnya. Lelaki tersebut adalah Abang Zyfa.

Lelaki tersebut menatap manik mata milik Zyfa yang berlinang air mata, hatinya terasa sakit saat melihatnya.

Zyfa menatap Abangnya yang kini berdiri tidak jauh dari mobil Polisi. Air matanya bertambah keluar.

Mereka bertiga masuk ke dalam mobil, mobil tersebut perlahan melaju pergi dari sana.

Lelaki tersebut melangkahkan kakinya menuju mereka yang masih berkumpul.

Zyfa menatap Abangnya dengan linang air mata."Abang. Abang, Zyfa mohon ambil kakak dari mereka."Ucap Zyfa.

"Dia telah menculikmu."Ujar Alfa yang masih setia memeluk Zyfa dari arah samping.

"Jadi untuk apa kau berbaik padanya."Lanjutnya lalu mengangkat tangan kirinya dan mengusap surai rambut milik Zyfa dengan lembut dan pelan.

Zyfa menepis tangan Alfa yang tengah mengusap surai rambutnya dengan kesal."Dia kakak aku, dan dia kakak yang baik."Ucapnya sambil menatap manik mata milik Alfa dengan dalam.

"Hiks, dia bantu aku buat ngingat kalian."Lanjutnya.

Zyfa melepaskan pelukan tersebut dengan kasar lalu menatap mereka dengan secara bergantian.

"Asal kalian tahu. Kakak nyembunyiin aku karena mau balas dendam sama dia!"Ucap Zyfa dengan tatapan yang mengarah kepada Aurora.

"Kakak pura-pura jadi aku, supaya dia bisa membalas dendamnya kepada keluarga Argantara, bukan kepada keluarga Alzheiga."Ucap Zyfa.

Setelah berucap, Zyfa pergi dari sana dengan berlari. Alfa yang melihatnya langsung saja mengejarnya.

Sedangkan mereka semua mematung dengan ucapan yang dilontarkan oleh Zyfa barusan.

Namun, berbeda dengan Aurora."Sialan."Ucapnya dalam hati dengan mata yang memancarkan sebuah kebencian yang amat besar.

☆☆☆☆☆

"Hei, Zyfa."Panggil Alfa yang masih mengikuti Zyfa dengan langkah lebarnya.

Zyfa menghentikan larinya lalu membalikkan tubuhnya."Apa lagi? Kamu mau nyalahin kakak aku?"Tanyanya setelah membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Alfa.

Alfa melangkahkan kakinya menghampiri Zyfa."Dengar."Ucapnya seraya menangkup kedua pipi Zyfa dengan menggunakan kedua telapak tangannya.

Alfa mengusap pipi Zyfa dengan lembut."Aku ngga nyalahin kakak kamu. Aku percaya."Ucap lalu memeluk Zyfa dengan erat.

Zyfa mengurai pelukan tersebut. Namun, dengan cepat Alfa kembali mempererat pelukannya."Biarin kayak gini, aku masih kangen."Ucapnya dengan wajah yang ditenggelamkan pada cekuk leher Zyfa.

Dengan gerakan lambat, Zyfa mengangkat tangan kanannya dan mengusap punggung Alfa dengan lembut. Sedangkan tangan kirinya terangkat membalas pelukan tersebut.

Mereka berpelukan di tengah hutan dengan cahaya rembulan yang setia menerangi mereka.

。⁠:゚To Be Continue゚⁠:⁠。

Written
Selasa 2 Januari 2024

Publish
Jum'at 5 April 2024

ANGKAZLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang