17. ANGKAZLAS

33 19 23
                                    

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

Mansion Xendrix

Kini keluarga Xendrix tengah memakan sarapan mereka masing-masing. Namun berbeda dengan Alan yang kini disuapi oleh Akiya.

"Udah besar kok masih disuapin."Ledek Ardan.

"Sadar diri bos."Ucap Alan. Ya, bukan hanya Alan yang disuapi. Tapi Ardan juga.

"Nyamuk."Ucap Alvin dengan wajah yang ditekuk. Bagaimana tidak, mereka semua bermesraan tepat di depannya. Kalau ada Liona sih ngga papa.

"RASAIN!"Ucap Alan dan Ardan secara bersamaan.

"Udah-udah, sekarang makan."Lerai Aila lalu menyuapi Ardan.

☆☆☆☆☆

"Apakah kamu masih memikirkannya?"Tanya Dirga disela-sela makannya.

"Ya, dan seterusnya akan seperti itu."Jawab Alfa.

"Sampai kapan kamu berharap kepadanya?"Tanya Laras.

"Dia masih hidup."Ujar Alfa.

Laras yang tadinya ingin memasukkan sendok yang berisikan makanan kedalam mulutnya kini kembali menaruh sendok tersebut."Maksudnya?"Tanyanya dengan kedua alis yang ditautkan.

"Dia masih hidup, dan sekarang dia bersekolah di Alzheiga High School."Jawab Alfa sembari menatap Laras.

"Kamu yakin kalau itu adalah dia?"Kini bukan Laras yang bertanya. Melainkan adalah Dirga.

"Sangat yakin, dan aku akan mencari tentang dirinya lebih dalam serta teliti."Jawab Alfa. Dirga dan Laras mengangguk sebagai tanggapan.

Mansion Danuarta

Nata mengambilkan Keenan nasi goreng  lalu memberikannya kepada Keenan, ia kemudian mendudukkan dirinya disamping kiri Keenan.

Nata memakan nasi gorengnya
Sedangkan Keenan, ia mendorong piring yang telah terisi dengan nasi goreng kehadapan Nata. Nata mengalihkan pandangannya dan menatap Keenan.

"Kenapa hm?"Tanya Nata dengan lembut.

Keenan menundukkan kepalanya."Suapin."Ucapnya sambil memainkan jemari kedua tangannya.

Nata mengambil sendok yang ada di piring Keenan dan menyendok nasi goreng tersebut lalu menyodorkannya di depan mulut Keenan. Dengan sigap Keenan membuka mulutnya dan memakan nasi goreng tersebut.

Mansion Alvagantra

"Makan dulu ya."Ucap Tasya sambil memegang pergelangan tangan Gibran.

Gibran menghempaskan tangannya hingga pegangan tersebut terlepas."Jangan pernah menyentuh saya."Ucapnya lalu pergi dari sana.

"Udah ya, ngga usah dipikirin. Lebih baik kita sarapan."Ucap Reiga seraya memegang kedua bahu Tasya dan menggiringnya duduk di kursi meja makan.

☆☆☆☆☆

Brumm brumm brummmm

Kini Gibran telah sampai disekolah. Belum banyak siswa yang datang dikarenakan masih terlalu pagi.

Gibran melangkahkan kakinya menuju kantin dan memesan makanan. Tidak lama kemudian, pesanannya datang. Ia pun langsung menyantapnya tanpa memperdulikan sekitarnya.

Datang seorang perempuan lalu mendudukkan dirinya disamping kanan Gibran.

"Saking nikmatnya ya."Ucap perempuan tersebut seraya menopang dagunya dengan menggunakan kedua tangannya.

ANGKAZLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang