20. ANGKAZLAS

29 17 22
                                    

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

Ctak

Ctak

Srek

Ctak

"Ampun hiks, stop."Mohon seorang perempuan dengan luka dan darah yang mengalir di sekujur tubuhnya.

Lelaki tersebut berjongkok dihadapan perempuan tersebut."Ini belum seberapa bitch."Ucap Savieno. Ya, lelaki tersebut adalah Savieno, ia benar-benar memberi pelajaran bagi mereka yang telah mengusik maupun menyakiti gadisnya.

Savieno mencengkram erat dan kuat dagu perempuan tersebut dengan menggunakan tangan kanannya."Kau telah menyakitinya, maka balasannya akan lebih pedih dari apa yang telah kau perbuat."Savieno melepaskan cengkeramannya dengan kasar, beberapa tanda kemerahan terlihat sangat jelas pada dagu dan pipi perempuan tersebut.

Savieno berdiri dan beralih ke perempuan satunya lagi.

Plak

Plak

Bugh

Ctak

Srek

"ARGHH!"

"Stop, please."

"Didalam kamusku tidak ada kata ampun dan maaf bagi siapapun."Ucap Savieno dengan cambuk yang ada di tangan kanannya.

"Selain baginya."Lanjutnya dalam hati.

Darah mulai mengalir dipunggung perempuan tersebut, linang air mata membasahi pipinya. Andaikan ia tahu, ia tidak akan ikut campur. Tapi apalah daya, nasi telah menjadi bubur, semuanya telah hancur dan tinggal dimakan dan dinikmati. Bukankah bubur bisa diberi ayam dan kecap? Memang bisa, tapi sudah terlambat.

Perempuan satunya yang melihat kedua temannya disiksa hanya bisa menangis, tidak ada yang bisa lolos maupun kabur dari tangan seorang Savieno.

Seorang Savieno akan menjadi seorang iblis dan malaikat kematian bagi mereka yang mengusik maupun menyakiti gadisnya. Tapi ia akan menjadi orang yang lembut jika bersama dengan gadisnya.

Savieno berjalan menuju meja yang di mana terdapat banyak senjata kesayangannya, ia mengambil sebuah pisau kecil. Meskipun kecil, tapi kualitasnya bagus.

Ia berjongkok dihadapan perempuan tersebut dan mulai memotong lalu mencincang jemari kedua kakinya, perempuan tersebut mengerang dan menjerit keras saat merasakan sakit yang begitu dahsyat.

Setelah mencincang nya, Savieno beralih ke perempuan satunya dan memotong lalu mencincang jemari kedua kakinya juga, begitupun dengan perempuan satunya juga.

Setelah mencincang jemari kaki mereka bertiga, Savieno beralih memotong lalu mencincang jemari tangan mereka dengan tidak berperasaan.

"Hiks hiks hiks."Tangis mereka dengan begitu pilu.

"Satukan dan berikan kepada mereka."Titah Savieno pada bawahannya.

Mereka yang sedari tadi duduk di kursi sambil menyaksikan perbuatan Tuannya langsung saja beranjak dari duduknya dan melaksanakan perintahnya, mereka memakai kaos tangan dan mulai mengumpulkan daging dan tulang jemari tangan dan kaki mereka lalu memasukkannya kedalam mulut ketiga perempuan tersebut.

Mereka menutup mulutnya dengan rapat. Namun sia-sia, kekuatan maupun tenaga mereka telah terkuras habis.

Setelah bawahan Savieno memasukkannya kedalam mulut mereka, mereka menutup mulut mereka bertiga dengan tangan yang terbaluti oleh kaos tangan.

Mereka bertiga menelannya. Sungguh, mereka merasakan rasa yang begitu sangat-sangat langka. Bagaimana tidak, ini adalah pertama kalinya mereka memakan daging yang dicampur dengan tulang dan juga darah. Bisa dibayangkan bukan? Bayangkan saja ya, jangan dicoba. Takutnya nanti menyesal.

Mereka kembali menangis, Savieno mengambil sebuah pedang yang ujungnya terlihat begitu tajam. Savieno menebas kepala mereka bertiga secara bergantian, kepala mereka menggelinding ke segala arah.

Savieno tertawa bak seorang malaikat maut, memang pernah lihat malaikat maut tertawa? Ini hanya sebuah cerita dari imajinasi saya. Jadi, jangan dianggap nyata ya.

Savieno menyimpan senjata kesayangannya pada tempat semula."Masukkan kedalam kandang harimau."Titahnya lalu keluar dari sana. Ia sudah baik bukan? Memasukkan mereka kedalam kandang harimau dengan tubuh yang sudah mati, daripada mereka masih hidup dan dimasukkan kedalam kandang harimau. Itu akan lebih sakit

Ellarick Hospital

Savieno telah sampai dirumah sakit, saat ini ia sedang menatap gadisnya seraya mengusap lembut surai rambutnya.

Hama telah ia bersihkan, ia pastikan tidak ada lagi yang akan berani mengusik maupun menyakiti gadisnya.

"Eunghh."

"Vien kapan datang?"Tanya Alara sambil mengucek matanya

Savieno memegang kedua tangan Alara."Jangan dikucek baby."Ucapnya seraya menggenggam tangan Alara.

"Tadi Vien dari mana aja?"Tanya Alara seraya menatap Savieno dengan tatapan polos.

Savieno tersenyum, gadisnya mencarinya. Sungguh dirinya sangat senang."Tadi Vien ada urusan penting."Jawabnya lalu mengecup telapak tangan Alara

Alara yang melihatnya langsung saja menarik tangannya sembari melototkan matanya."Tangan aku kotor tau."Ucapnya.

Savieno menarik tangan kiri Alara lalu kembali mengecupnya."Udah ih, Lara geli."

Savieno pun beralih menggenggam tangan Alara."Lara kapan bisa pulang?"Tanya Alara.

"Kalau kamu sudah sembuh, kamu sudah bisa pulang."Jawab Savieno. Alara hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan.

Ceklek

Pintu terbuka dan menampilkan seorang perempuan dengan pakaian khusus Perawat, Perawat tersebut melangkahkan kakinya menuju brankar yang ditempati oleh Alara dengan nampan yang ada ditangannya.

Savieno menatap Perawat tersebut dengan tatapan tajam tanpa sepengetahuan Alara, Perawat tersebut dibuat ketar-ketir dengan tubuh yang bergetar saat melihat tatapan tajam tersebut mengarah kepadanya.

"Simpan dan keluar!"Titah Savieno, ia sangat tidak ingin diganggu oleh siapapun bersama gadisnya

Perawat tersebut menyimpan nampan yang berisikan bubur semangkuk dan air minum segelas serta segelas susu vanila diatas lemari kecil, tepat disamping kanan brankar. Setelah meletakkan nampan tersebut, dengan cepat ia keluar dari ruangan tersebut dengan tubuh yang masih bergetar.

"Selamat-selamat, untung aja tidak dimakan."Ucap perawat tersebut sembari mengusap dadanya setelah menutup pintu ruangan tersebut.

"Ehh, emangnya manusia makan manusia ya?"Tanya perempuan tersebut entah kesiapa.

"Bisa."Ujar seseorang secara tiba-tiba.

Perawat tersebut terlonjak kaget."Astaghfirullah."Ucapnya dengan spontan.

Perawat tersebut memukul mulutnya sendiri."Aku kan Non Muslim."Ucapnya setelah sadar atas apa yang telah ia ucapkan.

Perawat tersebut membalikkan tubuhnya dan melihat dua orang lelaki dengan pakaian serba hitam yang kini tengah menatapnya sambil bersedekap dada."Ngapain kalian menatap saya seperti itu?"Tanyanya dengan sedikit kesal.

"Mata, mata kami."Jawab salah satu dari mereka, yang satunya menganggukkan kepalanya.

"Saya tahu saya cantik, natapnya tidak usah seperti itu juga kali."Ujar Perawat tersebut dengan pedenya seraya bergaya seperti model.

Mereka berdua menggeleng-gelengkan kepalanya, baru kali ini mereka mendapati seorang Perawat yang modelnya seperti ini.

"JEHAN BANTUIN!"

。⁠:゚To Be Continue゚⁠:⁠。

Publish
Selasa 19 Maret 2024

ANGKAZLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang