49. ANGKAZLAS

9 2 0
                                    

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

Saat ini Zee tengah menonton televisi di temani oleh beberapa cemilan yang ada di atas meja yang ada di hadapannya.

Zee meletakkan pembungkus keripik yang ia makan di atas meja lalu beranjak dari sofa. Ia mengedarkan pandangannya dan melihat sekitarnya.

"Mereka semua kemana?"Tanya Zee entah kesiapa dalam hati.

Zee melangkahkan kakinya menuju dapur."Bibi."Panggilnya pada mereka yang kini sedang mencuci piring, membersihkan meja makan, dan lain sebagainya.

Zee menghampiri seorang perempuan paruh baya yang tengah membersihkan meja makan lalu merangkul lengan tangan kirinya."Bibi."Ucapnya seraya tersenyum.

"Eumm...mau party tidak?"Tanya Zee seraya menatap Maid tersebut dengan kedua mata yang dikerjapkan.

Maid tersebut di buat gugup."Nona, sebaiknya Nona pergi istirahat."Ucapnya dengan lembut.

Zee melepaskan rangkulannya dengan raut wajah kesal."Bibi mengusirku?"Tanyanya.

Maid tersebut seketika di buat kelabakan."A...tidak, Nona. Maksud say–"Ucapnya yang langsung di sergah.

"Aku mau kasih tahu Kak Li aja."Ujar Zee lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Maid tersebut langsung mengejar Zee dengan raut wajah khawatir. Sedangkan Maid yang lainnya di buat geleng-geleng kepala dengan sikap Nona mereka saat ini, tidak biasanya Nona mereka bersikap seperti itu.

"Nona, kumohon jangan memberitahu Tuan."Ucap Maid tersebut seraya memegang lengan tangan kanan Zee.

"Baiklah, tapi...."Ucap Zee.

"Ada syaratnya."Lanjutnya seraya tersenyum bahagia.

"A-apa, Nona?"

"Panggil semua orang yang bekerja di Mansion ini, lalu kumpulkan di ruang tamu."Ucap Zee lalu melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.

Maid tersebut langsung saja mengerjakan perintah Nonanya.

☆☆☆☆☆

Semua pekerja yang bekerja di Mansion telah berkumpul di ruang tamu, jumlah mereka lumayan banyak. Mulai dari Bodyguard, Maid, Penjaga Kebun, Satpam, Supir dan lain-lainnya.

Zee berdiri dari duduknya lalu menatap mereka semua."Untuk semua Maid bertugas memasak gorengan dan membuat minuman! Gorengannya harus bermacam-macam dan banyak! Begitupun dengan minumannya. Kalian mengerti!"Ucapnya seraya bersedekap dada.

Semua Maid membungkukkan tubuhnya."Mengerti, Nona."Ucap mereka dengan serempak.

"JANGAN ADA YANG MEMBUNGKUKKAN TUBUHNYA KEPADAKU!"Ucap Zee dengan lantang.

"Kita lanjut. Untuk para Bodyguard, Penjaga Kebun, Satpam, dan Supir. Kalian aku tugaskan untuk memindahkan sofa dan meja ke sudut ruangan ini. Dan ambil karpet lalu ulurkan hingga ruangan ini penuh. Kalian mengerti!"Ucap Zee seraya menatap mereka semua.

"Mengerti, Nona!"Ucap mereka semua dengan serempak, kecuali para Maid.

"Ok, semangat bekerja!"Ucap Zee lalu melangkahkan kakinya menuju dapur.

Mereka bubar dari sana dan mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Nona mereka.

☆☆☆☆☆

Karpet dengan warna serba merah telah terulur di ruang tamu, ditambah dengan piring yang berisikan gorengan dan gelas yang berisikan minuman. Jumlahnya begitu banyak.

Zee menyetel sebuah siaran di televisi."Mari kita mulai!"Serunya lalu bergabung dengan mereka.

Mereka mulai memakan gorengan dan juga meminum minuman ditemani oleh televisi yang menampilkan sebuah siaran yang membuat party mereka menjadi heboh.

Gorengan mereka tidak kunjung habis, begitupun dengan minuman. Ada sebuah wadah besar yang berisikan gorengan dan wadah besar yang berisikan minuman jika mereka ingin menambah.

"Bombayah!"Teriak Zee dengan lantang dengan mikrofon yang ada di tangan kirinya.

Mereka semua menggoyangkan tubuhnya dengan sesuka hati mereka. Tidak lama kemudian, mereka semua tepar. Ada yang tengkurap, telentang, ada pula yang seperti seorang bayi di dalam janin. Dan lain sebagainya.

Pintu Mansion terbuka dan menampilkan seorang lelaki dengan almamater khusus Dokternya. Ia membelalakkan matanya kala melihat keadaan Mansion.

Lelaki tersebut memasuki Mansion dan tidak lupa menutup dan mengunci pintu. Dia adalah Dokter Li.

Li melangkahkan kakinya menuju mereka yang kini tengah tepar. Ia menggendong Zee ala bridal style dan membawanya ke kamar dengan menggunakan lift.

☆☆☆☆☆

Li meletakkan Zee di kasur dengan penuh kehati-hatian. Ia mendudukkan dirinya di pinggiran kasur lalu menatap sang empu yang terlelap lalu menyelimutinya sampai sebatas dada.

Li mengusap lembut surai rambut milik Zee dengan menggunakan tangan kanannya. Tangannya turun mengusap pipi kanan Zee dengan lembut.

"Sangat lembut dan halus."Ucap Li lalu mencubit pipi Zee.

Zee melenguh dan menyingkirkan tangan Li dengan mata yang masih terpenjam. Li terkekeh melihatnya, ia mendekatkan wajahnya pada wajah Zee dan mengecup bibir Zee sekilas.

Li menjauhkan wajahnya pada wajah Zee lalu mengusap pipinya dengan menggunakan tangan kanannya dengan lembut.

Li mencium kening, kedua pipi, hidung, dan bibir Zee lalu berdiri dari duduknya, ia kemudian melangkahkan kakinya menuju sofa lalu melepaskan almamater khusus Dokternya.

Singapura

"Maaf, diriku pergi tanpa mengatakan sepatah katapun padamu. "Ucap seorang perempuan yang kini tengah terduduk di sebuah taman rumah sakit.

"Fanya, aku akan kembali dan memberitahu mereka."Lanjutnya lalu berdiri dari duduknya. Ia kemudian tersebut melangkah kakinya masuk ke dalam rumah sakit.

。⁠:゚To Be Continue゚⁠:⁠。

Harlen update!

Bagaimana dengan part ini?

Written
Jum'at 12 Januari 2024

Publish
Ahad 12 Mei 2024

ANGKAZLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang