09. ANGKAZLAS

41 19 12
                                    

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

"Tria udah lapar tau, jom let's go."Ucap Satria. Mereka pun berjalan menuju kantin dengan Alfa yang berjalan di bagian paling depan dan Alvin yang menggenggam tangan kiri Liona dibelakang Alfa.

Disaat mereka telah sampai di kantin, semua yang ada di kantin dibuat menjerit kembali. Alfa dkk dan Liona mendudukkan dirinya di kursi yang biasa Alfa dkk duduki, Alvin menaruh bekal Liona diatas meja dan mendudukkan dirinya disamping kiri Liona.

Alvin Liona Satria Gibran KURSI
MEJA
Alan Seseorang Keenan Alfa KURSI

Begitulah kira-kira tempat mereka duduk.

Datang dua orang lelaki setengah baya dengan pakaian yang serba hitam. Salah satu dari mereka memberikan secarik kertas dan juga pulpen kepada Alfa dkk. Mereka pun menulis semua yang ingin mereka pesan, Alvin memberikan kertas tersebut kepada kedua lelaki setengah baya tersebut.

Dua lelaki setengah baya tersebut pergi dari sana setelah membungkukkan tubuhnya.

Tidak lama kemudian, mereka berdua kembali dengan nampan yang ada ditangannya masing-masing, mereka meletakkannya diatas meja. Setelahnya, mereka pamit undur diri.

Alvin mengambil pesanannya."Makanlah."Ucapannya sambil menyimpan sebuah piring yang berisi makanan yang ia pesan dihadapan Liona.

Liona yang fokus pada makanannya kini mengalihkan pandangannya kearah Alvin, ia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Alvin.

Alvin yang mengerti pun lantas berkata."Aku membelinya untukmu, aku tahu kau menyukainya. Sebab ini adalah makanan kesukaanmu."Jelasnya.

"Terima kasih, Ona akan menggan–"Ujar Liona.

"Tidak perlu menggantinya."Potong Alvin.

"Makan nasi dulu, baru makan gula-gula nya."Ucap Gibran saat melihat Satria yang ingin membuka pembungkus gula-gula nya.

Satria mengerucutkan bibirnya. Tapi tidak urung, ia memakan nasi goreng yang telah dipesan oleh Gibran.

Lain halnya dengan Keenan, saat ini ia sedang makan dengan sang Istri yang setia menyuapinya.

Mereka menikah akibat suatu wasiat dari kedua orang tua perempuan tersebut, awalnya Keenan menentang keras perjodohan tersebut. Tapi karena pihak keluarganya memaksa dirinya untuk menerimanya, akhirnya ia menerima perjodohan tersebut dengan perasaan yang dongkol.

Seiring perjalanan pernikahan mereka, Keenan selalu merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Keenan merasa bahwa dirinya telah mencintai sang Istri, ia juga tidak segan-segan menunjukkan sifat aslinya kepada Istrinya.

Sifat aslinya hanya diketahui oleh kedua orang tuanya dan Istrinya. Oh ya, jangan lupakan anggota Glendara. Istrinya memiliki sifat baik hati, penyayang, pengertian, dan sebagainya.

Mansion Handrex

"Akhirnya sampai juga."Ucap Yola.

"Hem, capek banget."Ucap Aurora.

"Kalian istirahat aja, biar Daddy yang urus."Ujar Fauzan.

Yola dan Aurora merebahkan tubuhnya di sofa. Sedangkan Fauzan, ia pergi keluar dari Mansion.

Fauzan kembali masuk dengan koper yang ada ditangannya. Tidak lama kemudian, masuk beberapa Bodyguard dengan barang ditangannya juga.

Mansion Argantara

ANGKAZLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang