22. ANGKAZLAS

26 16 19
                                    

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

Hari ini adalah hari Jum'at, dimana semua siswa-siswi Alzheiga High School pulang agak cepat dari hari lain.

Saat Zyfa melangkahkan kakinya menuju motornya, tiba-tiba pergelangan tangannya dicekal oleh seseorang.

"Ikut aku, Mommy dan Daddy mau ketemu sama kamu."Ucap Alfa.

Zyfa hanya menganggukkan kepalanya, mereka berdua pun melangkahkan kakinya menuju parkiran yang dimana terdapat motor Alfa ddk di sana.

Alfa memberi Zyfa helm yang telah ia siapkan, Zyfa pun menerimanya lalu memakainya.

Zyfa naik ke motor Alfa dengan memegang kedua bahu Alfa"sudah?"Tanya Alfa dibalik helm full facenya.

"Iya."Jawab Zyfa.

Alfa menyalakan mesin motornya."Kami duluan."Ucapnya dan diangguki oleh mereka.

Alfa menjalankan motornya pergi dari sana dengan kecepatan rata-rata.

"Tria mau langsung pulang atau mau ke basecamp?"Tanya Gibran seraya menatap Satria.

"Tria mau ke basecamp dulu."Jawab Satria lalu memakai helm full facenya dan diikuti oleh mereka.

Liona naik ke motor Alvin dan Akiya naik ke motor Alan, begitupun dengan Nata yang kini naik ke motor Keenan dan juga Kayla yang kini naik ke motor Gibran.

Sebenarnya Kayla membawa mobil, tapi Gibran memaksa Kayla untuk naik motor dengannya untuk pulang. Kayla hanya pasrah, daripada Gibran menangis lagi.

Mereka berboncengan dengan pasangan masing-masing. Namun, berbeda dengan Satria yang hanya sendiri tanpa pasangan.

Soal Aurora, Aurora tidak bersekolah di Alzheiga High School. Ia memilih bersekolah di sekolah milik orang tuanya, dan soal pertemuan dirinya dan Satria. Mereka terakhir bertemu saat makan malam tersebut.

Jujur Satria sangat tidak tahan dengan semuanya, tapi ia tidak akan menyerah begitu saja. Ia masih kesal dengan Aurora, yang ia butuhkan hanyalah ketenangan.

Satria juga lebih sering menginap di Basecamp. Alasannya, ia ingin menenangkan diri, dan ia tidak ingin diganggu oleh siapapun. Ia akan pulang saat akan mandi dan mengganti pakaiannya lalu kembali ke Basecamp.

Mansion Danuarta

Keenan dan Nata telah sampai di Mansion Danuarta.

"Papa sama Mama dimana Bi?"Tanya Keenan pada salah satu Maid yang bekerja di Mansion Danuarta yang bernametag Risa.

"Tuan dan Nyonya pergi keluar kota, Tuan."Jawab Bi Risa dengan sopan.

"Kapan, Bi?"Tanya Nata dengan kedua alis yang sedikit ditautkan. Bukannya mereka baru-baru saja pulang dari bepergiannya?

"Tadi siang, Non."

"Kalau begitu Bibi permisi, Tuan, Nona."Ucap Bi Risa lalu sedikit membungkukkan tubuhnya, ia kemudian pergi dari sana menuju dapur.

Wajah Keenan tampak murung, Nata yang melihatnya pun mengusap lembut punggung Keenan dengan menggunakan tangan kirinya, Keenan langsung memeluk Nata dengan erat dan menyembunyikan wajahnya di cekuk leher bagian kanan Nata.

Nata merasakan bahunya kini basah, Keenan menangis sampai sesegukan.

Nata mengusap lembut punggung Keenan dengan menggunakan tangan kanannya.."Sstt, udah ya."

Keenan mengurai pelukannya dan menatap Nata dengan mata yang berair."Jangan tinggalin Inan."Ucapnya dengan lirih, ia tidak ingin Natanya pergi meninggalkannya juga.

"Iya, Nata ngga pergi kok."Ucap Nata dengan lembut sambil mengusap pipi Keenan yang basah akibat air mata.

"Promise."Ucap Keenan sambil menyodorkan jari kelingkingnya.

Nata menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Keenan."Promise"Ucapnya seraya tersenyum saat melihat pinky promise yang mereka lakukan.

Keenan melepaskan tautan jari mereka lantas kembali memeluk Nata dengan erat, Nata membalas pelukan tersebut sambil mengusap lembut rambut milik Keenan dengan menggunakan tangan kirinya.

Mansion Alzheiga

Alfa dan Zyfa memasuki Mansion Alzheiga secara beriringan dengan Alfa yang menggenggam tangan kanan Zyfa.

Laras mengalihkan pandangannya kala mendengar suara deru motor, dan tidak lama masuklah dua insan yang berbeda jenis dengan tangan yang menggenggam tangan yang satunya.

Mereka berdua mendudukkan dirinya di sofa tanpa melepaskan genggamannya.

Lantas Laras berdiri dari duduknya dan mendudukkan dirinya disamping kiri Zyfa lalu memeluknya, Zyfa membalas pelukan Laras dengan tangan kirinya.

"Bisakah kamu melepasnya."Ujar Dirga kala melihat Alfa yang masih menggenggam tangan Zyfa.

"Terserahku."

"Dia tidak akan hilang."Ucap Dirga seraya menatap Alfa dengan jengkel.

"Tapi bisa pergi kapan saja."Ujar Alfa.

"Terserahlah "Ucap Dirga dengan pasrah.

"Hmm."Alfa pun melepaskan genggamannya.

"Maafkan kami."Ucap Laras sembari menatap Zyfa dengan tatapan sedih.

"Maafkan kami atas kejadian di masa lalu."Lanjutnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Yang lalu, biarlah berlalu."Ucap Zyfa sambil menggenggam kedua tangan Laras.

"Semua sudah diatur oleh Tuhan, tidak ada yang bisa melawan takdir yang dibuat olehnya."Lanjutnya.

Laras memeluk Zyfa dan menumpahkan air matanya, Zyfa mengurai pelukan tersebut lalu mengusap lembut jejak air mata Laras dengan menggunakan kedua tangannya.

"Aku udah maafin kalian, aku juga minta maaf kalau ada salah dengan kalian."Ucap Zyfa.

"Memaafkan memang mudah, tapi melupakan sangatlah sulit."Ucap Zyfa dalam hati.

Basecamp Glendara

"Huft."

Satria menghempaskan tubuhnya di kasur. Ia lelah, ia lelah memikirkannya.

"Huh."Satria bangun dari tidurannya menjadi duduk.

Satria menatap sebuah benda persegi yang ada di atas nakas."Kamu dimana? Kamu pergi lagi"Ucapnya dalam hati.

Satria beranjak dari duduknya lantas berjalan menuju kamar mandi dan masuk ke dalam setelah membuka pintunya.

。⁠:゚To Be Continue゚⁠:⁠。

Publish
Jum'at 22 Maret 2024

ANGKAZLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang