26. ANGKAZLAS

26 13 12
                                    

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

"Gue tahu lo orang kaya, tapi jangan terlalu sering makan di kantin. Makanan rumah lebih sehat dibandingkan makanan yang ada di luaran."

"Gue ngga ngelarang lo, cuma aja setiap hari gue ngeliat lo sarapan di kantin."

"Kalau lo punya masalah, maka perbaikilah."

Gibran terdiam seraya menatap manik mata milik Tasya lalu menganggukkan kepalanya dengan pelan.

Tasya langsung tersenyum kala melihat Gibran menganggukkan kepalanya. Ia pun menarik pergelangan tangan kiri sang empu menuju meja makan.

Tasya menarik sebuah kursi."Duduk dulu."Ucapnya dengan lembut.

Gibran mendudukkan dirinya di kursi tersebut dan menatap Tasya yang kini tengah mengisi sebuah piring dengan nasi, ditambah dengan beberapa lauk kesukaan Gibran. Yaitu ayam kecap.

Tasya meletakkan piring tersebut dihadapan Gibran lalu meletakkan dua gelas yang berisikan air minum dan susu coklat.

"Mas mau makan apa?"Tanya Tasya pada Reiga.

"Mas."Panggil Tasya kala Reiga hanya diam seraya menatap Gibran yang kini tengah menyuapkan makanan ke dalam mulutnya dengan menggunakan sendok.

Tasya memegang bahu kiri Reiga seraya memanggilnya."Mas."

"Ya?"

"Mau makan apa hm?"Tanya Tasya dengan lembut.

"Nasi goreng aja."Jawab Reiga seraya menatap Laras dengan intens.

Tasya pun menyendok nasi goreng ke dalam sebuah piring yang kosong dan meletakkannya di hadapan Reiga. Ia juga meletakkan dua gelas berisikan air minum dan susu coklat.

Tasya ikut mendudukkan dirinya di kursi setelah mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

Mereka pun makan dengan khidmat, sesekali Tasya tersenyum dalam hati kala sang Anak tidak menolak untuk sarapan bersama.

Alzheiga High School

Brumm brumm brummmm

"Mereka sudah datang!"Pekik salah satu siswi Alzheiga High School.

"BILA MELIHAT ENGKAU, JANTUNGKU BERDEBAR...."Nyanyi salah satu siswi Alzheiga High School seraya memegang dadanya, tepat di bagian jantungnya.

"DEKATI DULU ORANGNYA, BARU KAU EMBAT...."Lanjut salah satu siswa Alzheiga High School yang berdiri di samping kiri perempuan tadi.

Alfa dkk tidak menghiraukan mereka. Mereka melangkah kakinya menuju kantin.

☆☆☆☆☆

"Ngga mesan?"Tanya Alan entah kesiapa.

"Siapa?"Tanya Gibran.

"Ya lo lah, siapa lagi coba."Jawab Alan dan memegang telapak tangan kiri Akiya lalu memain-mainkannya.

"Dah makan."Ujar Gibran.

Mereka semua tentu terkejut dengan ucapan Gibran."Lo sehat kan?"Tanya Keenan seraya menempelkan telapak tangan kanannya pada kening Gibran. Setelahnya, ia meletakkan telapak tangannya pada keningnya sendiri.

"Ngga panas, lo–"Ucap Keenan yang langsung dipotong oleh Gibran.

"Hm, gue makan di rumah."Potong Gibran dengan wajah datarnya.

"WAW! Teman gue dah berubah ya."Ucap Keenan sambil menepuk punggung Gibran dengan menggunakan tangan kirinya.

Seorang lelaki melangkahkan kakinya menuju kantin. Banyak siswa-siswi Alzheiga High School yang menatapnya dengan binar, kagum, dan terkejut. Adapula yang menatapnya dengan mulut yang menganga dengan lebar, sehingga ada seekor lalat yang hampir masuk ke dalam mulutnya.

Lelaki tersebut mendudukkan dirinya di kursi Alfa dkk dengan gaya coolnya. Alfa dkk menatapnya dengan kaget.

"Lo, lo Tria?"Tanya Alan seraya berdiri dari duduknya.

Lelaki tersebut menganggukkan kepalanya."Gimana?"Tanyanya pada mereka seraya berdiri dari duduknya lalu memutar tubuhnya.

"Gimana apanya? Lo berubah karena seorang perempuan, iya?"Tanya Alfa sambil menatap Satria.

"Jadi diri lo sendiri."Ujar Alvin.

"Gue udah ngga ada hubungan sama tuh cewek."Ujar Satria lantas mendudukkan dirinya di kursi dan diikuti oleh Keenan.

"Dah move on?"Tanya Gibran.

"Bakal gue usahain."Jawab Satria.

Penampilan Satria yang sekarang sangatlah berbeda dengan penampilannya yang dulu. Ia mengeluarkan sebelah ujung bajunya dari celananya, dasi yang longgar dengan kancing atas baju yang tidak terkancing. Ditambah dengan rambut yang acak-acakan seperti seorang bad boy berandalan.

☆☆☆☆☆

"Mau ikut."Pinta seorang perempuan sembari menampilkan puppy eyesnya.

"Ngga boleh."Ucap seorang perempuan sambil mengusap lembut surai rambut milik perempuan tersebut dengan menggunakan tangan kanannya.

Perempuan tersebut mendongakkan kepalanya dan melihat Kakaknya."Kenapa?"Tanyanya.

"Di luar sana banyak musuh yang berkeliaran. Jadi, Adek ngga boleh keluar untuk sementara waktu ok."Jawab perempuan tersebut seraya menatap Adiknya

Perempuan tersebut mengerucutkan bibirnya."Emang mereka mau ngapain Adek sih."Ucapnya dengan kesal seraya melepaskan pelukannya.

Perempuan tersebut mendudukkan dirinya di pinggiran kasur, tepat di samping kanan perempuan tersebut."Itu alasannya Kakak nyembunyiin Adek, Kakak ngga mau Adek kenapa-napa."Ucapnya.

Perempuan tersebut memeluk perempuan tersebut lantas berkata."Tapi Adek kangen sama Abang."

Perempuan tersebut mengurai pelukan tersebut."Belum saatnya. Adek bakal ketemu sama Abang kalau udah waktunya."Jelasnya.

Perempuan tersebut menganggukkan kepalanya."Ya udah, Kakak boleh pergi. Tapi jangan lupa beliin Adek cokelat."Ucapnya.

Perempuan tersebut mengusap kepala perempuan tersebut sambil tersenyum."Kakak pergi dulu. Kalau ada apa-apa hubungi Kakak."Ucapnya.

"Siap."Ucap perempuan tersebut seraya memberi hormat kepada perempuan tersebut.

Perempuan tersebut melangkah kakinya pergi dari sana dengan tas yang ada di pundaknya.

。⁠:゚To Be Continue゚⁠:⁠。

Written
Jum'at 29 Desember 2023

Publish
Senin 25 Maret 2024

ANGKAZLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang