14. ANGKAZLAS

31 16 20
                                    

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

"Ehh, ehh, tuh siapa?"

"Mobilnya begitu cinklong."Ucap salah satu siswi Alzheiga High School

"Cinklong-cinklong, ciklong anjing."Ucap Putri membenarkan ucapan siswi tersebut.

"KINCLONG BODOH."Teriak seorang lelaki tepat disamping telinga kanan Putri.

Putri menutup telinganya yang terasa berdengung akibat teriakan lelaki tersebut."KALAU GUE BODOH, ABANG JUGA BODOH."Teriaknya, tepat didepan wajah Putra. Ya, lelaki tersebut adalah Putra, saudaranya sendiri.

Putra mengusap wajahnya yang terkena air liur Putri dengan wajah jeleknya.

"Sabar-sabar, anak sabar disayang Tuhan."Ucap seorang perempuan yang baru saja datang sambil mengusap pundak kanan Putri. Dia adalah Tia.

"Bukannya nama Ayah Putri itu Samsul ya? kenapa jadi Sabar?"Tanya Feli yang kini berdiri disamping kanan Tia.

Mereka bertiga menepuk jidatnya, kumat lagi, kumat lagi.

"Ibunya Putri sudah menikah lagi?"Tanya Feli dengan wajah polosnya.

"Kenapa ngga ngundang Feli."Ucap Feli dengan kesal.

"Maksudnya bukan begitu Feli cantik."Ucap Tia.

"Terus gimana Tia jelek."Balas Feli dengan kedua tangan yang diangkat setinggi dada sekilas.

"Sabar itu adalah suatu sifat yang harus dimiliki oleh seseorang saat dia sedang emosi"Jelas Putri.

"O...berarti Tia salah dong."Ujar Feli.

"Kenapa begitu?"Tanya Putra sambil menatap Feli.

"Harusnya kan Tia bilang gini. Orang sabar disayang Tuhan. Bukan anak sabar disayang Tuhan."Jawab Feli dengan kedua tangan yang dilipat didepan dada.

"Beda pengucapan beda arti juga."Jelas Feli.

Polos-polos gini Feli juga termasuk salah satu siswi terpintar di Alzheiga High School. Ya, walaupun otaknya kadang lemot soal hal yang menurutnya ngga penting.

☆☆☆☆☆

Sebuah mobil terparkir di parkiran Alzheiga High School. Tidak lama kemudian, keluar seorang perempuan dengan pakaian seragam yang melekat ditubuhnya dn tas yang ada di kedua pundaknya.

Perempuan tersebut melangkahkan kakinya menuju ruangan kepala sekolah. Sedangkan di dalam mobil tersebut terdapat seorang lelaki dengan pakaian formalnya yang kini menatap kearah Alfa dkk.

Lelaki tersebut menyalakan dan menjalankan mobilnya keluar dari kawasan Alzheiga High School.

"Wajah dia kek ngga asing."Ujar Gibran.

Satria berjinjit dan menjilat pipi Gibran."Ngga asing kok."Ucapnya dengan wajah polosnya.

Gibran langsung saja mengusap pipinya yang telah dijilat oleh Satria."Bukan gitu. Maksudnya, Gibran pernah ngeliat tuh perempuan."Jelas Keenan dan diangguki oleh mereka, sedangkan Satria ber oh ria.

Mereka melangkahkan kakinya menuju kelas dan berpisah dengan Nata saat dipertengahan koridor.

☆☆☆☆☆

Kelas 3 IPA 1

Tap tap tap

Ceklek

"Hello everybody!"Ucap seorang perempuan paruh baya yang baru saja masuk.

"Halo, Bu!"Ucap murid Kelas 3 IPA 1

ANGKAZLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang