。:゚Happy Reading゚:。
Tok tok tok
"Masuk."
Seorang perempuan membuka pintu dan masuk ke dalam.
Perempuan tersebut mendudukkan dirinya di kursi, tepat di hadapan seseorang yang duduk sambil membelakangi meja.
Orang tersebut membalikkan kursinya dan menatap perempuan tersebut."Ada apa?"Tanyanya sambil memainkan sebuah pulpen yang ada di tangan kirinya.
"Mereka sudah bergerak. Dan pasti mereka mengincarnya."Jawab perempuan tersebut sambil membalas tatapan orang tersebut.
"Kita harus berhati-hati. Mereka begitu sangat berbahaya dari apa yang kita bayangkan."Ujar orang tersebut.
"Hm, mereka begitu memiliki banyak anggota. Dan mungkin sangat tidak mudah untuk mengalahkan mereka."Ujar perempuan tersebut.
"Ya, kau benar. Maka dari itu kita harus harus mengatur dan menyimpan strategi untuk mengalahkan mereka."Ujar orang tersebut.
"Apakah mereka belum datang?"Tanya orang tersebut sambil meletakkan pulpennya diatas meja.
"Mereka bilang, mereka sudah berada diperjalanan menuju kesini."Jawab perempuan tersebut.
☆☆☆☆☆
"Kamu dimana?"Tanya Alfa dengan handphone yang hampir menempel di telinga kanannya.
"...."
"Sama siapa?"
"...."
"Kamu udah makan kan?"
"...."
"Ya udah. Tapi kamu jangan begadang."Alfa menyimpan handphonenya di atas nakas setelah mengakhiri panggilan tersebut.
Alfa melangkahkan kakinya menuju balkon dan mendudukkan dirinya di kursi. Ia menaikkan kaki kirinya keatas paha kaki kanannya.
Alfa menatap langit yang kini tengah menangis hebat hingga membasahi bumi. Ia sangat membenci hujan. Karena hujan, orang yang paling ia sayangi pergi jauh dan tidak bisa kembali lagi. Karena hujan, orang yang paling ia cintai pergi jauh darinya.
"Aku tidak menyangka bisa dipertemukan denganmu lagi."Ucap Alfa lalu berdiri dari duduknya seraya terus menatap langit yang kini tengah menangis hebat.
Alfa menyandarkan tubuhnya di pagar balkon dengan kedua lengan tangan yang menyentuh pagar balkon.
"Takdir memang telah diatur oleh Tuhan."Ucap Alfa.
"Tapi tidak ada salahnya jika diriku enggan menerima takdir yang telah Tuhan rancang untukku."Lanjutnya.
"Bukan berarti diriku tidak menyukai takdir itu. Aku hanya tidak bisa menerima apa yang telah terjadi diwaktu yang berlalu."Lanjutnya lagi lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana.
Mansion Mahendra
"Grandma."Panggil Nata kepada seorang perempuan paruh baya yang kini tengah duduk di ruang tamu dengan sebuah majalah yang ada di tangannya.
Perempuan paruh baya tersebut menoleh kearah Nata."Ada apa? Sini duduk."Ucapnya seraya meletakkan majalah tersebut di atas meja lantas menepuk sofa yang kosong, tepat di samping kirinya.
Mata melangkahkan kakinya menuju sofa dan mendudukkan dirinya di sofa, tepat di samping kiri perempuan paruh baya tersebut.
Perempuan paruh baya tersebut mengusap lembut surai rambut milik Nata dengan lembut.
"Grandma."Ucap Nata dengan lembut. Perempuan paruh baya tersebut menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan.
"Beberapa hari yang lalu, Nata ketemu sama seseorang."Ucap Nata.
Perempuan paruh baya tersebut menatap Nata dengan tangan tidak ada hentinya mengusap surai rambut milik Nata.
"Orang itu kayak mirip Daddy."Lanjutnya. Perempuan paruh baya tersebut menghentikan usapannya dan menatap Nata dengan intens.
"Apakah itu saudaraku?"
"Udah, kamu tidak perlu memikirkannya. Biar Grandma yang mengurusnya."Ucap perempuan paruh baya tersebut dengan lembut.
"Grandma harap itu kamu sayang."Ucap perempuan paruh baya tersebut dalam hati.
"Maafkan Mama yang telah berbuat jahat padamu Kila"Lanjutnya dalam hati.
☆☆☆☆☆
"YUHUU! ZYFA YANG CANTIK NAN MEMBAHANA TELAH DATANG!"Teriak Zyfa sambil memasuki kantor dengan tas yang diputar-putar di atas kepala dengan menggunakan tangan kanannya.
Semua para pekerja langsung saja menutup telinga mereka dengan memakai telapak maupun jemari tangan mereka masing-masing saat melihat kedatangan Zyfa.
Resepsionis yang mendengar suara Zyfa dibuat kaget. Saking kagetnya, ia sampai melompat, sehingga jantungnya pun ikut melompat.
Bisa dibilang setiap hari Zyfa mendatangi kantor milik Abangnya setelah pulang dari sekolah. Dan yang paling rutin Zyfa lakukan ialah berteriak sambil memasuki kantor milik Abangnya.
Mereka semua berhenti menutup telinganya dan saling melempar pandangan.
"Abang mana?"Tanya Zyfa yang kini berdiri di hadapan seorang lelaki yang menjabat sebagai Sekretaris Abangnya.
"T-tuan ada di ruangannya, Nona."Jawab lelaki tersebut dengan kepala yang menunduk.
"Ok."Ucap Zyfa.
"Babay."Lanjutnya sambil melangkah kakinya pergi dari sana dengan tangan kiri yang dilambaikan, ditambah dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.
☆☆☆☆☆
Zyfa keluar dari lift dengan tangan kanan yang menenteng tasnya, sesekali ia melompat-lompat kecil menuju ruangan Abangnya.
Tok tok tok
"PAKET!"Teriak Zyfa setelah mengetok pintu ruangan milik Abangnya. Seberusaha mungkin Zyfa mengubah suaranya agar tidak dikenal oleh Abangnya.
Sedangkan di dalam ruangan. Seorang lelaki kini tengah menatap pintu ruangannya dengan tatapan tajamnya.
"Berani sekali dia berteriak di depan ruanganku."Ucap lelaki tersebut lalu berdiri dari duduknya,.ia kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu.
。:゚To Be Continue゚:。
Written
Ahad 31 Desember 2023Publish
Rabu 27 Maret 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKAZLAS [END]
Teen FictionJudul awal: Waktu Yang Berlalu, Different Colours, Kegelapan Yang Menggelap, Alfaza. Judul Sekarang: ANGKAZLAS ____________________________________________ Hai, ini cerita pertama yang aku bikin 🤗 Semoga kalian menyukainya. Sebelum baca, jangan lu...