Alhamdulillah acara kampung dah kelar, bisa gas lagi klo nulis 🤣###
Omar tertawa melihat Khaira mencebik padanya. Menggemaskan. Dan ia suka walaupun sebenarnya wanita itu kesal padanya karena kiss mark darinya cukup banyak. Dan yang membuatnya lebih jengkel lagi adalah letaknya yang mudah dilihat orang lain. "Kamu pake kerudung, nggak bakal kelihatan."
"Ya tetep saja kelihatan Mas kalau pas ambil wudhu atau pas pake mukena," ujar Khaira bersungut-sungut.
"Tutupi pake foundation kan bisa, Khai, jadi kamu tenang sehari itu."
"Ya memang tapi kalau lupa kayak kemarin itu, saya kan malu. Untung Ibu nggak ngomong apa-apa."
Tawa Omar pecah mengingatnya. Kemarin sore, setelah Khaira mandi dari pulang kerja, Cindy mengetuk kamarnya. Ibunya itu mau mengajak ke rumah salah satu saudara ayahnya, kebetulan Khaira baru keluar dari kamar mandi memakai baju rumah dengan potongan leher rendah, alhasil kiss mark darinya terlihat. Khaira seperti lupa jika mempunyai bekas kecupan itu. Dia duduk dan bicara panjang lebar tanpa menggenakan jilbab.
"Biyuh, Om," komentar Cindy melihat tanda merah keunguan di leher dan pangkal leher Khaira.
"Kesemangaten (terlalu semangat), Buk." Enteng saja Omar menjawabnya, toh ibunya tidak akan mengejeknya.
"Biyuh kenapa, Bu?" tanya Khaira bingung.
"Ora. Kui lho masmu lek buko poso kok eram banget iso sampai ketok kabeh. Wes Ibu keluar dulu." Cindy pun keluar dari kamar Omar.
Khaira menatap bingung Omar. Buka puasa? Setahunya pria itu tidak sedang puasa. "Mas puasa?"
"Nggak." Omar bergeser lebih dekat pada Khaira di pinggir kasur.
"Terus?"
Omar mengambil ponsel, membuka kamera lalu menunjuk maksud ibunya.
Astaghfirullah!" Ia menutup wajahnya dengan dua tangannya. Rasanya ingin ganti wajah saja. Khaira kemudian menatap sengit pada Omar. Ingin sekali ia cakar-cakar sampai hancur muka songong suaminya itu. "Kenapa nggak kasih tahu? Saya kan malu sama Ibu." Namun, pria tersebut hanya tertawa saja. Sungguh menyebalkan!
"Kira-kira foto lehermu kemarin yang ada bekas cupangku, taruh di sosmed gimana ya?"
Khaira seketika berbalik badan menghadap Omar. Matanya melotot. "Nggak usah aneh-aneh ya, Mas. Malu lah gituan di unggah. Kayak nggak ada foto yang bagus saja."
"Suka-suka aku dong."
Istri Omar itu menghela napas berat. "Terserah lah." Ia pergi ke dapur untuk membantu menyiapkan makan malam. Lebih baik ke dapur daripada meladeni Omar yang sesat. .
"Mbok masak apa? Saya bantu ya." Khaira mengambil telur puyuh yang sebagian sudah dikupas. "Ini mau dibikin opo to?"
"Telur puyuh balado. Mas Omar tadi yang minta." Mbok Yem memblender bumbunya agar halus. "Kalo sudah tolong kacang panjangnya dipotong-potong ya Mbak. Mau ditumis kecap pedes sama tempe tahu."
"Nggak ada Al sepi ya, Mbok. Jadi kangen. Saya gemes banget sama dia." Khaira menata ayam goreng dan mujair goreng ke piring saji lalu membawanya ke meja makan. Ia kembali mengaduk kacang panjang dan bahan lainnya di wajan.
"Iya. Mbok juga kangen sama Al," sahut Mbok Yem.
"Enak punya sendiri, Khai." Omar menarik kursi maju dan mengempaskan bokongnya. Khaira menoleh padanya. "Bikinin kopi, Khai. Biar melek kalau lembur nanti." Ia menarik turun kan sepasang alisnya dibarengi senyuman jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stole Your Heart
RomanceRasyidin bersaudara#2 Meskipun belum sepenuhnya berhasil move on dari Ilmira, Omar tak berharap cinta menyapanya kembali dalam waktu dekat. Rasa-rasanya ia butuh waktu untuk menyelami hatinya. Namun, gelap hatinya mulai memudar ketika seorang wanita...