25. penolakan di awal

47 37 7
                                    


Menyendiri di dalam ruangan olahraga basket bukanlah hal buruk menurutnya. Seperti saat ini duduk di kursi penonton seraya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong hingga suara bariton membuyarkan lamunannya

" Ngapain disini? " tanya nya membuat gadis itu melirik sinis

" Ck harus pergi kemana lagi biar gue ngerasain ketenangan sebentar. " gumamnya kesal namun masih dapat di dengar

" Orang yang udah mati aja masih minta di doain biar tenang gimana sama manusia yang masih hidup tapi minta ketenangan. "

matanya menelisik gadis di bawahnya yang menatapnya seolah meminta penjelasan

" Lo ga akan bisa nemuin ketenangan di dunia karena ini bukan tempatnya. Disini kita bakal diuji terus-menerus kalo lo gagal maka lo yang akan menderita tapi kalo lo berhasil maka orang lain yang akan menderita , tanpa lo sadari hidup manusia saling terkait ntah itu untuk saling menyakiti atau disakiti. "

" Itu definisi ketenangan bagi lo? "

Langkah nya mendekati sosok tersebut dengan satu alis yang terangkat

" Dari perkataan gue barusan ga susah rasanya buat lo menyimpulkan , kecuali kalo pemikiran lo lambat "

ah ntah kenapa menggoda gadis angkuh ini membuat nya merasa sedikit senang

Mata gadis itu membola. " gue ga sebodoh apa yang lo pikirin dan gue minta lebih baik lo pergi sekarang. Karena menurut gue definisi ketenangan itu saat jauh dari manusia-manusia berisik kaya lo. " usir nya dengan sindira penuh penekanan

Sudut bibirnya membentuk lengkungan misterius. " ganas gue suka. " bisiknya

dengan langkah lebar seraya menggenggam erat novel kesayangan dengan satu kepalan tangan di masukan kedalam saku celana

meninggalkan Laura yang terdiam kaku di dalam ruang olahraga basket

" Cih dasar cowok kutu buku belagu. " Gumamnya saat melihat kepergian lelaki tersebut.

🌸🌸🌸🌸

" Dari mana lo fan? "

kedua alisnya menyatu saat mendapati seseorang keluar dari gedung olahraga basket

Sontak sang empu memberhentikan langkah nya dan menatap sosok itu

" Ya lo liatnya gue habis dari mana? " balasnya

" Dari dalam. " celetuknya

menatap kearah pintu ruang olahraga basket karena tadi sempat melihat cowok itu keluar dari ruangan tersebut

" Tuh tau ngapain nanya bocah " menggeplak kepala Faisal dengan novel nya

Korban hanya mampu meringis saat benda keras itu menyentuh kepalanya. " sakit monyet. Ya gue tau lo habis dari sana maksudnya ngapain. " sungut nya merasa kesal

" Nah dari awal emang pertanyaan lo aja yang kurang tepat. "

" Bacot elah. habis ngapain lo dari dalam?, ya kali latihan basket bawa-bawa novel. " menelisik kearah nya dengan curiga

" Lagian Yang bilang gue habis latihan basket siapa. Niatnya gue mau baca novel , tapi malah ketemu maung. " kekehnya tak jelas seraya meninggalkan Faisal yang terdiam melongo

" Maung?, emang disini ada yang namanya maung ko gue baru denger sih anak kelas mana tuh bocah. "

terlalu hanyut dalam pikirannya sendiri hingga tak sadar saat fandra sudah tidak berada di hadapannya

" Fandra sialan lo tungguin gue!! " pekiknya lalu terbirit-birit mengejar temannya yang sudah di belokan lorong .


🌸🌸🌸🌸


Pulang Dan HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang