Kini mereka tengah menghabiskan waktunya untuk berbelanja didalam sebuah mall , memasuki berbagai toko pakaian hingga membeli aksesoris yang menurut mereka amat lucu dan menggemaskan
karena lelah mengelilingi bangunan besar itu kini mereka beranjak memesan makanan guna mengisi perut kosong nya
" Makasih ya kalian malah bayarin belanjaan gue padahal tadi di rumah bunda udah ngasih uang cukup ko buat gue. " tutur Felly merasa tak enak lantaran lagi-lagi belanjaan nya telah dibayari kedua temannya
Laura yang semula fokus pada makanannya kini beralih menatap Felly dengan wajah tak suka saat mendengar penuturan gadis itu
" gue tau. Tapi lebih baik uang yang bunda kasih lo tabung aja buat nambahin biaya les piano lo aja. "
" Lo pada pasti ngerasa kasian sama gue kan?, tapi gue rasa kalian ga perlu ngelakuin sampe segini nya. Gue masih bisa ko kerja bantu bunda di toko kalo soal biaya les. "
sungguh diperlakukan seperti ini malah membuatnya seakan ditampar kenyataan bahwa mereka terlahir dari latar belakang yang sangat jauh berbeda.
Tak mau membuat Felly salah paham karena perlakuan dirinya dan Laura. " Gak gitu fell , maksud Laura sama gue itu lebih baik uangnya lo tabung dulu nah soal masalah belanja mah lo ga perlu berpikir aneh-aneh anggap aja ini hari perayaan dari kita karena lo sama bunda selalu ada buat kita , bahkan belanjaan ini ga seberapa sama kasih sayang yang kalian kasih ke kita. "
karena memang pada dasarnya kehadiran Felly sangat berpengaruh dalam kehidupan kedua gadis ini , mereka merasa memiliki rumah yang sebenarnya , rumah yang berisi kenyamanan tanpa tuntutan dan siksaan
gadis itu menatap lamat kearah Lily dan Laura
" Tapi gue ngerasa ga enak sama kalian. " ucapnya lirih seraya tertunduk
membuat Laura menggeser kursi duduknya di samping felly seraya merangkul bahu gadis itu
" Bagian mana yang lo ngerasa ga enak? lo bahkan ga pernah merasa keberatan saat bunda nganggap gue sama Lily sebagai anaknya sendiri , apa lo pernah mempermasalahkan itu? "
Sontak pertanyaan itu membuat Felly refleks menggeleng kan kepalanya tanda tak setuju dengan pertanyaan Laura
" Nah berarti lo ga perlu ngerasa ga enak cuman karena kita patungan bayarin belanjaan lo , inget kita disini buat ngabisin waktu bareng. Kalo lo nganggap kita sahabat hal kek gini ga perlu lo pikirin. "
" Nah bener tuh kata Laura , lo bahkan bebas minta apa aja ke kita gue bakal jabanin buat sahabat lemot gue ini. " tutur Lily membuat Felly mengerucut kan bibirnya
" Laura " adunya lirih
" Ly! " Peringat Laura dengan suara pelan namun penuh penekanan , bisa-bisanya ia bercanda saat kondisi seperti ini
" Hehe bercanda guys ,, peach " kekehnya seraya mengangkat dua jarinya ke udara , membuat Laura menghela nafas lelah.
🌸🌸🌸🌸
Kini mereka bertiga telah berada di dalam mobil milik Laura , namun saat dalam perjalanan pulang terdengar suara mengagetkan serta olengnya sebuah mobil yang mereka kendarai.
Alhasil disini lah mereka berdiri. Dipinggir jalan yang amat sangat sepi dari perumahan warga setempat serta pepohonan yang menjulang tinggi , meski hanya pepohonan yang berada di pinggir jalan dan tidak terlalu lebat lantaran berada di tengah kota , namun tetap saja jika keadaannya seperti ini mampu membuat bulu kuduk ketiga gadis disana sedikit meremang
Di sepanjang jalan yang minim penerangan , dapat dilihat hanya beberapa lampu jalan yang diletakan meski cahayanya sudah tak seterang lampu biasanya
" Ban nya bocor. " tutur Laura saat mengecek ban mobilnya menggunakan senter handphone nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang Dan Hilang
Teen FictionSedang dalam tahap revisi⚠️⚠️ Menuju ending 🧚🧚 Nama Lily sendiri di ambil dari sebuah bunga yg berasal dari Eropa yaitu Lily of the valley Yg memiliki arti " keberuntungan dan kebahagiaan " namun kehidupan seorang Lily disini sangat berbanding te...