Tampak sebuah mobil mewah dengan edisi terbaru terparkir memasuki halaman mansion yang megah , tampak sekali mencerminkan tempat tinggal seseorang pembisnis sukses
Saat langkahnya telah memasuki mansion , tampak para pegawai dan pelayan serentak berbaris seraya membungkuk kan tubuhnya beberapa detik sebelum akhirnya menegakkan tubuhnya kembali
" dia benar-benar pergi? " Tanyanya entah pada siapa , membuat mereka dilanda kebingungan untuk menjawab lantaran merasa tak mengerti
Hingga salah satu diantara mereka berani bersuara
" Tuan setelah non Lily menghubungi anda , tuan Surya langsung membawa non Lily pergi munuju rumahnya " ucap bi suri dengan hormat
Setelah mengiyakan permintaan tuan Surya , Lily langsung menelpon ayahnya meminta izin untuk tinggal dan dirawat di sana untuk sementara waktu
Tuan Pradipta sendiri yang memang baru mengetahui kondisi mental putri nya yang terguncang merasa sangat bersalah , dengan suara lirih dirinya hanya dapat mengiyakan tanpa banyak bicara mematikan sambungan telepon tersebut
" Baiklah kalian bisa pergi " titahnya seraya melangkah menuju kamarnya
namun tampaknya para pegawai belum juga beranjak pergi dari barisan , berdiri bak patung lantaran merasa ada yang tidak beres terhadap tuannya
" Kau lihat tidak wajah tuan terlihat sangat murung " ucap salah satu pelayan wanita
" Iya tidak biasanya aku melihat wajah datar itu menampilkan ekspresi seperti itu " timpal lawan bicaranya
" Hus sudah-sudah , bisa bahaya kalo kalian sampe ketauan ngomongin tuan besar " peringat bi suri , ia pun menyuruh mereka membubarkan diri
" Tuan kenapa yh , apa karena ditinggal non Lily? Semoga saja memang benar " harap bi suri , ia ingin rumah tangga majikannya segera membaik menjadi keluarga yang harmonis .
Sudah hari ke empat Lily menetap di kediaman tuan Surya , selama gadis itu tinggal di sana ia merasa tidak ada hal yang menarik menurut nya tinggal dimana saja rasanya tetap sama , meskipun disini setidaknya ia mendapatkan sedikit ketenangan tanpa makian dan siksaan dari ayahnya
Mungkin hanya ada satu orang yang tidak senang padanya sedari awal dirinya menginjakan kakinya di rumah ini , namun ia mencoba untuk bersikap tidak perduli , toh orang itu tidak dapat mengusik nya di kandangnya sendiri
Ya orang itu ialah ibu dari sepupu laki-lakinya yaitu Rico , tante Sinta memang tidak pernah menyukai gadis itu sedari dulu namun entah mengapa alasannya , saat beberapa hari terakhir kemarin Lily mendatangi rumah ini Tante Sinta selalu menatap nya sinis namun akan berubah menjadi seorang yang ramah saat ada tuan Surya
Hal itu membuat Lily mendengkus malas , tidak dimana-mana pasti dirinya akan selalu berdampingan dengan sebuah drama sungguh part paling memuakan
Saat ini keluarga tuan Surya tengah berada di meja makan tak terkecuali seorang gadis yang duduk disana sebagai pendatang baru
" Leya , memang yakin besok mau berangkat sekolah? "
" Iya Pi leya udah ngerasa cukupp baikan , lagian Lily udah terlalu banyak absen boleh kan Pi "
" Tanpa papi iya in juga pasti kamu tetep kekeuh " decak tuan Surya menatap gadis itu malas
" Nah bener tuh pa , nih anak mana mau nurut gitu aja , kek ga tau aja isi kepalanya ini terbuat dari sebuah batu bata " timpal Rico meledek
memegang kepala Lily menggunakan kedua tangannya lalu di goyang nya kesamping kanan kiri membuat sang empu merasa pusing
Di tepisnya kasar kedua tangan itu " ih Ico lo apa-apaan sih pusing nih kepala gue " sungut kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang Dan Hilang
Teen FictionSedang dalam tahap revisi⚠️⚠️ Menuju ending 🧚🧚 Nama Lily sendiri di ambil dari sebuah bunga yg berasal dari Eropa yaitu Lily of the valley Yg memiliki arti " keberuntungan dan kebahagiaan " namun kehidupan seorang Lily disini sangat berbanding te...