46 . psikoterapi

11 6 0
                                    

" mau kemana? " Tanya Rico saat melihat Lily menuruni anak tangga

Gadis itu mengenakan balutan dres berlengan pendek , dengan panjang selutut , membuat nya terlihat sangat memukau

" Keluar bentar , yang lain kemana? "

Gadis itu mengedarkan pandangannya ke segala arah saat tak mendapat kehadiran siapapun disini , kecuali cowok di hadapannya ini

" Kondangan ke tempat temen papa , berangkat subuh soalnya lumayan jauh keluar kota " jawab cowok itu sembari memakan cemilannya kembali

" Tumben lo bangun pagi " menatap nya curiga

Melihat kearah Rico yang tengah duduk santai di ruang keluarga sembari menonton siaran dua kembar tuyul Tadika Mesra

" Bangun siang salah bangun pagi juga salah , emang yang paling bener gua ga usah bangun lagi " mencebikan bibirnya kesal

Membuat Lily terkekeh kecil melihat tingkah nya

" Plot twist nya entar gue yang ga bangun lagi " celetuk gadis itu , seketika Rico menatap nya tajam

" Maksud lo?, Coba ulangin "

Melihat raut wajah serius Rico menatap nya galak seketika membuat nyali gadis itu menciut

" Hehe bercanda ,,,, udah yah bye leya berangkat , ntar siang gue pulang " pamit Lily sembari melarikan diri tanpa mendengar jawaban cowok itu .



Langkah kakinya menyusuri lorong rumah sakit , berbelok menuju ruangan yang di tuju

Saat telah sampai di depan pintu bercat putih dengan papan nama kecil tergantung disana

Tanpa berpikir lama gadis itu mengetuk terlebih dahulu , setelah mendengar balasan dari penghuni barulah dirinya memasuki ruangan tersebut

" Selamat pagi ly , bagaimana kabar mu? "
Bibirnya melengkung keatas , tersenyum sopan sangat cocok dengan Raut wajah nya yang begitu cantik meski seolah tak termakan usia

" Seperti biasa , tidak buruk dan tidak ada mengesankan " jawabnya , menduduki tubuhnya di kursi yang berhadapan langsung dengan Dokter Siska , hanya terhalang meja diantara keduanya

" Sepertinya hari ini suasana hati mu sedang tidak baik "

" Mau bercerita?? "

Tak langsung menjawab , gadis itu memandang lekat dokter Rani dihadapan nya , sosok wanita yang beberapa minggu terakhir membantu dirinya untuk mengenali dirinya sendiri

Setelah gadis itu menetap bersama tuan Surya , dirinya di paksa untuk melanjutkan psikoterapi yang sempat tertunda lantaran gadis itu selalu membatalkan jadwal temunya bersama dokter Rani

Lily yang pada awalnya ingin menolak seperti sebelum-sebelumnya , kini tak dapat mengelak lantaran dirinya telah diawasi langsung oleh bodyguard tuan Surya untuk memantau jadwal temunya dengan dokter Rani , mungkin saat ini hanya tuan Surya dan bi suri yang mengetahui masalah ini , ia harap yang lainnya tidak perlu tahu

" Aku kehilangan seseorang " ucap Lily pelan , memandang dokter Rani dengan tatapan rumit

" kamu merasa tersiksa? "

" Tidak . hanya sedikit merasa ada sesuatu yang hilang , mungkin? " Jawab gadis itu dengan tak yakin

Sungguh dirinya benar-benar merasa bingung bukankah dirinya mati rasa Hingga mengalami gangguan mental berupa Borderline personality disorder (BPD) , dimana itu semua terjadi karena luka masa kelamnya hingga membuat nya trauma mendalam

Jika memang itu semua benar , lalu mengapa kini dirinya merasa seperti mengulang perasaan yang dimana saat pertama kali sosok kecil dalam dirinya menangisi kepergian kakek neneknya

Pulang Dan HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang