36 . ayah adalah luka pertama putrinya

27 25 0
                                    

" Sejak kapan lo ngelakuin hal gini? "

Entah mengapa pertanyaan itu bak bagai belati yang menancap di dadanya

" Bilang sama gue kalo lo terpaksa ngelakuin itu. " seolah memaksa Clarissa dengan pernyataan nya

" Peduli apa lo , kalo pun gue ngelakuin nya atas kemauan gue sendiri apa masalahnya sama lo. "

" Berarti lo ga sekedar licik tapi juga murahan, JALANG. bukan begitu?? " Sedikit menekankan kata jalang sembari senyum smirk

Tak terima dikatakan jalang Clarissa mencengkeram erat dagu Lily. " sialan lo gue bukan jalang. "

lalu menghempaskan cengkeraman nya hingga membuat wajah Lily tertoleh kesamping

" Terus kenapa lo lakuin ini Risa? " Kini wajah Lily berubah sendu , membuat Clarissa tersentak kedua kalinya

bagaimana bisa gadis itu semula terbahak-bahak mengejeknya , lalu berubah datar seolah mengintimidasi dirinya dan sekarang kini wajah itu berubah sendu. Heitinga tak habis pikir

" Stop manggil gue dengan sebutan itu! "

" Kenapa. Apa ada hal yang lo sembunyiin dari panggilan ini Risa?? "

tak tahan mendengar sebutan yang gadis itu lontarkan membuat nya tertunduk merasakan sesuatu. Sial mengapa dadanya sangat sakit

" Lo lupain leya Risa. "

Degg

Mendengar perkataan itu membuat tubuhnya membeku ia pun mengangkat pandang nya , bersitatap dengan gadis itu yang sudah merentangkan kedua lengannya

dengan berusaha membuang jauh-jauh egonya kini ia mencoba menuruti kata hatinya , ia pun masuk kedalam dekapan gadis itu ,,, tak pernah terpikir dalam benaknya akan memeluk kembali teman kecilnya

" Kita duduk dulu , pegel kaki gue. " celetuk Lily menyeret tubuh Clarissa pada sebuah bangku kayu yang tak jauh dari pinggir jalan

" Lo beneran leya temen kecil gue? " Tanya nya memastikan

" Hmm. Lo bocil yang gue selamatin pas mau bundir di danau. " ucapnya lempeng tanpa difilter

membuat Clarissa tersenyum senang , ia pun memeluk Lily kembali dengan erat membenamkan wajahnya di ceruk leher gadis itu

tak jauh berbeda dengan Clarissa , Lily pun tersenyum getir ia mengelus pucuk kepala gadis itu

" Kenapa dulu lo ga datang pas kita janjian. "

masih ingat kah pada saat Risa kecil menunggu leya kecil? setelah janjian akan bertemu kembali namun semuanya sirna dalam sekejap , pertemuan pertama mereka sekaligus menjadi pertemuan terakhir kala itu

" Soryy waktu itu nenek gue meninggal , semangat hidup gue hancur setelah itu dan gue tinggal bareng bokap. Dia ga ngijinin gue untuk keluar rumah "

Clarissa terkejut mendengarnya , ia pikir gadis itu melupakan janjinya dengan sengaja dan tidak ingin berteman dengannya

" Soryy gue salah paham. Gue pikir lo ingkarin janji lo. "

" Hm kita lupain yang dulu ,, sekarang Jawab gue kenapa lo bisa disini. " ucapnya dengan hati-hati karena sekarang yang di hadapannya ini adalah sosok teman kecilnya bukan hanya rival di sekolahnya

" Gue terpaksa ley. Gue cape dipaksa keadaan yang terus nuntut gue sama hal yg ga pengen gue lakuin. " lirihnya terendam dalam ceruk leher Lily

Bahkan gadis itu dapat merasakan ceruk lehernya basah , apa gadis itu menangis??

Pulang Dan HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang