“LI LIANHUA!”
Ia menggendong pria itu di punggungnya dan berlari ke ruang gawat darurat."Mohon tunggu diluar" ucap perawat IGD yang menahannya untuk masuk.
“A-Fei!”
Pemuda itu melihat Di Feisheng berlari dari kejauhan dan kemudian memasuki ruang gawat darurat. Fang Duobing memilih untuk duduk di ruang tunggu. Tangannya gemetar memegang rosario yang selalu dipakainya. Berdoa untuk yang terbaik. Waktu berlalu dengan lambat dan suara berisik terdengar jauh.
Di Feisheng keluar dan melepas maskernya. Menemukan Fang Duobing tertidur di kursi tunggu."Oh! Fang Duobing!”
Pemuda itu tersentak bangun.
“Li Lianhua!”
“A-Fei, bagaimana kabarnya?” tanyanya sambil memegang lengan Di Feisheng.Tampaknya pria itu merasa kasihan melihat wajah Fang Duobing yang terkejut dan bingung.
“Dia stabil dan sudah dibawa kembali ke kamarnya.” jawabnya sebelum pergi.
"Apa boleh aku mengunjunginya?" Pertanyaan pemuda itu membuat Di Feisheng menghentikan langkahnya.
“Jangan berisik,” Fang Duobing membungkuk hormat.
Fang Duobing membuka pintu kamar rawat Li Lianhua dan menutupnya perlahan. Suara bising dari monitor di samping tempat tidurnya menyambutnya, dia sudah terbiasa dengan suara itu tapi kali ini dia takut.
Dia duduk di kursi di samping tempat tidur Li Lianhua dan meraih tangannya yang terasa sangat dingin. Wajahnya sepucat kertas dengan nasa cannula di hidungnya.
Pemuda itu menggenggam tangan kurus itu, berharap bisa menyalurkan kehangatan padanya. Ia menyandarkan kepalanya di tepi tempat tidur, matanya yang berkaca-kaca menatap dadanya yang naik turun secara teratur dan perlahan. Membuktikan bahwa pria itu masih hidup dan bersamanya. Ia memejamkan mata dan tertidur ketika tubuhnya mulai protes.
Li Lianhua terbangun di tengah malam dan mendapati dirinya kembali ke kamarnya. Dirinya menoleh dan menemukan kepala Fang Duobing menggunakan tangannya sebagai bantal. Pria itu terkekeh geli melihat wajah pemuda yang tertidur.
“Kau menungguku, Fang Xiaobao…”
Gerakan Li Lianhua membuat pemuda itu terbangun. Dengan wajah bantalnya dia mendongak,
"Li Lianhua, kamu sudah bangun?"
“Fang Xiaobao, tubuhmu akan sakit jika kamu tertidur seperti itu.”
“Jangan khawatir. Aku akan memanggil A-Fei.”
"Tidak-" Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, pemuda itu berlari keluar. Tidak lama kemudian, Di Feisheng masuk.
"Kau sudah bangun"
“Hm.” Dia membiarkan teman lamanya memeriksanya.
“Di mana Xiaobao?”
"Aku menyuruhnya pulang"
Li Lianhua tidak protes karena pemuda itu tampak lelah menjaganya.
“Li Lianhua, besok aku akan menjadwalkanmu untuk kemoterapi,” pernyataan Di Feisheng itu membuatnya terdiam.
Fang Duobing sebenarnya tidak pulang. Lebih tepatnya, dia tidak punya tenaga untuk sekadar menelepon Li-er untuk menjemputnya. Dengan langkah gontai dia mengetuk ruangan di depannya.
"Masuk"
Guan Hemeng yang sedang shift malam menoleh melihat sosok yang mengunjunginya di tengah malam.
“Fang Duobing!”
Dia bangkit dan menopang pemuda itu untuk duduk di tempat periksa. Rambut pemuda itu basah oleh keringat dingin. Pria muda itu meringkuk dalam pelukannya. Guan Hemeng membuka kancing kemejanya dan menempelkan stetoskop di dadanya. Tangannya mengambil masker oksigen dan memasangkannya di hidung Fang Duobing, lalu menempelkan kabel ekg ke dadanya. Layar monitor menampilkan detak jantung naik turun yang tidak teratur sebelum Guan Hemeng menyuntikkan obat ke lengannya.
Setelah memastikan bahwa Fang Duobing tidak lagi dalam bahaya, dia menutupi pemuda itu dan mengusap puncak kepalanya.
"Bocah nakal! Justru kau yang memberiku serangan tengah malam".
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadiah Kecil Untukmu (Little Treasure for You)
Fanfiction"Seperti namamu, kau hadiah kecil bagi kami"