Chapter 49

312 40 7
                                    

Li Lianhua memainkan jemarinya dengan gelisah. Satu jam lagi jadwal operasi dirinya. Ia sekarang tengah menunggu perawat membawanya untuk bersiap.

"Jangan gugup" tegur Di Feisheng yang senantiasa menemani pria itu.

"A-Fei bisakah kau menghubungi Xiaobao? Aku ingin bertemu dengannya"

Di Feisheng menaikkan alisnya. "Kau bisa bertemu dengannya nanti"

Li Lianhua menggeleng. "A-Fei aku ingin Xiaobao sekarang. Lagipula rasanya aneh ia tidak menemuiku selama ini. Aku takut...aku takut ia menyalahkan dirinya lagi...."

Di Feisheng terdiam mendengarnya. Wu Yan memberitahu dirinya bahwa plat mobil yang terlibat dalam insiden itu terdaftar milik Wang Fu, butler keluarga Fang.

"Hm. Kau tenangkan dirimu. Aku akan menyeret bocah itu"


Fang Duobing sudah berganti pakaian dengan baju pasien. Terlihat sesekali ia memijat dadanya pelan berharap teman kecilnya tidak berulah dan memperburuk kondisi XiaoShi nanti. Ia sudah paham tentang prosedur operasi yang dijelaskan oleh Dr. Su Wencai.

"Oi"

Pemuda itu tersentak tatkala Di Feisheng tiba-tiba muncul dari balik kamar rawatnya.

"Kau membuatku kaget Pak Tua!" Sahut Fang Duobing kesal.

"Li Lianhua ingin bertemu denganmu."

"Aku-"

"Ia tidak menerima penolakan" ucap Di Feisheng final.

Fang Duobing hanya bisa pasrah dan mengekori dokter itu.

"Aku sudah membawanya" ujar Di Feisheng mendorong pemuda itu mendekat sebelum berlalu.

"Xiaobao!" Tangan Li Lianhua menggapai angin yang langsung disambut oleh Fang Duobing.

"Li Lianhua...."

"Xiaobao kau baik-baik saja?" Tangannya meraba wajah pemuda itu. "Kenapa pipimu semakin tipis?" Ia menarik pelan.

"Haha itu karna aku merindukan sup ikan merahmu" dalihnya.

Li Lianhua terkesima sebelum mengulas senyum. "Tenang saja setelah ini aku akan memasakkannya sepanci untukmu! Dan kau harus menghabiskannya!"

Pemuda itu tertawa lepas. Ia menggenggam erat tangan Li Lianhua. Jauh di lubuk hatinya ia ingin selalu dekat dengan pria ini. Tapi ia takut kesialan lainnya akan menimpanya.

"Li Lianhua maafkan aku...." Ucapnya lirih. Sangat lirih terasa bersama angin.

Jika orang biasa pasti tidak dapat menangkap ucapannya. Namun sebab satu indra pria itu hilang makan indra lainnya menjadi sangat sensitif.

"Ini bukan salahmu"

Kalimat itu sukses membuat bulir airmata Fang Duobing meluncur turun. Namun dihapusnya ketika perawat datang untuk menjemput Li Lianhua menuju ruang operasi.

"Li Lianhua Live a Long Life" ucap pemuda itu sebelum kursi roda Li Lianhua menghilang di balik koridor.







Seluruh keluarga Fang datang untuk operasi Tuan Muda mereka. He Xiaofeng dan Zhang Yunfei datang terlebih dahulu untuk mengurus administrasi.

"Sungguh mulia sekali hati pendonor XiaoShi kita" komentar Fang Zeshi.

"Kau benar. Kita harus memberinya imbalan. Kudengar dari Wang Fu orang ini juga yang mendonorkan darahnya secara rutin untuk XiaoShi" timpal He Xiaohui.

"XiaoShi kita benar-benar beruntung. Dewa menyayanginya" lanjutnya.

Sayang sekali mereka tidak berhasil mendapatkan identitas pendonor tersebut. Dr. Su Wencai enggan buka suara dengan dalih kode etik dan alasan pendonor untuk kemanusiaan.

Keduanya beringsut bangun ketika brangkar XiaoShi di dorong menuju ruang operasi. Terlihat He Xiaofeng dan Zhang Yunfei turut mengantar.

Langkah keempatnya terhenti di depan ruang operasi. Lampu tanda operasi berlangsung menyala. Mereka akhirnya memilih duduk dan berdoa.









Sementara itu di dalam ruang operasi, Fang Duobing sudah terlebih dahulu berada didalam. Guan Hemeng turut mengawasi jalannya operasi. Sejauh ini tanda vital pemuda itu cukup stabil.

Setelah memiringkan posisi tubuh Fang Duobing. Dr. Su Wencai memulai prosedur pencangkokan sumsum tulang belakang. Sebuah jarum suntik yang cukup besar menembus kulit belakang pemuda itu.

Sebagian perawat yang bertugas bergidik ngeri melihatnya. Terlihat sangat menyakitkan. Mereka paham bahwa setelah ini pendonor harus bedrest total dan bisa saja kesulitan berjalan.

Dokter paruh baya itu selanjutnya berfokus pada pasien balita di bilik sebelah.

Namun tiba-tiba monitor pemantau milik Fang Duobing berbunyi nyaring. Guan Hemeng yang berdiri di samping sontak maju dengan panik. Kurva detak jantung pemuda itu yang mendadak turun dengan cepat.

"Didi!!!" Mereka membalikkan badan mungil itu dan Guan Hemeng melakukan CPR. Ia menekan dada itu memijat jantungnya. Sebelum mengambil paddle defibrillator.

"Charge 150 Joule" titahnya.

"Clear"

Tubuh Fang Duobing tersentak ketika benda berbentuk setrika itu menyentuh dadanya.

"Charge 200 Joule"

"Clear"

Tidak ada perubahan pada kurva lurus itu. Guan Hemeng kembali menekan dadanya.

"Didi jangan lakukan ini"

"Didi! Xiaobao!"

"Charge 250 Joule"

"Clear"

Matanya memerah melihat tubuh ringkih itu lunglai di atas meja operasi.

"Didi kau sudah janji. Kau janji untuk kembali"

Guan Hemeng melanjutkan CPR dengan putus asa. Ia menatap monitor yang masih menampilkan garis lurus.

"Charge 360 Joule"

"Clear"

"Nothing"

"Again!"

"Clear"






























"FANG DUOBING!!!"










Author's note :

One last chapter :)

Hadiah Kecil Untukmu (Little Treasure for You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang