Fang Duobing menatap kosong pintu di depannya. Otaknya masih mencerna kejadian yang baru saja terjadi.
Padahal mereka baru saja tertawa.
Kenapa jadinya begini?
Insting tubuhnya membuatnya bangkit saat melihat dokter keluar dari balik pintu IGD.
"Bagaimana Gege?" Hardiknya.
Pria itu tersenyum lemah sebelum mengisyaratkannya untuk mengikutinya. Kakinya terasa berat setiap langkahnya hingga ia berhadapan dengan dokter paruh baya itu.
"Nak Xiaobao kan?"
Fang Duobing mengangguk.
"Dr. Guan sering sekali bercerita tentangmu. Kau adiknya yang paling berharga."
'Adik yang berharga'
"Dr. Guan pertama kali ke sini beberapa waktu lalu. Kau tahu bukan jika pasien dengan satu ginjal akan menemui banyak kesulitan dikemudian hari? Ada juga yang beruntung tak memiliki masalah yang berarti dan hidup dengan tenang"
"Sayang sekali Dr. Guan tidaklah seberuntung itu. Ketika aku menemukannya di departmenku disfungsi ginjalnya sudah terlalu jauh"
Fang Duobing merasa udara disekitarnya menipis dan matanya memburam. Airmatanya berjatuhan tanpa kendali.
"Jadi Gege...."
"Aku sudah memasukkan namanya ke dalam daftar donor dan dirinyapun sudah melakukan dialisis beberapa kali"
Kata demi kata Dr. Wu mematahkan pengharapannya. Ditatapnya pria itu dengan lemah.
"Kenapa ia tidak bilang padaku?" Lirihnya.
Tentu saja Dr. Wu tahu bahwa pemuda di depannya ini juga merupakan pasien rekannya. Apalagi kondisinya juga tidak selalu stabil.
"Seorang kakak selalu ingin adiknya hidup tanpa cemas. Aku mengenalnya sejak ia baru masuk disini. Ia pria yang kikuk dan tak mudaj bersosialisasi. Tapi sejak kedatanganmu aku melihatnya menjadi lebih berwarna."
Fang Duobing meraih tangan Guan Hemeng yang terbebas dari jarum suntik. Hatinya pilu melihat mesin dialisis yang besar berputar menyaring tiap tetes darahnya. Pria itu masih belum sadar dan masih betah menutup matanya.
"Ge kenapa kau merahasiakannya?" Pemuda itu membuka suaranya lirih.
"Jika kau takut aku akan relapse. Ge jangan khawatir. Melihatmu seperti ini membuatku sangat takut."
"Ge kau satu-satunya keluargaku yang tersisa. Aku tak memiliki siapapun lagi"
Ia menatap tubuh kakaknya yang semakin kehilangan beratnya. Tangan dinginnya ia ciumi dan ia peluk. Seorang perawat mengetuk jendela menandakan waktu menjenguk sudah habis. Dengan berat hati ia meninggalkan kamar itu.
Li Lianhua terlihat panik mencari keberadaan Fang Duobing. Berita mengenai Guan Hemeng merebak seantero rumah sakit. Ia akhirnya menemukan pemuda itu di kursi panjang yang sepi.
"Xiaobao...."
"Li Lianhua"
Kepalanya bersandar di bahu pria itu. Li Lianhua mendekapnya erat. Ia sangat tahu kekasihnya sangat lelah.
"Xiaobao ada aku disini. Guan-xiong pasti akan baik-baik saja" ujarnya menciumi kening Fang Duobing. Tak lama tubuh ringkih itu bergetar. Ia meremas kemeja Li Lianhua.
"Aku takut. Aku takut ia akan meninggalku."
Li Lianhua semakin mengeratkan pelukannya. Wajahnya sudah basah oleh airmatanya sendiri. Ia sangat paham hanya Guan Hemeng yang menyayangi kekasihnya. Masih teringat jelas bagaimana keluarga Fang Duobing memperlakukannya.
Di Feisheng memberitahu semuanya padanya. Bagaimana seorang Fang Duobing berakhir menjadi Xiaobao. Ia tidak terima harta kecilnya dicampakan oleh keluarganya dan masih juga dimanfaatkannya.
Seorang pria menatap kamar rawat Guan Hemeng dengan perasaan campur aduk. Berita yang didapatnya membuatnya segera tancap gas dan ingin menemuinya. Namun hatinya ragu untuk masuk setalah apa yang terjadi tempo hari.
"...."
Ponsel di saku tangannya bergetar. Sebuah pesan muncul dari nomor tak dikenal. Ia sudah bisa menebak siapa pengirimnya. Ia kembali menatap pintu putih itu sebelum mengulas senyum dan pergi.
Notes :
Halo halo!
Cerita ini udah mendekati puncak yahh! Mwehehehe. Dan ending nanti bisa saja berhubungan dengan pergantian cover cerita ini ;). Stay tuned.
Anyway silahkan invest juga di cerita sebelah yang pastinya bakal menemani setelah cerita ini tamat.
Tengkiu. 🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadiah Kecil Untukmu (Little Treasure for You)
Fanfiction"Seperti namamu, kau hadiah kecil bagi kami"