Chapter 8

378 50 1
                                    

Li Lianhua duduk dengan tidak nyaman, cairan kemo yang mengalir membuat tubuhnya terasa terbakar dan ngilu. Di Feisheng dengan sabar menyeka keringat dingin yang membasahi dahinya.

"A-Fei... sakit" sepanjang hidupnya dia belum pernah melihat Li Lianhua mengeluh tentang rasa sakit.

"Sabar... hampir selesai," ujarnya. 

Ia juga menyiapkan wadah jika Li Lianhua merasa hendak muntah. Kemudian mencium puncak kepala pria itu sebelum melepaskan jarum di tangannya. Li Lianhua sudah tertidur karena kelelahan.

"Istirahatlah," bisiknya sebelum pergi.

Guan Hemeng memandang pemuda yang masih nyaman dalam tidurnya. Saat itu sudah jam delapan pagi dan dia bersiap-siap mengunjungi pasiennya. Hingga erangan kecil membuatnya menoleh.

"Sudah bangun?"

"Hmm, gege"

"Tidurlah kembali, aku akan berkunjung dulu," katanya sambil menepuk tangan Fang Duobing, yang membalasnya dengan mengangguk.

"Oh Guan" ucap Di Feisheng saat melihatnya keluar dari kamarnya.

"Pagi Dr. Di"

"Kupikir kau pulang pagi ini?"

"Oh tadi malam ada pasien darurat jadi aku menjaganya semalaman dan ini sudah pagi jadi aku melanjutkan shift-ku"

Di Feisheng mengangguk.

"Aku sudah lihat file yang kau berikan. Lakukan saja apa yang menurutmu terbaik."

Guan Hemeng tersenyum dan berterima kasih padanya. Meskipun Di Feisheng pemilik rumah sakit ini, dia selalu mengambil keputusan yang bijaksana. Dia tampak santai dan tenang tetapi tidak ada yang berani menentangnya.

"Oh, bagaimana kabar Li Lianhua?"

Tiba-tiba wajah temannya berubah masam. 

"Dia baru saja menyelesaikan kemoterapi pertamanya tadi."

"Kemo?"

Di Feisheng mengangguk.

"Sirosisnya sekarang sudah stadium akhir sehingga dia memerlukan kemo sementara aku mencari donor hati yang cocok."

Ketika dia kembali dari kunjungan pasien, dia menemukan Fang Duobing sedang duduk di tempat tidurnya dan melepaskan kabel EKG dari dadanya.

"Kau mau kemana?"

"Bangsal anak lalu kamar Li Lianhua. Gege, aku pinjam kamar mandimu ya?"

"Fang Duobing tadi malam kau relapse dan aku hampir mengirimmu ke UGD. Bisakah kau diam dan istirahat?"

Pemuda itu sepertinya mengabaikannya dan pergi ke kamar mandi. Guan hanya bisa menghela nafas melihat perilakunya.Beberapa menit kemudian, Fang Duobing keluar dengan rambut basah.

"Li-er sedang mengantarkan pakaianmu," kata Guan yang ditanggapi dengan seringaian dari pemuda itu.

Sebelum mengancingkan bajunya, Guan memegang tangannya.

"Biarkan aku memeriksamu dulu, lalu sarapan dan kau bisa pergi."
.
.
.
"Ini hasil yang anda minta, Nona," ucap seorang pria berbadan besar sambil menyodorkan sebuah amplop besar berwarna coklat kepada wanita di hadapannya.

"Hmm, ternyata anak ini adalah anak kandung Shan Gudao. Bagus, bagus. Saatnya kita berjalan sesuai rencana," dia terkekeh.

"Nona, kami juga mengetahui keberadaan Guru Li Lianhua. Dia tinggal bersama Di Feisheng.

"Wanita itu tersenyum lebar.
.
.
.
"Li Lianhuaaa"

Fang Doubing mengintip dari pintu.

Biasanya pria itu akan langsung menyapanya namun kali ini disambut dengan diam. Dia menutup pintu perlahan lalu berjalan masuk.

"Ah"

Dia menemukan pria itu sedang tidur di kamarnya. Dia mendekat dan mlihat dipunggung tangannya terdapat selotip infus. Ia meraihnya dan mengelusnya perlahan, tahu betul betapa sakit rasanya.Perlahan mata itu terbuka.

"Fang...xiaobao" katanya lembut.

"Li Lianhua" ia mengambil gelas air dan membantu pria itu minum. Kemudian meninggikan posisi tempat tidur agar pria dapat bersandar tanpa mengubah posisinya.

"Apa kau merasa sakit?"

"Aku baik-baik saja. Hanya Lelah" dia tersenyum kecil.

Namun, jawaban tersebut sepertinya belum memuaskan pemuda tersebut. Dia terus menggenggam tangannya, "Kau bohong,".

Pria itu terkekeh.

"Fang Xiaobao, apa kau ingin sebuah mendengar cerita?" ia bertanya, yang dijawab oleh pemuda itu mengangguk.

"Ada seorang pemuda desa yang datang ke kota dengan membawa beasiswa dan beberapa puluh yuan. Tinggal di apartemen sempit dan hanya makan sekali sehari. Sesekali membantu sebagai pekerja di pasar. Karena dia seorang yatim piatu, dia tidak banyak memahami nasihat hidup. Sampai suatu hari dia bertemu dengan seorang mahasiswa tahun terakhir dari kampusnya lalu ia belajar tentang kehidupan hingga mereka berdua seperti saudara angkat."

"Dia mengajari pemuda itu cara berbisnis dan berdagang yang baik. Kemudian, berbekal nasehat yang didapatnya, dia mencoba berjualan minuman menyegarkan yang bergizi. Setidaknya dia bisa menabung sedikit. Ketika musim dingin tiba dia akan meminjam sepeda pemilik rumah sewa dan berkeliling menjual ubi rebus."

"Kemudian tibalah wisudanya dan tak disangka kakak laki-lakinya datang dan menawarinya untuk membuka usaha. Bisnis jasa itu katanya dan pemuda itu diberi posisi manajer keuangan. Awalnya berjalan lancar dan banyak yang mendaftar. Katakanlah mereka adalah agen tenaga kerja. Banyak yang menjadi supir, pembantu rumah tangga, baby sitter, tutor. Hingga pemuda tersebut mulai menemukan ketimpangan antara pendapatan dan pembagian gaji karyawan. Saat ia mencoba meminta penjelasan kepada kakak angkatnya, ia menjawab bahwa penerima dari jasa tersebut belum dibayarnya. Lambat laun, para pekerjanya mulai keluar satu per satu, digantikan oleh orang-orang baru yang direkrut langsung oleh kakak angkatnya saja tanpa dirinya terlibat dalam proses rekrutmen. "

"Setiap orang baru yang datang semuanya mempunyai ciri-ciri yang sama yaitu berpenampilan seram dan badan kekar. Walaupun mereka bersikap ramah terhadapnya, namun mereka tetap tidak bisa menutupi aura dingin mereka. Tugas mereka satu-satunya adalah menjadi pengawal. Mereka bekerja dengan baik dan pendapatan berjalan lancar dengan jumlah yang fantastis"

"Hingga suatu saat polisi mendatangi tempat kerjanya yang mengatakan bahwa warga sekitar melihat aktivitas mencurigakan. Namun, pemuda yang masih hijau dan tidak tahu apa-apa itu hanya bisa mengandalkan kakak angkatnya untuk menghadapinya. Polisi datang mereka selalu disambut oleh kakak angkatnya dan pulang dengan wajah puas."

"Suatu malam dalam perjalanan pulang sepulang kerja dia dihadang sekelompok orang. Mereka mengatakan bahwa anak buahnya telah membunuh bos mereka. Tentu saja pemuda tersebut membantahnya dan mengatakan bahwa mereka hanya menyediakan jasa bodyguard. Sayangnya, mereka tidak puas dan marah lalu memukulinya hingga terjatuh dan berakhir di rumah sakit."

"Saat dirawat dia didatangi polisi, tapi kali ini sepertinya dari kepolisian pusat. Mereka menahannya dengan tuduhan penggelapan dana dan perbuatan melawan hukum. Setelah 48 jam diinterogasi, dia dinyatakan tidak terlibat langsung dan dibebaskan jika dia ingin mengungkap keberadaan kakak laki-lakinya."

"Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?" Fang Duobing bertanya dengan rasa ingin tahu.

Namun pria itu tampak diam sebelum melanjutkan.

"Ada banyak hal yang terjadi dan sepertinya setiap orang menanggung akibat dari tindakannya masing-masing"

"Termasuk pemuda itu?"

"Tentu saja"

"Tapi kenapa? Dia hanya diseret dan tidak tahu apa-apa."

"Fang Xiaobao berdiam diri tanpa tahu apapun juga merupakan kejahatan. Terlalu mudah percaya akan merugikanmu juga."

"Bahkan jika aku mempercayaimu?"

Li Lianhua tidak menjawab tetapi berkata, "Suatu hari kamu akan mengerti."

Hadiah Kecil Untukmu (Little Treasure for You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang