Yun Biqiu terkejut melihat Fang Duobing yang terdiam diatas lantai dengan hamburan kertas berserakan.
"Didi! Apa yang terjadi?!" Ia memegang kedua bahu ringkih itu. Namun tidak ada jawaban. Barulah saat ia membaca kertas-kertas itu, ia paham apa yang terjadi. Ia menarik tubuh pemuda itu dan memeluknya.
"Maafkan aku harusnya aku tidak meninggalkanmu sendiri" isaknya.
Lagi-lagi pemuda itu tak bergeming ia hanya diam tidak merespon apapun. Yun Biqiu menjadi panik takut jika ia relapse lagi. Fang Duobing hanya diam saat Yun Biqiu membantunya duduk di kursi rodanya lagi.
"Kita kembali ke rumah sakit" tukasnya.
Guan Hemeng hemeng menyambut mereka di parkiran. Ia sedari tadi tidak tenang dan takut kalau terjadi sesuatu pada adiknya itu.
"Xiaobao!" Ia menghampiri keduanya dan terkejut mendapati kondisi Fang Duobing yang bagai raga tak bernyawa.
"Apa yang terjadi?!" Cercanya pada Yun Biqiu.
"Nanti aku cerita"
Begitu mereka sampai di kamar rawat Fang Duobing, Guan Hemeng memasang pulse oximeter pada telunjuknya sementara Yun Biqiu memasang infus padanya.
"Ge..."
Keduanya menoleh mendengar suara lirih itu.
"Maaf"
Guan Hemeng meraih tangan pemuda itu dan menggeleng. "Kenapa minta maaf? Xiaobao tidak salah apapun" ucapnya tersenyum walau airmatanya berjatuhan.
Setelah memastikan kondisi Fang Duobing kembali stabil, Yun Biqiu membawa Guan Hemeng keluar menuju atap rumah sakit.
Guan Hemeng tak mampu menahan emosinya mendengar penuturan Yun Biqiu.
"Bisa bisanya mereka!" Ia mengusap kasar air matanya yang justru semakin mengalir deras.
"Oh Tuhan kenapa begini" isaknya.
Yun Biqiu tanpa sadar menarik dokter muda itu kedalam rangkuhannya. Ia juga merasakan sakit melihat perlakuan yang pemuda itu terima.
Ketika membuka matanya kembali, Fang Duobing mendapati kamarnya yang gelap. Sudah berapa lama ia tertidur? Ia bangun dan melepas semua benda yang menempel di tubuhnya. Ia tidak bisa terus-terusan dirawat. Ia bukan lagi Tuan Muda Fang yang tersohor. Sekarang ia hanya "Xiaobao" pemberian pertama dan terakhir oleh ibunya.
Ia menatap kedua kakinya yang terasa lemas terutama kaki kanannya sekarang kehilangan sebagian besar fungsinya. Apa yang bisa ia lakukan dengan keadaannya sekarang? Ia tidak bisa terus bergantung pada Guan Hemeng.
Di Feisheng menatap pemuda yang duduk di hadapannya. Mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Ia tidak lagi menggunakan kursi roda tapi tongkat jalan.
"Karna aku tidak punya komputer jadi CV ku kutulis tangan! Izinkan aku bekerja disini! Tidak masalah bahkan jika hanya pekerjaan kasar!"
"Tidak bisa"
Seketika hatinya mencelos mendengar jawaban direktur Rumah Sakit Jinyuan itu. Ia membawa kepalanya menunduk lebih dalam.
"Aku benar-benar membutuhkan pekerjaan! Apapun itu"
Di Feisheng mengehela napas, "Bukan aku tidak ingin membantumu Fang Duobing tapi rumah sakit sedang tidak membuka lowongan semua sudah terisi. Lagipula kau masih sakit."
"Aku baik-baik saja! Lihat aku sudah jauh lebih baik!" Ia memutar tubuhnya.
"A-Fei...kumohon"
Pria itu terlihat berpikir dalam. Ia berbohong sebenarnya ia tidak mau membuat pemuda ini dalam bahaya lagi. Sudah cukup insiden kemarin tapi apa yang membuat pemuda ini ngotot sekali ingin bekerja? Bukannya keluarganya sangat mampu menghidupinya?
"Baiklah kau bisa bekerja sebagai asisten administrasi. Tapi aku tidak bisa memberimu gaji yang banyak. Kau harus membuktikan dirimu"
Wajah pias itu berubah menjadi sumringah.
"Kau bisa mengandalkanku!"
"Fang Xiaobao?" Li Lianhua yang baru kembali dari check up rutin terkejut melihat Fang Duobing yang berjalan pelan sembari membawa beberapa map di tangan kirinya.
"Oh Li Lianhua!! Bagaimana kabarmu?! "
Pria itu tersenyum, "Jauh lebih baik. Bagaimana dirimu?""Oh ini! Aku resmi bekerja disini! Bukan relawan paruh waktu lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadiah Kecil Untukmu (Little Treasure for You)
Fanfiction"Seperti namamu, kau hadiah kecil bagi kami"