Chapter 44 ❗⛔

297 31 9
                                    

Trigger Warning!! Ucapan kasar






He Xiaohui berjalan dengan tergesa diikuti oleh WangFu dan Li-er. Ia baru saja mendapat laporan bahwa cucu semata wayang miliknya berada di ruang PICU.

Ia melihat Fang Duobing yang duduk di kursi tunggu depan PICU. Pemuda itu terkejut dan membungkuk memberi hormat.

"Madam-



PLAKKK



Suara tamparan itu menggema di heningnya lorong PICU.

Dengan gerakan lambat pemuda itu meraba pipinya yang kebas. Begitu keras tamparan He Xiaohui sehingga membuat sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah yang mulai membasahi bajunya.

"Nyonya!" Li-er terkejut melihat aksi dari bosnya itu. Ia sungguh tidak tega melihat ekspresi lost mantan Tuan Mudanya itu.

"KUBIARKAN KAU MENGURUS CUCUKU DAN INI YANG TERJADI!"

"DULU ADIKKU DAN SEKARANG KAU JUGA INGIN MEMBUNUH CUCUKU SATU SATUNYA?!"

Lidah Fang Duobing terlalu kelu untuk sekedar memberikan pembelaan untuk dirinya. Tentu pula He Xiaohui tidak akan memberinya kesempatan untuk bicara.

"Madam dimohon dengan sangat untuk tidak membuat kegaduhan di PICU" ucap Li Lianhua yang datang bersama Dr. Su Wencai.

He Xiaohui menatap pria itu sinis dan membuang mukanya.

"Madam He silahkan ikut ke ruanganku" pinta Dr. Su juga bermaksud untuk menyudahi pertengkaran tersebut.

"Lihat saja kalau sampai terjadi sesuatu buruk pada Xiaoshi, Nyawamu pun tidak akan cukup untuk menebusnya!"

Hanya dengan satu kalimat itu membuat Fang Duobing kehilangan semua perngharapannya.

"Xiaobao" Li Lianhua menghampirinya dan mengeluarkan sapu tangannya.

Syut.

Brukkk.

"XIAOBAO!"

Li Lianhua menyaksikan tubuh kekasihnya limbung dan meluruh menghantam dinginnya lantai. Kejadian itu bagaikan slow motion di matanya membuatnya gagal meraih tubuh yang ditarik oleh gravitasi itu.







Sekali lagi Li Lianhua harus melihat kekasihnya berada di ranjang pesakitan ini. Ia meraba wajah pucat itu dengan bergetar. Beruntung pemuda itu hanya mengalami syok. Dr. Yao memintanya untuk memperhatikan kondisi mentalnya agar tidak memberi pengaruh buruk pada jantungnya.

"Li...Lianhua"

Pria itu mendongak dan mendapati tatapan sayu dari Fang Duobing. Hatinya berdenyut melihat binar cahaya di matanya yang hilang.

"Xiaobao sudah bangun minum yah?"

Pemuda itu menggeleng dan mengalihkan wajahnya. Ia tak ingin pria itu melihat bulir airmatanya yang berjatuhan.

"Li Lianhua bisakah kau tinggalkan aku sendiri dulu?" Lirihnya.

Li Lianhua nampak tersentak mendengar permintaan itu. Hatinya enggan untuk meninggalkan kekasihnya itu tapi ia juga tahu Fang Duobing butuh waktu untuk sendiri.

"Baiklah telpon aku jika kau perlu sesuatu. Aku akan kembali ke bangsal anak"

"Hm"

Blam.

Fang Duobing memejamkan matanya merasakan lesakan panas dari airmatanya yang memaksa keluar. Tangannya mencengkram selimut untuk meredam isakannya yang akhirnya lolos.

'Nyawamu pun tidak akan bisa menebusnya!'

Kalimat itu terus berputar di kepalanya hingga membuatnya kehilangan kendali. Tangannya memukul keras dadanya berkali-kali.

'Kau bodoh Fang Duobing!'

'Kau gagal menjaga Xiaoshi!'

'Nyawamu tidak ada harganya bagi ibumu!'

'Bagaimana bisa kau hidup dengan tenang!'

Bisikan demi bisikan kegagalan dalam dadanya membuatnya menyerah. Ia sudah tidak mempedulikan teman kecilnya yang merajuk akibat aksinya.

'Tuhan berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya'








"Donor darah bukanlah jalan keluar dari masalah ini. Dengan serangan yang terjadi hari ini kita tidak bisa memastikan apakah serangan berikutnya Xiaoshi mampu bertahan atau tidak"

He Xiaofeng menangis di pelukan Zhan Yunfei. Keduaya baru saja mendarat di Beijing sebelum mendapat berita kalau anak mereka kritis.

"Lalu apa yang harus kami lakukan?" Tanya Zhan Yunfei.

"Donor sumsum tulang belakang harus sudah diketemukan paling lambat bulan depan. Semakin lama maka akan mengurangi resiko keberhasilan."

"Lalu apa yang menyebabkan serangan hari ini?" Kali ini He Xiaohui yang berbicara.

"Kondisi Xiaoshi memang rawan. Ia tidak bisa terlalu mendapat rangsangan yang kuat"

"Jadi maksudmu anak itu melakukan sesuatu?"

"Sulit untuk mengatakan bahwa Xiaobao melakukan sesuatu yang buruk pada Xiaoshi"

"Lihat"

Dr. Su memutar rekaman CCTV dan memperlihatkan Fang Duobing sedang bermain dengan balita itu. Aksi Lucunya mengundang gelak tawa dari Xiaoshi. Sepeninggal pemuda itu Xiaoshi nampak masih bermain dengan bonekanya sebelum akhirnya tubuhnya ambruk kebelakang dan mulai kejang.

"Mohon untuk terus berdoa. Kondisi seperti ini sering terjadi seberapa baiknya kita dalam menjaga. Semua sudah menjadi garis takdir dari Tuhan"





He Xiaohui hanya diam melihatnya. Benar atau salah Fang Duobing memperburuk kondisi cucunya.

Hadiah Kecil Untukmu (Little Treasure for You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang