RXA 14

7.7K 536 36
                                    

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, latar, alur, atau mungkin jalannya cerita, itu hanya kebetulan semata

Hargai sebagai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste

Hard word / typo bertebaran
Sider's jauh-jauh sana
Jangan lupa vote komennya, bikin author seneng gak susah kok
__________________________________________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

Jam istirahat sudah tiba.

Keano saat ini sedang berkeliling di sekitar gedung IPA mengingat jika orang yang ia cari berada di Gedung IPA.

Tepat saat ia mendekati area belakang sekolah terdengar suara gaduh yang lumayan keras.

"Gue udah bilang kan? Jangan macem-macem! Udah bagus gurunya lupa kalau ada PR"

"Iya tuh, dasar caper"

'Emangnya salah? Aku cuma ngingetin kalau ada tugas'

Seorang siswa beralmamater lambang IPA terlihat meringkuk saat dua orang siswa di depannya kembali memukulinya.

"Mentang-mentang pinter jadi pengen nyari muka ke guru lo?"

Bugghh

"Dasar caper! Makin lama liat muka lo gue jadi muak tau! Kenapa gak mati aja sih?"

Dugghh

Di rasa puas memukuli siswa tadi, keduanya terlihat menatap remeh dirinya yang memegangi kepalanya yang sakit karena terluka.

"Lemah! Begini doang udah kesakitan"

"Udah caper penyakitan lagi! Emang bagusnya di habisin aja dia"

*
*
*
*
*
****
“Haha, bener, si Zayyan kan emang caper dari dulu”

“Ya jelas dia pantes dapet itu semua”

“Mentang-mentang pinter jadi pengen cari muka ke guru lo?”

“Lemah! Begini doang udah kesakitan”

“Udah caper penyakitan lagi”

“Bocah gak guna kaya lo lebih pantes mati tau gak?”

“Apa peduli gue? Jangan kira lo bisa ngadu ke guru tentang semua hal ini. Asal lo tau keluarga gue bisa aja langsung minta buat bunuh lo saat ini juga. Gak usah macem-macem sama keluarga Ghest'Auni
****
*
*
*
*
*
*

*Ghestauni

Keduanya menoleh ke belakang dengan takut saat mendengar suara mereka.

Dan mereka lebih terkejut serta ketakutan saat melihat seorang siswa dengan almamater IPS memegang ponselnya yang memperlihatkan rekaman suara mereka.

"S-siapa lo? Jangan kira bisa macem-macem sama kita! Gue bakal bilang ke daddy buat bunuh lo kalau gue bisa!"

"Keluarga Ghest'Auni ya? Kayaknya gak keberatan kalau mereka kehilangan satu dua nyawa kan?" Keano mendekat dan menyimpan ponselnya seraya mengeluarkan pisau lipat yang ia bawa.

Keduanya tersentak kaget saat melihat benda tajam itu. Tapi mereka tidak bisa mengatakan apapun karena leher mereka terasa di cekik sesuatu yang membuat mereka tak bisa bersuara.

Hawa keberadaan dan tekanan yang di keluar kan Keano cukup membuat mereka ketakutan.

"Gue gak mau mentolerir lagi, lagian Ketua OSIS itu gak akan keberatan kalau gue yang ngurus sampah kaya kalian"

[Transmigrasi] Peluru Kedua [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang