[44] Rio X Ano [Season 2]

251 40 0
                                    

"Did you guys ready for the ending of this story?"_author.










































Raya dengan perasaan was-was menatap sekeliling nya dimana Luqman sedang sibuk mengobati luka rekan-rekan nya.

Ia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk kabur, ia tidak ingin merasakan kehilangan lagi dan dirinya tidak ingin merasakan rasa sakit untuk kesekian kalinya lagi.

Dengan kaki telanjang nya ia berlari menuju tempat di mana sebelumnya ia dan rekan rekan nya melarikan diri. Berbekal ingatan yang kuat dirinya terus berlari sampai ketika dirinya berada di pertengahan jalan di mana ia mencium aroma darah yang menyengat.

Bau amis dan aroma daging yang terbakar benar-benar tercium oleh hidungnya sekarang. Tak ayal ada banyak bau busuk yang juga tercium olehnya. Hingga tak lama ada aroma sesuatu yang terbakar telah menyapa indra penciuman nya.

DUARRR!

Ledakan terjadi begitu saja, dan itu membuat Raya yang sedang berlari sempat terlempar dan jatuh tersungkur.

Raya menatap pias beberapa pohon yang ikut terbakar api yang membara besar di depannya. Menghiraukan rasa panas menyengat pada kulitnya Raya memaksakan diri untuk bangkit berdiri dan kembali mencoba berlari.

Brrrmmm! Ckkiittt!

Sebelum sebuah mobil bermerk berhenti tepat di depannya. Hal tersebut membuatnya merasa ketakutan mengira jika seseorang yang keluar hendak membawanya pergi.

"Kau tau di mana Ano?"

Namun siapa sangka? Seseorang itu juga mencari orang yang sedang ia cari sejak tadi.

Raya sontak bertatapan dengan manik mata setajam mata serigala yang menatap nya menuntut. Ia mengangguk pelan sebagai sahutan sebelum akhirnya seseorang itu membawanya untuk ikut masuk ke dalam mobilnya.

"Apa kau ingat kapan terakhir kali dia pergi?"

Raya menautkan alisnya terheran karena dirinya tidak mengetahui hal tersebut. Lantas ia menggeleng sebagai jawaban.

"Ck, menjengkelkan... Lalu untuk apa kau mencari nya?"

Raya menautkan jemarinya dengan gugup sebelum kemudian menundukkan kepalanya.
"R-raya h-anya ingin... Me-menolong nya... Ka-karena dia... Juga s-sudah menyelamatkan nyawa.. R-raya..." Jawabnya dengan terbata.

"Benar-benar... Anak itu mau sampai kapan terus berkorban selama ini... Hei, apa kau ingat di mana dia sekarang?"

Raya lantas mendongakkan kepalanya dan mengangguk mantap.
"R-raya.. Memang gak begitu tau di mana tempat nya tapi r-raya tau jalan ke sana... C-cuma... Jalan satu-satunya ke sana udah di tutup sama api..."

Raya menatap ragu ke arah depan di mana banyaknya kobaran api di sana. Apalagi dirinya sendiri cukup ragu apakah ingatan nya yang benar-benar jenius ini bisa menyelamatkan orang yang sudah mengulurkan tangan padanya.

"Pegangan, aku akan bergerak secepat mungkin"

Raya sontak memeluk sabuk pengaman yang entah sejak kapan sudah terpasang di tubuhnya. Dan benar saja pria yang ikut membawanya itu langsung melajukan mobilnya menerobos hutan merah tersebut.

'Kakak... Aku mohon... Tetaplah hidup!'

┉┉┅┄┄•(╥﹏╥)•┈┄┄┅┉

Beberapa Jam sebelumnya.

Viona Nabeel. Seorang wanita sosialita yang memiliki banyak penggemar dunia maya.

[Transmigrasi] Peluru Kedua [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang