RXA 23

4.5K 336 7
                                    


Warning!
Chapter 18+
Ada sedikit adegan tak pantas di chapter ini. Harap bijak memilih bacaan, bila perlu skip chapter ini karena tidak menampakkan MC di sini.

Sekali lagi harap bijak memilih bacaan!

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, latar, alur, atau mungkin jalannya cerita, itu hanya kebetulan semata

Hargai sebagai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste

Hard word / typo bertebaran
Sider's jauh-jauh sana
Jangan lupa vote komennya, bikin author seneng gak susah kok
__________________________________________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jduakk

Prang

"Aww... Ughh.. Panas"

"Ma-maaf, Ella g-gak sengaja..."

"Lo kalo jalan liat-liat anj!"

"M-maaf Ella g-gak sengaja... J-jangan ma-marahin Ella..."

"Heh anj! B*bi! Yang kena getah adek gue kenapa jadi elo yang nangis?"

Suasana Kantin sekolah SMA Harapan yang semula tenang dan tentram kini berubah jadi penuh bising-bising dan juga bisik bisik para siswa.

Yang mana asal acara bisik-bisik itu terjadi karena Leon yang tadi sedang berjalan santai ke arah mejanya tersandung sesuatu yang membuat kuah soto yang ia bawa tumpah mengenai tangan kirinya. Meski sebagian mengenai bagian dadanya.

Dan di depan nya terlihat ada Ella yang terlihat menundukkan kepalanya dalam-dalam saat mereka menjadi pusat perhatian. Nada bicaranya yang di buat serealistis mungkin tak membuat para siswa membela nya. Mereka justru menjatuhkan nya saat mendengar ucapan Yudis yang langsung menghampiri adiknya.

"Shhh, udah Bang, aku gak papa. Kita makan di luar aja" Ujar Leon seraya menarik kecil seragam yang dipakai Yudis.

"Kali ini aja lo aman sialan"

Yudis segera memapah adiknya untuk di bawa ke UKS terlebih dulu, meninggalkan kantin yang di penuhi cacian ataupun makian yang seperti bisik-bisik padahal terdengar jelas.

........
"Ahh shibal, most wanted nya keburu pergi. Cewe pick me sialan. Pake acara nabrak segala"

"Tau tuh, dia kira mentang-mentang nyontek bisa bikin dia di sanjung? Padahal nyatanya ada orang yang lebih unggul dari dia"

"Bener tuh, gue kecewa pernah nge-fans sama dia"

"PPB kek dia lo jadiin fans? Gila, otak lo di cuci dulu biar gak kotor kotor amat sama tipu muslihat dia"

"Aman, udah bersih kok"

"Dasar! Gara-gara dia, Leon jadi luka, awas aja"

"Padahal yang kena kan Leon malah dia yang nangis, mana tangisannya di buat-buat lagi. Dikira kita bakal kena tipu lagi sama muka centil nya itu"

"Biasa, cewe murahan apa sih yang engga"
.......

Ella mengepalkan tangannya menahan kesal saat mendengar gunjingan dari para siswa yang ada di kantin.

Ia bergegas pergi dari sana dengan langkah kesal menuju ke toilet siswi.

Ia menuju bilik kamar mandi dan mengunci pintu tersebut lalu mengeluarkan ponselnya untuk menelfon seseorang.

[Transmigrasi] Peluru Kedua [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang