[43] Rio X Ano [Season 2]

405 43 2
                                    


"Did you guys ready for the ending?"_author.









































Clara terdiam mendengar suara Nana yang terdengar jelas bergetar menahan tangis. Walaupun beberapa air matanya sudah mengalir membasahi pipi nya itu.

"Nana.. Jangan bilang... Abang Ano..."

"Abang Ano pergi... Dia pergi.. Padahal Nana udah nyaman sama Abang Ano... Tapi kenapa... Kenapa harus selalu ada masalah yang misahin Nana sama temen baru Nana?"

Aska terkejut mendengar ucapan Nana barusan. Ini... Ini di luar dugaan nya. Ini tidak seperti yang ia harapkan. Harusnya tidak begini.

Dengan tangan yang gemetar hebat Aska mengambil ponselnya guna menghubungi teman se-genk nya.
"Angkat Carel..."

"Dad, apa ada yang kau sembunyikan dari kami?" Tanya Galang ketika teringat yang memberi tahu semua rencana sebelumnya adalah ayahnya. Jadi ia berfikir ayahnya mungkin menyembunyikan sesuatu dari mereka semua.

"Hahh... Aku sudah menduga seseorang akan menanyakan itu" Sahut Aidan seraya mengambil sebuah bolpoin dan menekan suatu tombol pada bolpoin tersebut.

Yang ternyata itu bukan bolpoin melainkan sebuah alat perekam suara. Yang mana saat Keano dan Aidan pertama kali berbincang empat mata Aidan sempat merekam percakapan keduanya dengan bolpoin tersebut.

"Ayo buat kesepakatan"

"Tentang?"

"Aku yakin Tuan Yudistira tidak sebodoh itu mengenai masalah yang sedang menimpa kalian. Hanya karena aku dekat dengan Nana bukan berarti kau harus curiga sama seperti orang-orang yang berniat mencelakai nya"

"Aku tau, kondisi Keluarga Yudistira saat ini ataupun masalah yang mengenai Nana sampai saat ini. Jadi aku ingin membuat kesepakatan, dengan Tuan Yudistira menjelaskan siapa musuh yang sedang menyabotase Kediaman Utama Yudistira ataupun mengenai musuh yang mengincar Nana. Aku, Kean akan menuntaskan masalah ini sampai akar permasalahan ini hingga tuntas"

"Atas bukti apa yang bisa menjelaskan jika kau adalah Kean?"

"Aku adalah orang yang membantu jalannya operasi jantung pada Nana beberapa bulan lalu. Setidaknya kurasa salah satu putramu tidak sebodoh yang lain sampai bisa terkecoh dengan penyamaran ku ini. Aku mungkin memang anak SMA tapi aku juga bisa menjadi orang dewasa yang masuk dalam lingkup dunia bawah sekalipun"

"Apa yang perlu ku lakukan jika aku menyetujui kesepakatan mu?"

"Tuan Yudistira hanya perlu menjelaskan siapa saja musuh yang sedang menyabotase kediaman utama Yudistira saat ini dan musuh utama yang mengincar Nana. Sisanya aku ingin Tuan Yudistira mengikuti rencana ku, dengan begitu tidak akan ada korban dari kalian semua sekalipun pihak musuh memiliki ribuan penjaga sekalipun"

".... Aku akan memikirkan ini nanti"

"Aku memberi waktu untuk mu berfikir, setidaknya gunakan waktu itu sebaik mungkin"

Zzrrttt!

Aidan mematikan alat rekaman tersebut dan kemudian dirinya menatap ke arah yang lain di mana mereka terlihat terkejut begitu mendengar penjelasan dari Keano barusan.

[Transmigrasi] Peluru Kedua [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang