RXA 29

4K 332 5
                                    

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, latar, alur, atau mungkin jalannya cerita, itu hanya kebetulan semata

Hargai sebagai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste

Hard word / typo bertebaran
Sider's jauh-jauh sana
Jangan lupa vote komennya, bikin author seneng gak susah kok
__________________________________________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.......
"Kondisinya baik-baik saja, ia hanya kelelahan dan selebihnya tubuhnya lemas karena tidak ada asupan makanan yang masuk. Sebisa mungkin usahakan agar dia makan dengan teratur, untuk lukanya akan segera pulih. Dan demamnya akan membaik besok, saran saya usahakan dia tidak banyak beraktivitas dulu karena tubuhnya yang masih lemah"

Sesuai ucapan dokter kemarin, kondisi tubuh Keano hari ini sudah membaik. Demamnya sudah turun dan tubuhnya kembali fit seperti sedia kala.

Sebenarnya saat memeriksa, Dokter menemukan adanya banyak luka pada tubuh Keano, tapi Keano bersikeras pada sang dokter untuk tidak memberitahukan pada yang lain. Dengan alibi ia tidak ingin merepotkan mereka.

Saat ini Keano terlihat berada di ruang makan bersama yang lain. Ia terlihat sudah siap dengan seragam sekolahnya. Awalnya para orang tua melarangnya kembali ke sekolah karena mengingat ia baru sembuh, tapi sayangnya bujukan dari Keano entah bagaimana sangat ampuh pada mereka.

"Arcan hanya ingin melihat situasi saja, jika sudah terkendali Arcan akan menghubungi Bodyguard untuk menjemput"

Meski sempat meragukan akhirnya Ethan menyanggupi. Lagipula ia teringat saat di LA dulunya Keano mendiamkan mereka seharian karena selalu di larang melakukan apapun. Dan karena tidak ingin hal itu kembali terulang ia menyanggupi nya tapi dengan syarat.

"Biar nanti Sean yang menjemput mu, dan kalian yang bersekolah dengan Arcan tolong jaga dia ya"

Keano sendiri tidak menolak. Karena ia sekolah juga sebenarnya untuk mengembalikan trofi dan penghargaan lainnya yang belum ia kembalikan pada sekolah. Sekaligus melihat perkembangan di sekolah selama ia tidak ada.

Termasuk mencari tau penyebab anggotanya di serang.

"Mom, aku sudah kenyang"

Keano sedikit menjauhkan wajahnya saat Tia tak henti menyuapi nya. Ini kali pertama ia makan sebanyak ini. Padahal dulunya ia tak pernah makan sebanyak ini, jika bukan karena ia yang baru sembuh Keano sudah ingin makan sendiri. Tapi sejak tadi Tia bersikeras untuk menyuapi nya karena ingin.

"Hanya sekali ini saja ya, setelah itu baru minum obat" Ujar Tia seraya menyodorkan sesuap nasi lagi.

"Baiklah.."

Dengan pasrah Keano menerima suapan terakhir dari ibunya. Dan setelahnya baru ia di perbolehkan untuk minum obat. Niatnya sih ia di biarkan untuk di infus agar tidak perlu minum obat. Tapi Keano langsung menolak dengan tegas yang satu itu. Meski ia memiliki rasa dendam pada manusia salah satu hal yang sangat ia benci adalah jarum suntik apalagi infus. Membuat pergerakan nya terbatas ketika memakainya.

"Sudah selesai?"

Selesai meneguk air minumnya, Keano mengangguk menjawab pertanyaan Sean.

"Ayo berangkat"

Sean yang hendak menarik Keano agar pergi bersamanya terhenti saat Keano menghampiri kedua orang tuanya lagi.

"Mom, Dad Aku berangkat"

[Transmigrasi] Peluru Kedua [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang