[36] Rio X Ano [Season 2]

3.4K 234 19
                                    

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, alur, latar, atau mungkin jalannya cerita itu hanya kebetulan semata.

Hargai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste.

Hard word / typo bertebaran
________________________________________________________________

"Nona, orang yang anda perintahkan berhasil selamat. Dia di selamatkan oleh seseorang yang juga datang dari bar itu"

Seorang gadis dengan surai pirang nya terlihat mengeraskan rahangnya begitu mendengar jawaban dari orang suruhannya.

"BAGAIMANA BISA SELAMAT SIALAN!? Kalian bilang racun itu mampu merusak jantungnya dalam hitungan menit?" Ujar nya dengan penuh emosi.

"Kami benar-benar tidak tau Nona, tapi kami melihat orang yang anda minta untuk di awasi saat ini sedang bersama Kepala Keluarga Yudistira"

"Brengsek, terus awasi pergerakan nya. Jika ada kesempatan waktu yang tepat bawa dia padaku. Akan ku pastikan dengan diriku sendiri nyawa anak itu hancur di tanganku"

"Baik Nona"

PRAAKK

Gadis itu membanting ponselnya dengan perasaan kesal. Hingga kemudian ia mengacak-acak tempat nya berada.

Semuanya hingga hancur berkeping-keping. Entah itu vas bunga, peralatan make up, cermin, bahkan laptop yang ada di meja belajarnya saat itu kini ikut hancur.

"Jalang rendahan, lo bener-bener cari mati saat ini. Setelah ini gue bakal buat hidup lo menderita, bahkan buat orang-orang terdekat lo sekalipun"

Gadis itu beranjak ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Dirinya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah wastafel di sana yang terdapat sebuah kertas berisi strategi rencananya untuk membuat hidup seseorang hancur.

"Dengan rencana ini... Kau akan mati secara perlahan"

----•••

"BERDEBAH KALIAN SEMUA! Mau itu Wijaya, Maulana, Cakrawala, Erlangga, bahkan Orlando sekalipun... KALIAN AKAN MATI! KALIAN SEMUA AKAN MATI! AHAHAHAHA!"

Seseorang dengan pakaian serba putih, atau kerap di panggil sebagai White terlihat menatap dingin ke arah seorang gadis yang terikat rantai di balik jeruji yang ia lihat.

Ini sudah sekitar seminggu lebih Tuan nya menyerahkan apa yang harusnya ia lakukan padanya. Dan dari saat itu juga dirinya menggunakan tubuh gadis itu sebagai pemuas kepribadian nya yang gila akan darah.

Dirinya akan menggores tubuh gadis itu dengan pisau besi yang di panaskan setiap 5 jam sekali. Dan setelah waktu berlalu itu dirinya bisa melihat karyanya penuh dengan polesan darinya.

Tak jarang dirinya secara sadar menusuk bahu atau tangan gadis itu dengan tombak panjang. Di lanjut dengan merobek mulut nya sampai ke pipi lalu menjahit nya, tanpa anestesi apapun. Yang kemudian dirinya juga memberikan goresan kecil pada jari-jari gadis itu. Lalu dirinya akan memanaskan besi dan menusukkan nya pada kaki gadis tersebut.

Terakhir dirinya akan menyeret gadis itu secara paksa ke dalam bak mandi besar berisi campuran air lemon dan garam.

Tentunya itu membuat gadis tersebut kejang-kejang menggila seirama dengan luka-luka nya yang bereaksi akibat terkena cairan tersebut.

Dan yang membuat White betah terus melakukan penyiksaan secara berkala adalah karena gadis itu masih tetap hidup bahkan setelah dirinya mengobati (menutup luka) nya tanpa anestesi apapun.

[Transmigrasi] Peluru Kedua [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang