"Di misi kali ini, kita hanya di arahkan untuk melakukan penyamaran terlebih dahulu. Baru setelah rencana penyamaran berhasil Tuan Besar memberikan arahan selanjutnya mengenai misi ini. Dan misi kali ini sangat berbahaya"
"Kenapa di sebut berbahaya?"
"Kau datang terlambat Ethelwyn, ia di sebut berbahaya karena jalan masuk ke sana itu sangat sulit. Bahkan mereka menggunakan keamanan tingkat tinggi untuk mewaspadai siapapun yang berniat mencelakai akar permasalahan ini"
"Baiklah, ayo mulai bergerak"
°❀•°✮°❀°✮°•❀°
Setelah membiasakan diri selama beberapa bulan lamanya, Keano bisa mengakrabkan diri dengan keluarga dari temannya itu. Bahkan dirinya mulai terbiasa dengan perlakuan mereka yang kadang-kadang khawatir mengenai Nana.
Ngomong-ngomong soal Nana, hari ini dirinya sedang menemani Nana untuk membeli beberapa peralatan sekolah yang di perlukan.
Oh ya, keduanya juga pergi bersama Si sulung Edward mengingat khawatir nya Nana akan kenapa-napa.
'Aku tidak menyangka sikap protektif mereka sampai segini nya?' Keano diam-diam speechless melihat bagaimana akrabnya Edward maupun Nana yang sedang memilih buku di sana.
Drap.. Drap..
Hingga Keano di buat waspada ketika mendengar suara langkah kaki menghampiri nya.
Set! (?!?!)
Hingga ia di buat terkejut ketika tiba-tiba seseorang membekap mulut nya dan langsung membawanya pergi dari sana. Tanpa meninggalkan sebuah kecurigaan sedikitpun, apalagi karena posisi mereka sedang berada pada titik buta kamera CCTV sehingga membuat mereka melaksanakan aksi nya dengan lancar.
Tubuh Keano kemudian di seret dan di bawa menggunakan mobil. Yang kemudian mobil itu di bawa melaju menjauh dari tempat tersebut.
Keano tersadar jika sesuatu yang membekap mulutnya telah di beri obat bius. Itu sebabnya ia berpura-pura terlelap untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.
'Jika menurut prediksi harusnya bukan aku yang culik. Tapi... Kenapa aku di bawa sekarang?' Keano bisa merasa tangannya diikat menggunakan rantai bahkan tubuhnya juga di ikat menggunakan tali yang tebal.
Mulutnya diikat menggunakan kain sementara kepalanya di tutup menggunakan sebuah kain hitam.
'Aku tidak tau apa tujuan mereka, tapi semoga mereka tidak memikirkan masalah sepele ini'
•◦ೋ•◦❥•◦ೋ•◦❥•◦ೋ•
Setelah selesai berbelanja, Nana dan Edward pun berniat pulang. Namun sedari tadi mereka tidak melihat adanya Keano di mana pun.
"Apa jangan-jangan dia pergi ninggalin Nana?" Gumam Edward dengan firasat buruknya.
"Abang, gak baik loh berprasangka buruk ke orang lain. Dan lagi aku tau kok, Abang Ano itu di culik bukan hilang" Tukas Nana dengan santainya.
"Kamu! Kenapa bisa sesantai ini sih? Kita harus pulang dan ngasih tau Daddy sekarang" Tukas Edward dengan panik. Keduanya bergegas masuk ke dalam mobil dan beranjak pergi dari sana.
Dalam perjalanan pulang Nana menyentuh tangan Edward yang terlihat panik itu.
"Abang, jangan panik. Tenangin diri dulu, dan satu lagi jangan ngebut"Edward perlahan mulai tenang yang tak lama laju mobilnya pun perlahan mulai stabil.
"Abang Ano sebelum nya ngasih kode ke aku buat gak khawatir kalau dia kenapa-napa. Abang Ano sendiri udah tau kalau dia bakal di culik, makanya dia minta aku diam dan tetap bersikap biasa aja. Kalau gak pihak musuh bakal semakin gencar ngincar kita semua" Tukas Nana memberikan penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Transmigrasi] Peluru Kedua [End]
Teen FictionJudul sebelumnya : Transmigrasi Rio X Ano Season kedua "Done" Rio Adi Pratama Saat sedang dalam perjalanan pulang ke kediamannya di saat yang sama terjadi sebuah kecelakaan yang membuat nya tiada Bukannya menuju tempat terakhir nya ia justru berpin...