RXA 16

6.8K 503 4
                                    

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, latar, alur, atau mungkin jalannya cerita, itu hanya kebetulan semata

Hargai sebagai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste

Hard word / typo bertebaran
Sider's jauh-jauh sana
Jangan lupa vote komennya, bikin author seneng gak susah kok
__________________________________________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

Jika kondisi Markas Black Beast di penuhi suasana haru. Maka sama halnya dengan suasana kediaman Zayyan sekarang.

Keluarga Maulana saat ini di selimuti suasana antara senang dan juga haru. Putra kedua mereka Zayyan Maulana terlihat tidak lagi mengambil jarak dengan mereka. Bahkan saat ini anak itu sedang berada di pelukan Sang Ibu.

"Bener gak ada luka lagi?" Sang ibu terlihat menatap putra keduanya yang sejak tadi terus menempel padanya itu.

Sang ayah sendiri terlihat mengelus punggung putranya yang tak mau jauh dari istrinya itu.

"Bener Bu, gak percaya amat sih? Tadi ada yang nolongin Ayan tau gak? Dia orangnya keren walau serem, juga baik, walau serem, tapi Ayan belum tau dia dari keluarga mana?" Ujar Zayyan dengan raut wajah senang. Meski sempat merinding saat teringat Keano menghunuskan tatapan tajamnya.

"Hmm? Kalau boleh tau namanya siapa?" Sang ayah, Barra Maulana terlihat menatap putranya yang kini menatap ke arah mereka.

"Keano, dia minta Ayan buat manggil dia Ano, dari kelas 11a IPS" Jawab Zayyan dengan lantang.

Brurff

Ohok

Ohok

Fahri segera mengambil tisu untuk mengelap wajah Rifki yang basah karena tersedak air minumnya.

"Pelan-pelan minumnya" Ujarnya seraya menepuk pelan punggung adiknya itu.

"Bang Zayyan tadi bilang Bang Ano? Bang Keano yang satu kelas sama Ary?" Ujar Rifki sembari menatap penuh terkejut kakaknya itu.

"Hmm? Temen kelas? Abang gak tau, intinya namanya Keano kelas 11a IPS" Jawab Zayyan.

Fahri seketika terdiam mendengar nya, ia tidak salah dengarkan? Keano? Anak yang ia tolong beberapa hari lalu?

Anak itu benar-benar membantunya? Padahal ia kira ia menolak permintaan nya.

"Keano? Kayak gak asing" Sang ibu, Anna Adonnica terlihat memasang wajah berfikir.

"Keano Wijaya, dia dari keluarga Wijaya. Tapi sepertinya terjadi suatu konflik yang membuatnya tak ingin menyandang nama keluarga itu" Ujar Fahri seraya menatap orang tua nya.

"Hmm? Gimana Abang tau?" Ujar heran dari Rifki.

"Kemarin, Abang di panggil ke keluarga Cakrawala katanya ada yang sakit, Abang kira yang sakit salah satu dari mereka ternyata Keano yang saat itu sedang bertamu. Sempat kaget juga karena lukanya udah di diemin lima hari, tapi beruntung dia masih bisa selamat" Jelas Fahri.

"Emangnya apa yang terjadi? Apa sesuatu yang serius menimpa nya?" Barra bertanya penuh selidik saat merasa ada yang janggal.

"Kurang tau Ayah, pas Abang tanya tentang lukanya, dia bahkan gak mau jawab" Sahut Fahri dengan nada lesu.

Memang benar saat dirinya menanyakan tentang luka yang Keano dapat, anak itu tetap diam tak menjawab.

Jadi ia memutuskan untuk diam saja karena mungkin hal itu menyangkut privasi nya.

[Transmigrasi] Peluru Kedua [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang