[37] Rio X Ano [Season 2]

2.1K 159 9
                                    

|

|

|

|

|

|

|

—•• Semuanya palsu ••—

|

|

|

|

|

|

|

————•••

Keano menatap ke depan kadang sesekali ia akan menoleh ke jendela mobil di samping nya.

"Abang, perihal masalah yang terjadi pada keluarga kita apa memang hanya itu?" Tanya Keano tanpa menoleh.

Deon yang saat itu sedang menyetir mobil menatap sekilas adiknya itu. Lalu tangan besar miliknya terangkat mengusap kepala nya dan hal tersebut membuat Keano menatap ke arah nya.

"Masalah keluarga memang hanya ini, tapi masalah pribadi berbeda. Tidak perlu khawatir Dhaneswara tidak akan kalah begitu saja" Ujar Deon seraya mengusak surai legam adiknya itu.

"Aku hanya bertanya, lagipula masalah ku sendiri saat ini sudah harus ku tuntaskan" Sahut Keano di selingi membatin.

"Baiklah, kita sudah sampai. Abang nanti akan menyusul yang lain untuk tiba di tempat tujuan, jika kamu ingin pulang telfon saja Karya. Dia akan free setelah mengurus para hama itu" Ujar Deon seraya kembali fokus mengemudi.

"Hmm, apa tidak boleh pulang sendiri? Aku ada janji untuk menginap di rumah Zayyan" Ujar Keano seraya menatap jalanan kembali.

"Zayyan? Anak dari Tuan Barra itu?" Tanya Deon menautkan alisnya heran.

"Iya, dia mengajakku menginap sekalian untuk bermain di sana" Ujar Keano menyahut.

Tapi...
'Demi apa?! Masa iya gue kudu bohong terus biar di biarin keluar, anj'

Dalam hati dirinya mencak-mencak gak jelas karena mengingat sebagaimana ketatnya penjagaan keluarga nya pada dirinya.

"Baiklah, abang akan bicarakan ini dengan yang lain. Dan pastikan di bawah jam 12 malam kau harus sudah di rumah, mengerti?" Ujar Deon memberi izin.

"Ya aku mengerti"

'Jika bukan karena kisah ini masih berjalan, aku mana mau untuk menuruti ucapan mu'

————•••

Begitu sudah sampai di tempat tujuannya, Deon segera beranjak dari mobil memasuki bangunan yang terlihat penuh dengan bercak darah. Ada juga beberapa kerusakan seperti gerbang masuk yang penyok dan hancur.

Dinding di bangunan yang berlubang bahkan retakan nya menjalar sampai ke bagian lain.

Dengan langkah angkuh dirinya memasuki bangunan tersebut. Hingga begitu sampai di ruang tengah bangunan tersebut dirinya di buat memandang dingin tiga orang di depan nya.

"Sama sekali tidak ada perubahan ya? Putra Dhaneswara benar-benar buas" Ujarnya seraya mengambil sebuah Revolver yang tergeletak di dekat kakinya.

Lalu ia arahkan pada salah seorang wanita di depannya. Dan pelatuk tersebut pun di tarik.

[Transmigrasi] Peluru Kedua [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang