RXA 35 [Season 1 End]

5.5K 365 44
                                    

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, latar, alur, atau mungkin jalannya cerita, itu hanya kebetulan semata

Hargai sebagai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste

Hard word / typo bertebaran
Sider's jauh-jauh sana
Jangan lupa vote komennya, bikin author seneng gak susah kok
__________________________________________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

*

*

*

*

"Kondisinya membaik, matanya juga sudah pulih, hanya saja tangan kanannya sepertinya di paksa untuk bergerak. Itu membuat saraf tangan kanannya terluka, mohon pengertiannya agar pasien lebih membatasi  pergerakan nya"

"Dan maaf sebelumnya, mungkin karena kejadian yang menimpa nya ia akan mengalami gangguan pada mental nya, tergantung cara kalian untuk memulihkan kondisi nya dengan cara mengakrabkan diri dengannya"

Penjelasan dari dokter sebelumnya sudah cukup membuat mereka yang mendengarkan sedari tadi merasa sesuatu mungkin terjadi pada Keano.

Dan itu terbukti, dilihat saat dirinya mencoba di dekati ia reflek langsung menjauhkan dirinya seolah merasa kehadiran mereka adalah ancaman untuk nya.

Tia menghela nafas lesu melihat sedari tadi putra bungsu nya selalu menghindarinya. Bahkan dia enggan menatap mereka semua.

Hingga akhirnya ia berdiri dan beranjak menghampiri suaminya saat Kasa mencoba untuk mendekati Keano.

Kasa sadar jika yang terjadi pada Keano adalah karena dirinya. Tapi ia sendiri ingin jujur, ia tidak tau dan tidak menduga Keano akan melihat dirinya yang menembakkan peluru penghancur pada Gerland. Yang mana kala itu jaraknya sangat dekat dengan kepalanya. Dan ia akan bertanggung jawab karena kondisi Keano bagaimana pun juga nantinya adalah hasil dari tindakan nya.

"Kea"

Keano menautkan jemarinya. Ia padahal sudah sangat berharap orang-orang disini pergi meninggalkan dirinya sendirian. Ia butuh waktu sendiri sekarang. Dan ia tidak ingin di ganggu.

Pikirannya masih bercabang memikirkan kejadian tadi dan ia benar-benar masih merasakan rasa takut yang terasa pada kehidupan nya yang lalu.

Ia padahal berfikir jika dirinya akan mati saat itu juga, ia benar-benar merasa akhir perjalanan sampai saat itu saja. Dan ia tidak menyangka ternyata Kasa menargetkan Gerland bukan dirinya.

"....a"

"...ea"

"..... Kea"

"Keano"

Keano reflek menjauhkan tangannya saat seseorang mencoba menggenggam tangan nya lagi. Lantas ia mendongak dan melihat Kasa yang menatap nya cemas.

"Kenapa? Apa ada sesuatu yang menganggu?" Ujar Kasa saat menyadari tatapan kosong dari Keano.

Keano tidak menyahut tapi dirinya menundukkan kepalanya enggan menyahut.

"Butuh sesuatu?" Tanya Kasa sekali lagi. Berharap adiknya itu mau menyahut.

Hingga ia bisa melihat jika bahu sang adik kembali bergetar. Tubuhnya bergerak untuk memeluknya dan menenangkan nya.

Greb

Keano kontan membeku saat tubuhnya di peluk seseorang. Dirinya tetap diam mencoba mengacuhkan seseorang yang sedang memeluknya itu meski tubuhnya kembali bergetar ketakutan.

[Transmigrasi] Peluru Kedua [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang