[39] Rio X Ano (Season 2)

866 73 18
                                    

Pagi harinya.

"Kak Keano, Nana boleh tanya?"

"Tanyakan saja"

Keano dengan diam mendengarkan ucapan Nana barusan. Sesekali dirinya akan mengambil buku miliknya dan membaca buku cerita tersebut.

"Kakak punya saudara gak?"

"...."

Keano terdiam beberapa saat, namun kemudian ia meletakkan buku cerita nya di meja dan duduk tegap ketika merasa perbincangan mereka akan serius.

"Kenapa kau penasaran tentang hal itu?" Bukannya menjawab Keano justru berbalik bertanya.

"Cuma penasaran aja, soalnya pas kemarin-kemarin aku ke sekolah ada kalau gak salah empat atau lima orang yang hampir seumuran kaya Aska ngaku saudara nya kakak, padahal marga keluarga mereka beda-beda" Jelas Nana.

'Hah? Apa? Gue di panggil kah?' Aska yang saat itu melamun di buat linglung sendiri ketika Nana menyebutkan nama nya.

"Begitu ya, mereka hanya kerabat keluarga ku. Aku tidak memiliki hubungan dengan mereka. Lagipula saat ini krisis besar sedang berlangsung di kediaman kami" Keano menajamkan tatapannya untuk melihat situasi.

Karena posisi mereka saat itu sedang berada di ruang terbuka (Taman Kediaman Yudistira) sehingga mungkin saja akan ada beberapa pengintai yang menguping pembicaraan mereka.

"Oh gitu"

"Boleh aku bertanya sekarang?" Keano menoleh dan melihat ke arah Aska yang sedang memainkan ponselnya.

"Hmm, tanyakan saja"

Aska mengutak-atik ponselnya lalu menunjukkan sebuah gambar pada Keano.
"Apa Abang tau lambang ini?"

'.... Itu lambang Mafia... Sebentar, di lihat dari motifnya ini sepertinya bukan sembarangan. Tidak seperti yang ku lawan sebelumnya, yang ini lebih rumit walaupun tidak sekuat yang ku lawan dulu'
"Aku tidak bisa menjawab sekarang karena ada anak di bawah umur"

"💢 Ap—Nana udah gede ya!? Nana udah mau 17 tahun besok!"

Tak terima di katai anak kecil, Nana tentunya di buat kesal. Ada imager kesal di kepalanya tapi tidak seirama dengan wajahnya yang terlihat girly.

"Oh, baguslah. Karena aku sendiri lupa dengan umurku" Sahut Keano dengan santainya. Matanya memberikan kode isyarat pada Aska yang masih menatap nya.

'Kita bicarakan nanti'

'... Hahh... Oke'

Aska pun menyimpan kembali ponselnya dan memperlihatkan lembar buku pada Nana.
"Tapi Nana keliatan banget mirip sama dia loh"

"(💢>∇<)ノ Aska kamu jangan ikut-ikutan!"

"Ahahaha, habisnya kamu itu beneran cowo tulen apa bukan sih? Keliatan banget cantiknya" Ujar Aska seraya mengusak surai perak milik Nana.

"Nana cowo tulen!"

"Tapi cantik"

"Aska! Nana aduin Daddy loh!"

"Terserah, aku gak takut sama Daddy"

"(╬ Ò ‸ Ó) ya udah Nana aduin sekalian ke Abang Galang!"

Dengan perasaan kesal Nana beranjak dari kursinya dan memasuki kediaman Yudistira. Sementara Keano dan Aska hanya menatap kepergian nya dari ekor mata mereka.

"Dia udah gak ada, jadi apa jawaban Abang?" Ujar Aska seraya membenarkan posisi duduknya.

"Heh, tak ku sangka kau orangnya kepo, persis seperti Ary" Keano dengan santai mengambil kaleng cola yang di sediakan dan menenggak minuman bersoda tersebut.

[Transmigrasi] Peluru Kedua [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang