RXA 17

6.7K 452 27
                                    

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, latar, alur, atau mungkin jalannya cerita, itu hanya kebetulan semata

Hargai sebagai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste

Hard word / typo bertebaran
Sider's jauh-jauh sana
Jangan lupa vote komennya, bikin author seneng gak susah kok
__________________________________________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

"Jadi ada apa Ketua ngumpulin kita?" Keano menatap satu persatu Anggota Black Beast yang saat ini sudah berkumpul semua di parkiran sekolah.

Beruntung hari sudah menjelang sore sehingga hanya ada mereka di sana.

"Tiga hari lagi"

Para Anggota Black Beast terlihat terheran mendengar ucapan Ketua mereka.

"Aku gak di sini untuk dua bulan ke depan, jadi aku akan menitipkan tugas pada kalian"

"APA?" Langit berucap kaget saat mendengar penjelasan singkat Keano.

"Ta-tapi kenapa? Ketua mau pergi kemana?" Ira terlihat berucap dengan gugup saat mendengar penjelasan Keano.

"Kepala Sekolah mengatakan aku di pilih sebagai perwakilan lomba Antar Sekolah di Luar Negeri, aku menyampaikan ini karena aku tidak ingin kalian was-was saat aku tiba-tiba tidak ada di sini untuk dua bulan ke depan" Jelas Keano seraya menatap Anggota nya.

"Tugas apa yang Ketua arahkan untuk kita? Kita siap untuk menjalankan nya" Ucapan dari Theo sukses membuat Anggota Black Beast yang semula masih memasang wajah sedih segera mendengarkan dengan baik apa yang akan di sampaikan Keano.

"Gunawan Surya Cakrawala, Rifki Maulana, Akaino Erlangga, Zayyan Maulana, aku ingin kalian mengawasi mereka berempat saat di luar Sekolah. Jika di sekolah kalian yang merasa sekelas dengan mereka berteman lah untuk melindungi mereka" Ujar Keano seraya mengutak-atik ponselnya.

Ting

Suara notifikasi masuk ke ponsel mereka masing-masing dan melihat data tentang empat orang anak yang Keano jelaskan itu.

"Keluarga mereka sedang mengalami krisis dimana mereka juga sama seperti kalian" Ujar Keano kembali menatap Anggotanya.

"Menjadi incaran?" Rey terlihat berucap seolah menebak ucapan Keano.

"Benar, aku tidak memaksa kalian untuk benar-benar menjalankan tugas ini, bagaimanapun kalian sendiri juga menjadi incaran orang-orang dunia bawah" Sahut Keano membenarkan.

"Kami gak keberatan" Alex, Kala, Vero dan beberapa Anggota yang lain terlihat berucap serempak menolak pembenaran tentang ucapan Keano.

"Ketua udah banyak dan sering bantu kita cuma biar kita ngerasa aman dan nyaman selama kita ngejalanin hidup kita. Jadi kita gak mungkin menolak perintah Ketua cuman karena mereka juga sama kaya kita" Ujar Alex mewakili perasaan Anggotanya yang lain.

Keano tertegun sejenak sebelum akhirnya tersenyum kecil.
"Aku mengandalkan kalian"

"Hari sudah hampir malam, kalian bisa pulang ke Markas, dan Rey" Keano beralih menatap Rey yang sejak tadi mendengarkan dengan baik.

"Ya? Apa ada sesuatu yang Ketua butuhkan?" Ujar Rey yang paham dengan maksud Keano.

"Selama aku pergi, jaga anak-anak" Ujar Keano menatap Rey dengan tatapan lembutnya.

Rey sejenak terhenyak melihat tatapan hangat dari Keano. Sebenarnya tak hanya dirinya, Anggota lain yang melihat nya juga jadi terdiam.

"Rey?"

[Transmigrasi] Peluru Kedua [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang