RXA 22

4.9K 353 31
                                    

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, latar, alur, atau mungkin jalannya cerita, itu hanya kebetulan semata

Hargai sebagai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste

Hard word / typo bertebaran
Sider's jauh-jauh sana
Jangan lupa vote komennya, bikin author seneng gak susah kok
__________________________________________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

Begitu sampai di kediaman Wijaya, Keano tidak masuk melalui pintu depan melainkan langsung masuk ke balkon kamarnya. Yang mana ia langsung bergegas menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa hingga dua bulan ke depan.

Setelah selesai, baru Keano memutuskan istirahat sebentar sekalian membaca buku pemberian Arjuna. Selain memiliki IQ yang terbilang tinggi, Keano memiliki kemampuan membaca dengan cepat. Itu sebabnya ia bisa menyelesaikan tugas dengan cepat.

"Sebagian besar isinya mirip dengan yang pernah ku baca di kehidupan ku yang dulu. Tapi sebagian nya lagi terlihat berbeda dari materi yang ku pelajari. Heh, tak ku sangka perjalanan ku kemari berujung membuat ku menemukan keluarga seperti mereka....."

Keano menutup buku yang ia baca seraya menatap ke luar balkon.
"Keluarga... Ya?" Gumam Keano seraya menatap ke arah cermin dimana ia melihat bayangan dirinya di sana.

Di sentuh nya perban yang menempel di leher putihnya itu lalu naik ke arah pipinya.
"Memangnya.... Keluarga itu... Seperti apa?" Keano menunduk menatap kedua tangannya yang terlihat sebagian perban melilit nya.

Ting

Notifikasi dari ponselnya membuyarkan lamunan Keano. Ia langsung mengambil ponsel tersebut karena mengira jika yang mengirim pesan adalah Kasa.

Grrttt

Tapi pandangan Keano seketika menggelap saat melihat siapa yang mengirim pesan tersebut.

"Brngsk!"

“Malam ku sampaikan untuk mu 'Tuan Malam'. Aku baru saja mendapat laporan jika kau menghabisi bawahan ku seorang diri. Jadi apa kau ada waktu untuk kita bertemu Tuan Malam?”

Keano sejenak terdiam untuk menimang rencana yang akan ia lakukan. Mungkin terbilang beresiko tapi setidaknya tidak di dekat orang-orang yang saat ini di bawah naungan nya.

“Apa maumu brdbh! Aku tidak ada waktu”

“Oh ya, perlu kau ingat jika aku saat ini ada di Kota Los Angeles. Tempat mu denganku tidak jauh bukan?”

“Pengecut! Jika kau berani jemput aku saat hari ujian ku selesai”

“Aku merasa tertantang Tuan, aku akan menunggu urusanmu selesai”

Keano langsung membanting ponselnya hingga hancur ke lantai. Ia kira orang yang baru saja menghubungi nya hanya orang kurang kerjaan yang ingin menipunya.

Tapi ia justru salah, ternyata pihak seberang adalah Ketua Mafia Dark Wall. Musuh utama para keluarga ternama yang mengakibatkan banyaknya pertumpahan darah hanya karena gadis sialan itu.

Melihat dari balasan jika lawan bicara mengetahui ia akan ke Los Angeles tentunya membuat ia geram. Apalagi saat lawan bicara dengan santai menanggapi tantangan nya.

"Brngsk! Bocah sialan itu benar-benar nguji kesabaran gue. Huffttt... Oke.. Karena bidak catur lo udah mulai bergerak seenggaknya gue juga harus nggerakin pion utama gue" Keano meraup wajahnya untuk mengurangi emosi yang sesaat hinggap menyelimuti dirinya.

[Transmigrasi] Peluru Kedua [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang